Part 23:

6.1K 384 91
                                    

Pagi itu Erna masuk kedalam kamar Anaya sedang Zara masih sibuk menyiapkan pesta hidangan kecil untuk ulang tahun putrinya. Erna membangunkan Anaya, setelahnya dia membantu Anaya mandi dan mendandani gadis kecil itu.

"Cucu nenek hari ini ulang tahun, kan?"tutur Erna sambil menyisiri rambut Anaya. Mereka berdua duduk ranjang sedang Anaya duduk bersila di hadapannya.

"Iya nek! Yang ke 8 tahun!"seru Anaya semangat.

"Nenek udah siapin hadiah dong buat kamu,"

"Wahhh, hadiah apa nek?"

Erna membalik tubuh kecil itu menghadapnya, "Hadiahnya kan udah nenek bawa kemarin,"

"Kemarin? Hadiah yang mana?"tanya Anaya dengan bingung.

"Tante Bella...,"

Kening Anaya berkerut, "Kenapa dengan aunty Bella, nek?"

"Aunty Bella itu yang akan kasih hadiah ke kamu,"

"Kok bisa?"

"Anaya selama ini ingin apa? Sesuatu yang tidak pernah diberikan mama ke Anaya?"

"Hmmm...,"gadis itu tampak berpikir keras, "Mainan?Bukan...,"lama dia berpikir membuat Erna memancingnya.

"Yang dimiliki oleh orang lain tapi Anaya tidak?"

Seketika gadis kecil itu menoleh menatap sang nenek dengan mata berbinar, "ADIKKKKK?!"pekiknya.

"Aunty Bella, bisa kasih Anaya ADIK?!"

"Bisa dong!"Erna tertawa puas melihat wajah polos Anaya yang terlihat begitu bahagia padahal itu adalah kehancuran bagi mama kandungnya.

"Yeyeyyeyeyeye..., asikkk Anaya bisa punya adikk!"gadis keci itu melompat-lompat kegirangan di atas ranjang.

Erna memanggilnya kembali duduk, "Tapi Anaya harus bisa bantu nenek!"

"Bantu apa nek?"

"Anaya harus bisa jagain Aunty Bella. Dan Aunty Bella harus jadi mamanya Anaya,"

"Kenapa harus jadi mamanya Anaya? Kan Anaya udah punya mama?"

"Nah, Anaya gak mungkin bisa dapat adik kalau sama mamanya Anaya yang sekarang. Tapi Anaya bisa dapat adik dari Aunty Bella. Anaya ingin punya adik, kan? Seperti teman-teman Anaya? Anaya juga tidak ingin kesepian kan?"

Gadis itu menggeleng sambil menunduk gusar. "Kalau jadi mamanya Anaya berarti aunty Bella harus tinggal sama Anaya dan papa dong?"

"Iya tentu saja! Anaya juga harus jaga aunty Bella dari mama?"

"Kenapa? Mama enggak jahat kok sama aunty Bella?"

Erna menahan senyum devilnya, "Kalau mau perut aunty Bella cepet tumbuh dede bayi mama harus jauh-jauh biar gak bikin aunty Bellanya sakit atau kecapean."

Erna tersenyum ketika gadis kecil itu menatapnya dan tersenyum polos. "Hmmm, oke nek! Aya bakal jagain Aunty Bella...,"

"Eittttss..., manggilnya kalau begitu bukan aunty lagi dong sayang,"

"Terus?"Aya mengerutkan dahinya.

"Mami, atau bunda! Kan Aunty Bella akan jadi another mommynya Anaya."

"Waahhhh..., kalau Mami Bella aja gimana nek?"

"Bagus sayang,"Erna memeluk Anaya yang tersenyum senang dibalik punggungnya juga dirinya sendiri yang tersenyum penuh kemenangan.

"Satu kekuatanmu sudah kuhancurkan Zara, hanya tinggal satu lagi dan kau akan musnah dari keluarga Khaidar... hahahahah...,"

Zara saat ini sedang berjalan ke arah kolam renang yang berada tepat disamping rumah yang terbatas oleh jendela yang ada disamping ruang keluarga. Zara hanya ingin menikmati udara segar dan menenangkan pikirannya.

I'M SORRY MAMA! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang