Siapa yang nungguin?
Maap telat ya! Happy baca.
***
ANAYA. Sebuah nama yang begitu indah yang walau dalam keindahan itu dia tidak bisa memberikan sebuah nama lain yang sudah dia persiapkan jauh hari sebelum putri kecilnya itu melihat dunia.
Zara saat ini duduk termenung di sebuah taman kecil yang berada di sekitaran apartement wanita yang menolongnya itu. Setelah menceritakan banyak hal kepada Melisa, berat bagi Zara karena semua itu memicu luka dihatinya semakin dalam.
Sangat menyakitkan ketika menyadari bahwa hari ini adalah pernikahan Yusuf dan Bella. Juga putri kecilnya yang berada di sana yang pasti akan bahagia sedang dirinya merasa begitu terpuruk dan hancur.
Zara menatap hamparan tanah kosong di bawah kakinya. Jari telunjuknya mengukir sesuatu di tanah itu. Sebuah ukiran nama tertulis di sana. Bukan Anaya, tetapi...
"Zoya..,"lirihnya. "harusnya ini adalah nama yang tersemat untuk putriku. Zoya artinya adalah sebuah kehidupan."tatapan sendu kembali terpancar di matanya yang begitu basah.
"Kamu adalah kehidupan mama, tapi sekarang kenapa kamu membuang mama dari hidupmu,putriku."
"Mama bisa apa jika alasan mama bertahan di sana sudah tidak menginginkan mama. Kamu mempercayai orang lain, dan melukai hati mama. Cinta yang mama berikan lebih besar dari segala harta yang mereka milik..,"
Zara memejamkan matanya dalam, air mata itu mengalir deras di pipinya. "Tapi, kenapa kamu tidak mengerti."
Zara mendongakan kepalanya menatap langit mendung di atasnya, "Ya Allah, aku tidak tahu harus kemana setelah ini. Bisakah aku memohon padamu perlindungan untuk putriku selama aku tidak di sampingnya?"
Bahu Zara bergetar hebat menahan tangis, hatinya begitu rapuh saat ini. Zara tidak putus asa, tapi dia pasrah dan menyerahkan semua hal yang terjadi dalam kuasa dan perlindungan sang maha pencipta.
"Mungkin sudah cukup bagiku untuk berada di sisi putriku selama ini. Jikapun aku harus pergi dan menjauh dari kehidupan putriku untuk sekarang. Kumohon pertemukan aku lagi denganya di masa depan! Perlihatkan padanya arti sebuah kebenaran dan kebaikan. Agar dia bisa kembali pada jalan yang selalu berada dalam petunjuk darimu."
"Kutitipkan dia Ya Allah. Kumohon lindungi selalu putriku dalam perlindunganmu."
***
Di sisi lain, tepatnya di kamar Anaya gadis kecil itu terlihat begitu gembira dan antusias melihat Bella yang tengah dirias oleh para perias. "Mami Bella cantik banget!"serunya berbinar.
"Terima kasih sayang! Anaya juga cantik banget!"balas Bella melirik Anaya dari pantulan cermin di depannya. Sebab Anaya tepat ada di samping dirinya, sambil menunggunya berhias.
Erna yang sedang mengurus sesuatu di kamar itu lantas ikut menghampiri Bella dan Anaya. "Anaya suka kan sama mami Bella?"tanya Erna.
"Suka, nek!"jawabnya dengan wajah yang sangat polos.
"Nah, nanti Mami Bellanya di jaga baik-baik, ya,"Erna kemudian membungkuk dan membisikan sesuatu ketelinga Anaya. "Biar cepet dapat adiknya."
Anaya menoleh dan tersenyum semangat, "Siyap nek!"
Erna tersenyum puas dengan reaksi polos Anaya. Kemudian Erna meminta Anaya untuk bermain di luar. Dan Erna juga menyuruh para perias meninggalkan mereka berdua setelah selesai merias Bella.
"Kau senang sekarang?"tanya Erna, dengan kedua tangan terselip di dadanya. "menjadi menantu keluarga Khaidar?"
"Tentu saja Ma!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY MAMA! (New Version)
Historical FictionWellcome back in my story Im sorry mama kembali hadir setelah berabad-abad hiatus bersama dengan authornya. Kini hadir dengan versi terbaru. Semoga kalian suka, no description just ready to read guys... Enjoy... 💗💖💗