Matahari kembali ke peraduannya. Kini hamparan langit biru cerah yang bertenggerkan awan bak kapas putih telah digantikan perannya oleh langit gelap tanpa bintang. Selepas mandi, Violin segera bergegas ke meja makan untuk makan malam. Ternyata kedua orangtuanya sudah menunggunya. Ia duduk dan mulai mengambil nasi beserta lauk-pauknya. Seperti malam-malam sebelumnya, makan malam kali ini terasa begitu hangat.
Sepertinya kata hangat tidak tepat disematkan untuk makan malam kali ini. Entah ada angin dari mana orangtuanya tiba-tiba menanyakan tentang Aal kecil. Sontak saja hal tersebut membuat Violin tersedak makanannya sendiri.
“Pelan-pelan, Sayang. Ini minum dulu.” Mamanya menyodorkan segelas air putih untuk diminum Violin.
Violin segera meneguknya hingga tandas. Entah mengapa ia merasa gerah setelah mendengar pertanyaan dari orangtuanya. Tak mau terjebak obrolan mengenai Aal bersama kedua orangtuanya, Violin pun segera menghabiskan makanannya.
“Aku ke kamar dulu, Ma, Pa,” ucapnya lalu bangkit dari kursi.
Violin berjalan dengan tidak santai menuju kamarnya. Dengan langkah lebarnya, akhirnya ia sampai juga di kamarnya. Ia merebahkan diri di kasur. Pikirannya masih terpaku pada pertanyaan orangtuanya mengenai Aal yang hingga kini tak ia ketahui bagaimana kabarnya dan di mana keberadaannya.
Tak berselang lama, otaknya menemukan memori kecil yang membuat Violin segera bangkit dari acara rebahannya. Bukan, bukan memori tentang Aal, tapi memori tentang ulangan harian yang akan dilaksanakan besok pagi. Hampir saja ia lupa. Dasar Violin.
Violin duduk di kursi belajarnya, menyalakan lampu belajar, lalu membuka bukunya. Lima menit pertama, Violin bersemangat. Memasuki menit ke sepuluh, otaknya mulai sedikit melambat. Di menit ke tiga puluh, Violin angkat tangan. Ia memang tidak terlalu suka materi ini. Ditambah lagi kemampuannya memang bisa dibilang kurang untuk mapel yang satu ini.
Violin memilih untuk bermain bersama ponsel kesayangannya. Ia mulai membuka instagram. Scroll feed dari atas sampai bawah dan mengulanginya. Hingga ia teringat tentang kejadian di sekolah tadi. Ia segera menutup aplikasi Instagram dan beralih menuju kontak. Ia melihat nomor Refal dan merasa kecewa karena nomornya berbeda dengan nomor togel yang akhir-akhir ini membuatnya penasaran.
Butuh waktu sekitar lima menit bagi Violin memutuskan untuk menghubungi Refal. Ia memilih untuk mengirim pesan saja kepada Refal. Entah sudah berapa kali Violin menghapus setiap kalimat yang ia ketikkan di layar. Pada akhirnya ia hanya mengirim pesan yang begitu singkat, padat, dan jelas.
Violin Algezza: Fal
Cukup lama Violin menungggu balasan dari Refal. Ia pun mencoba untuk mengirim pesan lagi.
Violin Algezza: Refal
Satu detik, dua detik, tiga detik. Ting! Satu notifikasi muncul. Violin segera mengecek ponselnya. Namun, sayang seribu sayang, itu bukan balasan pesan dari Refal. Melainkan notifikasi dari akun instagramnya. Violin menggerutu karena Refal tak kunjung membalas pesannya.
“Nggak punya kuota kali, ya, tuh anak,” tanyanya pada ponsel di tangannya.
Tepat setelah itu, ponselnya kembali berbunyi. Yaps, itu adalah balasan pesan dari Valdo. Violin segera membukanya.
Refal Sheo: Hm?
“Ini anak udah balesnya lama, singkat pula balesannya. Dasar ajaib,” gerutu Violin.
Violin Algezza: Kurang lama lo balesnya
Violin Algezza: Ga sekalian nunggu perang dunia ketiga aja balesnya,-
Refal Sheo: Gausah basa-basi
Balasan Refal berhasil Violin merasa dongkol. Ia hanya bermaksud agar Refal setidaknya meminta maaf karena membuatnya menunggu lama. Namun, ia malah dibilang basa-basi. Violin mencoba untuk menenangkan diri. Menghadapi Refal memang butuh kesabaran ekstra.
Violin Algezza: Gimana sama project buat lomba?
Refal Sheo: Ga gmn2
Violin melotot membaca balasan Refal. Benar-benar anak satu ini menguras banyak kesabarannya. “Sabar, Lin, sabar,” ucapnya sembari mengelus dada.
Violin Algezza: Gue serius, Fal
Refal Sheo: Gue lebih serius, Lin
Belum sempat Violin membaca balasan pesan dari Refal, ketukan di pintu kamar menginterupsinya. Ia langsung mengunci ponselnya ketika seseorang masuk ke kamarnya.
Happy reading in our project!
Thank you for reading!
Krisarnya, yaa. Karena kami juga manusia, xoxo.
By: Sisiputtttt
![](https://img.wattpad.com/cover/200438615-288-k458793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ComeBack [COMPLETED]
Teen FictionTAHAP REVISI! [25 Day Make A Story A'R Squad] Kembali. Itulah yang diinginkan seorang gadis remaja yang kini baru memasuki kelas sebelas, gadis tersebut bernama Violin. Sedari dulu ia ingin sekali sahabat kecilnya kembali, sahabat yang dulu pernah...