24. Pengakuan

22 3 0
                                    

Violin berjalan malas ke arah kelasnya, ia sebenarnya tak ingin sekolah hari ini dan lebih memilih untuk berbaring sebentar untuk beristirahat, tapi apalah daya ibunya memaksanya untuk sekolah karena sudah seminggu ia tidak sekolah.

Violin duduk di kursinya dan memilih untuk menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangannya. Ia menyadari seseorang duduk di depan mejanya, lamat-lamat terdengar suara cewek yang memanggilnya.

“Lin.” Violin terbangun, ia menatap Sasa yang ada di depannya.

“Gue ganggu lo ya ? Maaf,” ujar Sasa segan.

“Gak papa kok Sa, ada masalah apa ?” tanya Violin.

“Lin, gue pengen cerita. Tapi sebelumnya gue minta maaf.”

“Minta maaf buat apa ?” tanya Violin heran, emang Sasa ada salah dengannya ? ia rasa tidak.

Sasa menarik nafas pelan, kemudian ia memberanikan diri menatap manik Violin, Sasa mulai menceritakan semuanya dari awal.

FLASHBACK ON

Sasa memasuki cafe dan melihat sekeliling untuk mencari Algis, tampak Algis yang sedang duduk di samping jendela. Sasa menghampiri Algis dan duduk di hadapannya.

“Udah lama ya ?” tanya Sasa, Algis tersenyum.

“Gak papa, gue juga baru sampe.” Sasa diam, menunggu Algis bicara.

“Lo mau mesen apa ?” Tanya Algis yang mendapat gelengan dari Sasa.

“Gue gak laper kok, lo aja yang mesen,” jawab Sasa sambil tersenyum. Algis hanya mengangguk dan memesan satu minuman. Setelah minuman datang keduanya hanya terdiam, entah kenapa Sasa merasa tidak enak.

“Sa, gue boleh minta tolong gak sama lo ?” tanya Algis setelah sekian lama terdiam.

“Minta tolong apa Gis ?” Tanya Sasa bingung, tidak biasanya Algis minta tolong kepadanya.

“Jadi gini. Gue pengen lo malsuin surat dokter Refal.”

Sasa diam, Algis menyuruhnya memalsukan data orang lain?

“Gue tau ini salah, tapi ini demi kebaikan Violin. Gue gak mau dia terus berharap sama Refal yang jelas-jelas gak baik buat dia. Gue minta tolong banget Sa, Cuma lo yang bisa gue minta pertolongan.”

Sasa nampak berpikir sebelum akhirnya berbicara. “Ini salah Gis, gue gak mau berbuat yang gak baik,” tutur Sasa pelan.

“Cuma lo harapan satu-satunya gue Sa, janji gue gak bakal minta apa-apa lagi setelah ini. Lo mau kan Sa ?” tanya Algis mendesak.

Sasa terdiam, apa yang harus ia lakukan ? Apakah ia harus membantu Algis ? Tapi apa yang dilakukan Algis salah, ia harus bagaimana sekarang ?
Sasa menghela nafas kasar.

“Oke gue bantu lo, tapi cuma kali ini aja.” Algis yang mendengarnya tersenyum senang.

“Makasih Sa, lo memang yang terbaik.” Sasa hanya tersenyum kaku membalas ucapan Algis. Apakah tindakannya sudah benar ?

FLASHBACK OFF

Violin yang mendengar apa yang diceritakan oleh Sasa hanya terdiam, jadi ia selama ini dibohongi oleh sahabatnya sendiri ?

“Maafin gue Lin, gue gak bermaksud bohongin lo sama sekali,” ucap Sasa merasa bersalah, ia takut Violin marah. Karena semenjak awal cerita Violin hanya diam sambil mendengarkan.

“Lo boleh marah sama gue Lin, tapi plis jangan diem gini.”

Violin tersenyum, “Gue gak bakal marah sama lo Sa.”

Sasa yang mendengarnya merasa lega. “Sekali lagi maaf banget Na, karena gue lo jadi tertipu.”

Bel masuk berbunyi, Violin yang mendengarnya hanya menatap malas ke arah pintu, ya di sana ada Algis yang baru saja memasuki kelas.

“Gue balik dulu ya Lin.” Violin mengangguk dan menatap Sasa yang sudah keluar dari kelasnya.

Setega itukah Algis padanya? Ia tidak habis pikir kenapa Algis bisa melakukan hal seceroboh ini. Ia ingin marah, namun ia malas untuk menanggapi hal itu saat ini.

Happy Reading in our project, guys!

Thank you for reading!

Krisarnyaa

(29 Oktober 2019)

By: Denis_Ariski2312

ComeBack [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang