NIGHT TURNS INTO A NIGHTMARE.

44 3 1
                                    

"Bangsat Gerry kau tak apa?" Dengan sigap Ryan mengikat pergelangan Ryan di dekat bahu, supaya virusnya tidak mengalir sampai ke otak.

KRATAK!

Saking kuatnya ikatan Ryan, sepertinya membuat tulang Gerry retak, tapi ia tidak bereaksi sama sekali, ia malah fokus memperhatikan lengan sampai ke telapak tangannya berurat dan berubah pucat, serta urat uratnya jadi terlihat.

Suara rentetan senjata terdengar berkali kali, sepertinya Al dan para wanita sedang menembaki para zombie yang datang secara bergerombol dan tiba tiba. Ryan pun menggendong lengan kanan Gerry lalu memapahnya keluar dari mini market menuju mobil.

"Fuck! Mereka terlalu banyak, kita harus segera pergi." Keluh Al sambil terus menembaki beberapa zombie yang datang mendekat. Wulan dan Julia membantu menembaki para volatile yang semakin mendekat.

"Wulan nyalakan lampu UV nya! kita pergi dari sini," Teriak Ryan yang baru saja keluar dari mini market. Dengan sigap Wulan masuk ke mobil dan menyalakan mesin sekaligus lampu UV.

"Baiklah mobil dan lampu udah nyala ayok kita pergi!" Teriak Wulan dari pintu belakang mobil yang terbuka. Ryan sudah berada di kursi sopir setelah ia menyimpan Gerry di kursi penumpang belakang. Al pun yang sedikit agak jauh dari mobil berlari dengan sekuat tenaga. Belum sampai 3 meter sesuatu seperti menarik kakinya dan menyeretnya dengan cepat.

"Bangsat! WOY TEMBAK ITU TEMBAK!" Dengan sigap Julia menembak mahluk tersebut, 6 peluru melesat dan berhasil membuat mahluk tersebut mati dan lilitan di kaki Al terlepas. Al pun melanjutkan larinya dan akhirnya ia sampai dan langsung menutup pintu belakang dan menguncinya.

BRAKK!! BRAKKK!!!

Suara para zombie yang mencoba mendobrak kaca dari luar, tanpa aba-aba Ryan langsung tancap gas dan menubruk beberapa zombie dan volatile yang menghalangi, mereka pun berhasil menjauh dari rest area tersebut. Terlihat wajah penuh kelegaan di muka mereka, tapi tidak begitu dengan Gerry.

Wulan mendekat ke Gerry, terlihat penuh kepanikan dan cemas di wajah Wulan. Tapi berbeda dengan Al, ia mengacungkan senjatanya ke kepala Gerry.

"Al apa yang kau lakukan?!" Bentak Julia.

"Dia terinfeksi lebih baik kita membunuhnya." Jawab Al dengan nada datar.

"Apa kau gila tidak mungkin dia berubah sekarang, lagian Ryan sudah memberi pertolongan pertama padanya." Wulan bersi keras membujuk supaya Al tidak menembak lelaki yang tergigit itu. Gerry masih diam ia tak percaya bahwa ia terinfeksi dan mungkin sebentar lagi ia akan berubah.

"AL TURUNKAN SENJATA MU SESAMPAINYA DI PENGUNGSIAN KITA AKAN MENYEMBUHKANNYA!" Ryan tidak tahan melihat tingkah laku Al yang tiba-tiba menjadi seperti itu.

"Al tolong turunkan senjata mu," Julia memelas. Seketika Al menurunkan senjatanya setelah kata kata Julia tadi.

"Baiklah aku tidak akan menembaknya sekarang, tapi pada saat dia berubah izinkan aku yang menembaknya pertama." Entah apa yang di pikirkan Al, sepertinya ia memang tidak suka terhadap Gerry.

Setelah keadaan tegang tadi, semuanya kembali seperti awal, hening tidak ada yang berbicara sepatah kata pun, hanya suara geraman dan hantaman zombie dan volatile di luar.

"Al apa kau melihat sosok yang menarik mu tadi?"

"Aku tidak begitu melihatnya dengan jelas, mungkin hampir seukuran kita manusia, dan pada saat Julia berhasil membunuhnya mahluk itu mengeluarkan asap yang sangat tebal." Jelas Al yang hanya menatap keuar jendela.

"Hmmm ini kok semakin aneh ya?' Gerry mengerutkan dahinya.

"Apa yang aneh?" Tanya Wulan yang langsung menghadapkan wajahnya ke Gerry.

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now