TRAINING TIME (4)

19 2 1
                                    

Satu tinjuan berhasil mengenai bagian perut Ryan, siap ia langsung menahannya dengan kedua tangan. Namun tetap saja ia terlempar beberpa meter. Tangannya membiru seketika, rasanya seperti di pukul oleh martil.

Wulan menatap Ryan yang berdiri tiga meter di sebelahnya. dia mengangkat kepalanya menanyakan "Apa yang harus kita lakukan?" Ryan tampak berfikir sejenak, ia pun memperhatikan perawakan lawannya.

Dengan badan sebesar itu, jika kakinya tidak bisa menumpu berat badannya sendiri ia pasti akan jatuh. Melihat peluang Ryan memberi kan kode kepada Wulan.

"Serang bagian lututnya." Ryan menyentuh lututnya lalu menunjuk kepada lutut lawan. Wulan mengerti dengan apa yang di kodekan Ryan, dan menjawabnya dengan mengangguk.

Ryan langsung mendorong dengan sekuat tenaga lawannya itu, tapi sepertinya lawannya itu tidak bergrak semili pun, tapi memang itu yang mereka rencanakan. Wulan dengan segala kemampuan yang ia miliki serangan demi serangan ia lancarkan ke bagian lutut lawan sebelah kanan, sembari ia tetap menghindari tiap serangan yang dilontarkan kepadanya.

Lawannya itu seperti sudah kelewahan, kaki bagian kanannya mulai bergetar, Ryan dan Wulan tersenyum puas, sedangkan musuh mereka tampak kebingungan dan seperti ketakutan.

"Last Step?"

"Yeah lets finish him."

Wulan pun  berlari di ikuti Ryan di belakangnya, lawannya tersebut melancarkan tinju besarnya ke arah Wulan tapi dengan sigap Wulan menghindar dan menapakkan kakinya di dada lawannya tersebut dan menendang bagian rahangnya dengan sangat keras. Ryan langsung menendang keras lutut bagian kanan musuhnya.

'KRAK' Suara seperti patah tulang begitu keras terdengar tepat setelah Ryan menendang lutut kanan lawannya tersebut. Ia pun terjatuh seketika ke lantai. Usai sudah perlawanan yang begitu melelahkan. Ryan langsung berlari menolong Julia yang tampak sudah mulai kehabisan tenaga.

Ryan langsung meninju pria tersebut dengan keras dan terpental cukup jauh dari tempat ia berdiri tadi.

Jake langsung mengangkat tangan kanannya ke udara, tanda bahwa pertandingannya usai dan berhasil di menangkan oleh mereka. Sebelum dibubarkan, John mengumpulkan mereka bertiga dulu, di sebelah John ada Jake yang tampak sangat senang, entah apa yang membuatnya begitu berseri-seri.

"Ya selamat, kalian adalah para runner yang berhasil melewati test tersulit ini, aku sebagai pelatih sangat bangga, kalian memiliki kerja sama yang sempurna, ide yang sangat cemerlang, dan fisik yang tangguh, aku ucapkan selamat sekali lagi bagi kalian." John tampak tersenyum dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap pelatih memiliki murid-murid yang hebat.

"WAAAA KALIAN SANGAT MEMBUAT KU BANGGA, AKU TAKJUB DENGAN SEMANGAT DAN KEGIGIHAN KALIAN." Jake sepertinya mengeluarkan air mata ia sangat senang.

"Yaa cukup untuk latihan hari ini, ingat malam ini jam 11 malam kalian akan melaksanakan latihan terakhir nanti bersama Dimitri, dan tolong lndungi sesama kalian, aku tau Alex tidak bisa dalam bertarung, maka dari itu prioritaskan dia, jangan libatkan dia dalam pertempuran jarak dekat." Sedikit amanat dari John dan mendapat anggukan dari ke tiga muridnya itu.

"Oke selamat istirahat semuanya, dan sampai jumpa lagi, BUBAR!"

Semua langsung bubar dan mendapat salaman dan pelukan dari Jake dan John, Wulan tampak bersemangat pada saat berpelukan bersama John. Tidak lupa mereka bersalaman dengan para runner yang masih babak belur di hajar habis habisan oleh mereka, terutama kepada Belix ia sampai mendapat cedera lutut yang hampir parah oleh Gerry dan Wulan. Untungnya ia menerima dengan senang hati dan memaafkan mereka berdua.

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now