"Oke semuanya mari berkumpul terlebih dahulu." Perintah seorang pria berwajah sangar dengan tubuh kekar di balut baju kaos putih bergambar 'Grim Reaper', terdapat senjata jenis Assault riffle yang di selempangkan di belakang punggungnya.
"Ya tuhan Ryan apa lagi? kita sudah siap tinggal berangkat saja." Keluh seorang wanita dengan wajah cemberut tertutup topi bertuliskan 'KILL' di wajahnya, menyelempangkan senjata berjenis SMG di belakang punggungnya sambil melipat tangan di dada.
"Ntah aku juga bingung dengan pak tua ini." Keluh juga keluar dari seorang pemuda dengan kacamata kotaknya yang menghiasai wajah, dan memegang shotgun di kedua tangannya.
"Ayolah hanya memakan waktu sebentar ini lagian."
"Baiklah katakan apa yang ingin anda ucapkan kepada kami Pak Ryan?" Cakap seorang pemuda berbalut kaos berwarna Merah dan jaket berwarna abu terang serta celana pramuka, sembari memegang sebuah senjata berjenis Semi Sniper yang ia angkat dengan satu tangan dan di sandarkan di bahunya.
"Kita tidak punya waktu lagi lusa perataan akan dilaksanakan." Pinta seorang wanita dengan nada sedikit memburu-buru, memakai pakaian kaos berwarna putih bertuliskan 'Anti Social Social Club' di baluri jaket berwarna hitam serta training berwarna hitam, sembari memegang senjata berjenis SMG.
"Iya tenang Al Julia, baik mari kita berkumpul dulu." Akhirnya mereka pun berkumpul dulu sebelum berangkat.
"Oke aku hanya ingin meminta kita tetap kompak, saling membantu, jangan egois, jangan bertindak gegabah, dan tetap bersama, sebelum perjalanan kita ke Bogor berdoa menurut kepercayaan masing masing agar di beri keselamatan, kelancaran dan kemudahan. Berdoa mulai.... selesai, baik mari kita berangkat."
Terpancar harapan dari ke 5 orang tersebut untuk selamat dari perjalanan panjang itu, dan bisa berada di pengungsia Bogor. Al berharap bisa bertemu dengan orangtuanya, begitu juga dengan Gerry.
Mereka pun memasuki mobil tempur dengan warna hitam sangarnya dengan tulisan 'KOMODO' di kap mobil tersebut. Ryan mengemudi sedangkan di sebelahnya ada Gerry, dan duduk di bangku khusus penumpang adalah Al, Julia, dan Wulan.
"Oke mari kita berangkat, kita coba mobil ini dengan menubruk pagar Armed tersebut, bersiaplah semuanya pegangan!" Ryan menancap gas mobil tersebut melaju dengan cepat keluar dari bengkel garasi dan langsung menghadap pagar besi gerbang Armed.
"BAIKLAH ADA BEBERAPA ZOMBIE DI DEPAN KITA AKAN MENABRAK MEREKA BERSIAP LAH KALIAN!" Ryan semakin menginjak pedal gas mobil tempur tersebut agar bisa menubruk segerombolan zombie.
BRAG! BRAK! BRAK! BRAK!
Gerbang dengan mudah hancur, dan beberapa zombie berjatuhan pada saat di tubruk dengan kecepatan mobil ini, bahkan beberapa mobil yang menghalangi, tak mampu memberhentikan mobil tangguh itu.
"WUHU MAN I LOVE THIS CAR!" Teriak Ryan dengan terus menancap gas.
Mereka pun masuk ke jalan tol Baros dan langsung menuju Bogor melalui jalan tol.
"Oke di jalan tol ini lebih baik kita berjalan sedikit lebih lambat mungkin di kecepatan 40-60 KM/jam supaya tidak memancing beberapa zombie." Perintah Gerry.
"Wulan berapa jam kita bisa sampai ke Bogor dengan kecepatan seperti itu?" Tanya Al terhadap Wulan, Wulan pun membuka tablet yang ada di mobil tersebut.
"Eummm menurut perhitungan di sini bisa sampai 4 jam sih itu kalau tidak ada rintangan, kalau misalnya ada mungkin 6 jam ada." Jelas Wulan sambil terus menatap layar tablet tersebut.
"Oke berarti perkiraan kita sampai di Bogor adalah pukul 6 sore, semoga tidak terjadi masalah." Harap Ryan penuh cemas.
"Ya aku pun berharap seperti itu."
YOU ARE READING
DEAD WORLD
Fiksi IlmiahKenapa ada beberapa orang yang ingin adanya keberadaan zombie di dunia ini? Apakah mereka siap jika terjadi kiamat zombie tersebut? Atau emang ada orang atau kelompok yang menciptakan kiamat zombie tersebut? Entahlah terlalu banyak teori konspirasi...