TRAINING TIME (5)

27 1 5
                                    

Hujan turun begitu deras, membasahi kota Bogor yang sudah hampir rata karena kiamat zombie ini. Entah berapa lama Indonesia akan kembali seperti sedia kala lagi. Banyak yang terjadi dalam satu minggu ini dan itu berlalu sangat cepat sekali.

Al merenung di kamarnya sambil menatap derasnya hujan di jendela di temani secangkir kopi dan gorengan di meja, membuat suasana menjadi begitu sempurna sampai terdengar suara ketukan dari balik pintu. Al membuka pintu, dan ternyata itu Ryan, ia tampak menggunakan pakaian latihannya.

"Ayo kita sudah ditunggu di rooftop oleh Dimitri," cakap Ryan sambil melempar jas hujan dan di tangkap oleh Al. Jas hujan tersebut tampak seperti gamis hanya saja terdapat hood untuk menutupi kepala.

"Baik pak."

"Langsung saja ke atas nanti," Ryan lalu meninggalkan kamar Al dan pergi menuju kamarnya.

"Meni hujan gini juga kudu pisan latihan," (Lagi hujan gini harus pisan latihan) Al hanya bisa mengomel di dalam hati, seharusnya ini bisa menjadi malam yang tenang dan sepi.

Al sudah memakai baju latihannya di balut dengan jas hujan yang di berikan oleh Ryan tadi. Sebelum ia keluar tak lupa ia meminum tegukan terakhir kopinya dan memakan satu lahapan gorengan terakhir dan bergegas menuju rooftop.

~~~~~

Sesaat setelah ia sampai, terdapat sebuah tenda besar yang sering di pakai dalam sebuah acara hajatan, dan terlihat sudah ada Ryan, julia, Wulan, dan tentunya sang pelatih Dimitri yang sedari tadi duduk di box besar dengan wajah menghadap ke arah gedung sebelah. Al berlari menerobos guyuran hujan yang turun begitu deras, seketika ia sudah sampai dan diberi sambutan hangat berupa senyuman dari Julia.

Dimitri beranjak dari tempat duduknya dan berdiri menghadap ke empat muridnya yang malam malam begini akan dilatih olehnya.

"Da, semua sudah di sini jadi langsung saja, saya akan mengjarkan kalian menggunakan senjata Sniper Riffle, cara membaca pergerakan angin, menentukan jarak tembak, dan mengatur pernafasan pastinya. Untungnya saja cuaca hari ini hujan maka latihan kali ini mungkin akan menyulitkan kalian." Dimitri menyeringai ngeri.

"Da, mari lihat ke sini," Dimitri menyuruh mereka berempat untuk mendekati dirinya, ia pun membuka box yang sedari tadi ia duduki dan ternyata itu adalah kotak senjata. Hampir sama isinya dengan Box yang kemarin, hanya saja box ini berisikan senjata model Sniper Riffle saja.

"Emm apakah kita akan berburu?" Tanya Ryan dan langsung mendapat jempol dari Dimitri.

"Da, kau benar sekali Ryan hari ini kita akan berburu, kalian lihat apa yang ada di bawah sana?" Dimitri menunjuk sekumpulan zombie yang berada dekat di perapian di bawah. "Malam ini kalian akan memburu zombie menggunakan sniper, ada dua macam jenis sniper yaitu Bolt Action Sniper dan satu lagi adalah ­Semi Automatic Sniper, ya kata mudahnya adalah sniper dengan kokang dan satu lagi tidak. Cara mainnya adalah di sini akan ada 4 orang pemandu yang akan membantu kalian menembak dan menghitung point tembakan kalian. Bagian badan akan mendapat point 15, kaki 5, dan kepala 30." Semua tampak jelas dengan pekataan sang pelatih.

"Setiap senjata hanya diberikan 5 Magasin saja Da, 'Make it count'. Dan juga setiap sniper ini sudah di pasangkan peredam jadi kalian tidak perlu menggunakan penutup telinga lagi. Da, silahkan pililah sesuka kalian."

Al dengan sigap langsung mengambil sniper yang ada di dalam box. " Oh iya sesudah memilih, langsung datangi saya, soalnya saya akan memberikan Scope dan juga 5 magasinnya." Al pun langsung menghapiri Dimitri yang tengah duduk dan di sampingnya terdapat beberapa box dan scope.

"Hmmm m14 EBR pilihan bagus juga, kenapa kau lebih suka senjata Semi Automatic Sniper ini?" Tanya Dimtri yang sedang sibuk memasangkan Scope dan peredamnya. "Ya karena, ntah lah mungkin ayahku dulu sering mengajakku untuk berburu rusa di Kalimantan pada saat aku masih SMP, dan ayahku sering membawa Sniper berjenis Automatic. Jadi aku sudah terbiasa." Jelas Al yang lalu mengambil sniper nya dan langsung di tuntun oleh instruktu untuk ke tempatnya.

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now