GOTCHA!!

4 0 0
                                    

Tengah hari yang sangat terik ada dua mobil yang sedang melakukan pengejaran. Ryan mengambil jalur memutar, untuk mengikuti pengejaran bersama tim Maz Hatters. Tak peduli dengan apa yang ada di hadapannya, Ryan tidak menurunkan kecepatannya sama sekali. Zombie yang menghalangi dan mencoba mengejar mereka pun masih tertinggal dan tidak bisa menyentuh mobil yang melaju dengan kecepatan 100 Km/h ini.

Suara tembakan dari senjata dengan 4 lubang peluru yang berputar terdengar semakin jelas, Ryan meyuruh Al untuk menjadi penembak Gattling sama seperti Khaliq. Sebuah lubang di bagian atas mobil terbuka dan Gattling pun ikut muncul di permukaan. Pengejaran semakin panas saat kedua penembak tersebut menembaki satu mobil yang sama. Sayangnya tembakan tersebut hanya meninggalkan penyok pada bagian mobil.

"Ryan! Coba susul mereka, dan suruh Al tembak mereka dari samping!" Perintah sang kapten. Ryan langusung menambah keceptan untuk menyetarai dengan mobil FORD itu. Namun itu juga hanya sia-sia saja. "Sial tidak ada pengaruh sama sekali." Beberapa kilometer di depan sudah terlihat Gerbang Tol Bogor.

Tiba-tiba saja mobil yang di kendarai oleh sang dokter terjungkal tanpa sebab yang pasti. Tapi jika di lihat dengan seksama terlihat garis tipis yang terbuat dari baja, menghalangi setiap jalur masuk di sana.

Melihat kejadian itu, Zhuan dan Ryan yang berada di mobil yang berbeda langsung menginjak pedal rem mobil mereka secara bersamaan. Al yang berada di posisi penembak hampir saja ia terlempar dari mobil jika, ia tidak berpegangan.

Kedua mobil tempur itu berhenti dengan sempurna serentak mereka semua pun turun dari mobil dan mengecek keadaan sang dokter. Asep dan timnya membuka pintu mobil FORD yang sudah terguling itu. Mereka pun cukup lega karena sang dokter hanya mengalami beberapa cedera ringan dan lecet lecet. Itulah pentingnya sabuk pengaman.

"Syukurlah kalian semua tidak bernasib sama dengan dia." Tiba-tiba saja seorang pria dengan aksen russia mengejutkan mereka, ia keluar dari gedung kantor JASAMARGA yang telah rusak. Pria tersebut mengangkat tangan kirinya dan menyapa mereka.

"Good to see you cap." Ternyata itu adalah intel dari tim Maz Hatters, Dimitri. Bukan hanya Dimitri saja terlihat beberapa wajah tak asing yang muncul di belakang Dimitri. Contohnya, Tia yang langsung memeluk Julia dan Wulan. Jake dan John terlihat berjalan berdampingan sambil mengobrol satu sama lain. Ada pun anggota The Wink yang seperrtinya lengkap, Rendi yang merupakan montir terbaik pun terlihat batang hidungnya, Ryan langsung menyapa teman sebayanya tersebut dan mereka terlihat senang bertemu satu sama lain.

Joshua pun terlihat ia mengalami pertarungan sengit, terukir dari bajunya dan juga golok yang ia gendong di belakang badannya semua bersimbah darah. Baru saja Joshua ingin menyapa Al, lelaki itu membuang muka dan berjalan menghampiri sang dokter yang sudah terikat tangannya. Satu tinjuan berhasil mendarat dengan keras di pipi sang dokter. Ayah Al yang melihat perlakuan anaknya tersebut, langsung menarik tangan anaknya.

"MANEH GEUS MAEHAN BATUR AING ANJING!!" Emosi Al tak bisa di tahan, ia terus meronta-ronta ingin meluapkan semua amarahanya terhadap orang yang telah menumbalkan temannya itu.

*LU UDAH NGEBUNUH TEMEN GW!!

Sang dokter hanya tersenyum "HAHAHAHA!!! Ihr Freund ist das perfekte Meerschweinchen für unser Unternehmen". Al yang mendengar perkataan sang dokter dengan bahasa asing terkejut. "Anying, ngerti sunda gening ie jelma." Itu yang ia pikirkan.

*Anjir, ngerti bahasa sunda ternyata nih orang.

"Sudah Al! Tenanglah biar kami yang mengurusnya. Bawa masuk dia ke mobil!" Dokter tersebut tersenyum seakan ia sudah menyiapkan sesuatu. Ia pun diseret oleh Zhuan dan Carl untuk masuk ke dalam mobil. Al yang amarahnya masih menggebu-gebu mencoba untuk tetap tenang. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan, sekarang ia sudah tenang kembali.

"Ayah turut menyesal tentang teman mu itu, kalau saja ayah dan tim bisa ke tempat mu terlebih dahulu, mungkin ia masih bisa selamat." Sang ayah mencoba menenangkan sang anak.

"Tidak yah, ini memang sudah takdirnya. Seseorang yang harusnya bertanggung jawab atas kematian Gerry, atas kematian ibu dan adik juga, atas hancurnya dunia ini adalah orang yang menciptakan kiamat ini." Sang ayah tersenyum melihat tekad kuat anaknya, ia pun memberi pelukan hangat sebagai hadiah. "Tetaplah bergerak jika kau ingin selamat dari dunia ini," ayah Al memberi kata-kata motivasi disaat ia melepas pelukannya dan menatap tajam kepada anaknya.

"Baiklah kita sudah menangkap sang Dokter, lebih baik sekarang kita berangkat ke Bandung sekitar tiga hari dari sekarang kita akan dijempu oleh pihak markas pusat. Posisi penjemputannya berada di Husein, sepertinya cuman bandara itu saja yang masih utuh di daerah Jawa Barat. Jadi untuk sementara kita cari tempat untuk beristirahat." Baru saja ia memberi pengarahan kepada anak buahnya, Jake dan Dimitri datang menghampiri mereka.

"Maaf cap, ada salah seorang yang ingin berbicara dengan anda. Ini Jake, ia adalah ketua dari kelompok 'The Tower. Ia bilang ingin berbicara dengan anda tentang rencana selanjutnya." Jake menjabat tangannya dan dibalas seyuman oleh Asep.

"Baiklah kalau begitu, mari ikut denganku. Oh iya Al kau bergabunglah dengan teman-teman mu, nampaknya mereka khawatir dengan kegaduhan yang tadi kau buat." Al mengangguk dan ia pun pergi menjauh.

~~~~~

Selang setengah jam kemudian, Jake kembali dengan Asep, nampaknya mereka sudah memiliki rencana apa yang harus dilakukan sampai penjemputan tiba. Semua orang disuruh berkumpul terlebih dahulu untuk menjelaskan bagaimana rencana mereka. Ayah Al di sini yang menjadi pembicaranya.

"Baiklah, pertama-taman izinikan saya memperkenalkan diri. Saya Asep Anggalarang berpangkat Kolonel dari Batalion Komando Pasukan Khusus Batujajar. Sekarang saya masuk bagian dari satuan khusus Mobile Task Forces yaitu Maz Hatters tim 3 dari organisasi Secure Contain Protect. Misi awal kami adalah menangkap hidup-hidup dokter yang diduga telah melakukan kerja sama dengan dalang dibalik kejadian ini semua. Dan syukur Alhamduillah kami berhasil menangkapnya."

"Baik rencana kami selanjutnya yang tentunya telah disetujui oleh Jake juga adalah, kami akan membawa kalian semua ke markas yang berada di daerah Gurun Sahara, kami jamin tempat tidur dan makan yang layak untuk kalian semua. Sebelum itu, tepat pada 4 April pukul 04.30 pesawat penjemput dari markas kami akan datang menjemput di Bandara Husein Bandung, oleh karena itu kita sudah menandai tempat untuk menunggu penjemputan itu tiba. Yaitu di perumahan Setra Sari. Menurut data dari drone kami, tempat tersebut sangat sepi dan tidak ada zombie maupun manusia sama sekali. Jadi itulah tujuan kita saat ini, untuk transportasi ke sana, kita memiliki tiga mobil tempur, dan juga dua mobil SUV, satu sampai dua anggota kami akan masuk ke dalam mobil untuk penjagaan tentunya, dan juga bagi yang bisa menggunakan senjata pisahkan menjadi beberapa kelompok, satu kelompok berisi dua atau tiga orang. Untuk wanita dan anak-anak bisa masuk ke mobil SUV. Baiklah sekian rencana ini persiapkan diri kalian 20 menit lagi kita akan berangkat. Semoga perjalanan kita dilindungi oleh Tuhan yang maha Esa."

Semua pun memeriksa kembali barang-barang yang mereka bawa, dari makanan, keperluan tidur, dan juga senjata tentu saja.

Al merasakan sesuatu yang janggal pada dirinya, ia merasa seperti ini belum selesai sama sekali. Hal serupa pun dirasakan oleh Julia, dua insan itu merasa ada mengganjal di hati mereka.

"Oh iya aku belum menyatakan perasaanku." Keduanya langsung menyadari apa hal yang kurang tersebut. Al berinisiatif untuk mengambil tindakan pertama. Saat dirasa semua sudah lengkap ia pun menggendong tas dan senjatanya lalu berjalan menghampiri Julia.

"Jul..." Serangan tiba-tiba datang dari seseorang.

"HEI JUL, KAMU NANTI SEMOBIL SAMA SIAPA AJA?" Serangan tak terduga itu datang dari Wula, Al tidak jadi melancarkan serangannya, target telah ditangkap.

"Eummm.. ntah aku belum memikirkannya akan dengan siapa aja nanti." Sebenarnya ia ingin satu mobil dengan Al.

"Bagaimana jika kita satu mobil?" Julia tampak ragu-ragu akan menerima permintaan Wulan.

"Kenapa kok malahbingung?" Wulan membalikan badannya dan ia pun melihat sosok Al. "Eh Al, kamumau semobil dengan kita nggak?" Al dan Julia terkejut. Akhirnya mereka pun dengantegas menerima ajakan Wulan untuk satu mobil.

 To be Continued...


~Mith

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now