Setelah hampir 6 jam perjalanan mereka yang melelahkan dan hampir 6 jam juga Al terus terjaga karena ia tidak bisa tidur setelah Julia menyandarkan kepalanya di bahu dan tertidur, akhirnya mereka sampai juga di Bandung. Semua mobil pun menurunkan kecepatannya agar tidak memancing zombie, para penembak kembali bersiaga saat mereka keluar dari Gerbang Tol.
"Sudah lama rasanya, aku jadi ingin melihat bagaimana keadaan Bandung saat ini, tapi aku tidak ingin Julia bangun," hati Al tampak penasaran dengan kondisi Bandung saat ini, karena kota itu ia memilki beberapa kenangan indah saat bersama Julia.
31 Desember 2023
Pergantian tahun baru pasti selalu dinantikan oleh seluruh manusia di Bumi. Hal itu juga berlaku bagi teman-teman kelas Al dan Julia, mereka sudah merencanakan akan merayakan tahun baru di Puncrut, Bandung.
Pukul 23.16 semua sudah berkumpul di sebuah lapang yang langsung menghadirkan pemandangan Kota Bandung saat malam hari. Jagung sudah ada, Sosis, baso, bahkan sate ayam pun semua sudah siap dibakar. Al sungguh senang dengan kegiatan Tahun baru ini.
Tiba-tiba saja Julia ia pamit pulang duluan ke Cimahi, karena ada kepentingan keluarga yang diharuskan ia ikut esok pagi. Semua tampak sedikit kecewa.
"Terus yang nanti nganterin kamu pulang siapa?" Resti bertanya kepada Julia, namun Julia juga sedikit khawatir, ia berfikiran awal jika ia akan pulang menggunakan ojek online. Tapi, itu tidak mungkin jika selarut ini masih ada.
Al yang sedari tadi diam mendengar masalah Julia, ia pun mengajukan diri untuk pulang duluan juga.
"Aku aja yang ngantar pulangnya, gimana mau nggak?" Para lelaki tambah kecewa karena jika satu orang tidak ikut sampai selesai rasanya seperti ada yang kurang.
"Geus atuh maraneh ge meuni riweuh urang eweuh ge. Urang apal, urang ge kasep, tapi ngaruh gening ka lalaki gening," Kulit jagung yang sudah dikupas dilempar ke arah Al, semua tertawa.
"Nya ngges atuh, taun hareup ngke pasti leuwih meriah, dan maraneh duaan ge kudu ngiluannya pastina." Cakap Ujang ketua kelas mereka. "Hati-hati di jalan, tong ngebut mawa budak batur."
"Heeh apal," Al pun memberikan helm pada Julia dan menghidupkan mesin motornya, Julia pun naik dan mereka pun siap berangkat. "Oke tiheula nya arurang! Hapunteun teu bisa nepi beres!" Salam perpisahan dibalas oleh lambaian tangan dan peringatan hati-hati di jalan oleh teman-temannya.
Jam sudah menunjukan pukul 23.47 Al mengendarai motornya dengan cukup hati-hati dan berada dalam kcepatan rata-rata. Angin dingin sangat menusuk sampai-sampai tangan Al seperti membeku. Jalanan kota Bandung saat tahun baru tampak sangat sepi, hanya ada beberapa orang saja yang berkumpul di pinggir jalan sambil menunggu tengah malam. Tak terasa mereka pun sampai di Jalan Layang Pasopati, jam menunjukan pukul 23.56 sekitar 4 menit lagi menuju puncak dari tahun baru saat itu. Angin semakin bertambah kencang All pun sedikit memperlambat motornya.
"Al kenapa kamu mau nganterin aku pulang?" Julia tiba-tiba saja bertanya di belakang.
"Yaaa ntahlah, sebenarnya aku pun merasa berat meninggalkan ibu dan adikku saja untuk merayakan tahun baru ini. Sebenarnya sebelum aku berangkat aku sedikit berdebat dengan ibuku, jadi saja aku merasa bersalah dan ingin pulang merayakannya dengan ibu dan adikku." Al menjelaskan secara jelas tentang alasannya itu sambil terus fokus kepada jalan.
"Ahhh begitu yaaa, aku juga hampir sama kejadiannya denganmu tadi siang. Dan yaaa bener aja aku di paksa pulang tadi sebenarnya, kalau aku nolak mereka bakal jemput paksa aku langsung." Dari suaranya Al bisa menebak kalau Al sedang tidak baik-baik saja.
"Heumm begitu ya," tiba tiba saja Al meminggirkan motornya dan berhenti.
"Eh Al kenapa kita berhenti. Masih jauh loh," Julia menatap Al dengan bingung.
"Suttt dah liat ke sana aja," Al menyuruh Julia untuk menatap ke arah Bandung yang gelap dan hanya terang oleh lampu-lampu gedung saja.
BIP! BIP! BIP! BIP!
Sebuah Alarm yang sudah di set oleh Al berbunyi dan menandakan kalau tahun sudah berganti, di saat yang bersamaan juga. Kembang api mulai meluncur dari bawah dan menerangi langit Bandung. Mereka berada dalam posisi yang sangat menguntungkan bisa melihat kembang api di depan dan belakang mereka.
Al kembali duduk menyamping di motornya ditemani oleh Julia di sebelahnya, sungguh ini momen yang romatis jika dilihat oleh orang lain. Mata mereka berdua dipenuhi oleh gemerlap dari ledakan yang dihasilkan kembang api tersebut, senyum terukir kekal pada saat itu keduanya tampak bahagia. Saat Al melihat waja Julia, bibit cinta tertanam dihatinya, ia melihat senyum bahagia dari wanita yang duduk di sebelahnya, sangat menawan, dan juga ia terpesona dengan senyum bahagia wanita tersebut. Julia yang sadar wajahnya diperhatikan langsung menatap wajah Al. Sang pria langsung memalingkan wajahnya dan pura-pura merapihkan rambut sambil melihat spion.
"Ada apa?" Julia tampak curiga.
"Eumm anu, ngak apa-apa."
"Hayu pulang kembang apinya udah mulai habis." Karena terus memandangi wajah Julia tadi tak terasa oleh Al kembang apinya sudah beres.
"Eh udah beres ya? Ya udah hayu kita pulang," nasib baik berada di pihak Al untung saja Julia tidak tahu apa yang dilakukannya tadi. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah-tengah perjalanan pulang Al kembali membayangkan wajah Julia saat tersenyum tadi. Ia berfikir untuk menjaga senyum itu agar tidak tergantikan oleh sedih, dan juga ia ingin terus melihat senyum itu untuknya.
Tiba-tiba saja helm yang Julia pakai membentur kepala Al, pada saat Al menanyakan apa yang terjadi tidak ada jawaban dari wanita yang duduk di belakangnya. Sepertinya ia tidur. Takut Julia akan terjatuh ia pun membiarkan tangan Julia untuk memeluknya dari belakang.
Itu tadi adalah kisah awal kenapa Al bisa jatuh Cinta kepada Julia, kembali ke zaman di mana dunia telah kacau balau. Tak terasa mereka pun sudah sampai di tempat tujuan mereka. Mobil paling depan yang di pimpin oleh Sang Kapten Asep mencari rumah yang cocok digunakan sebagai safe house sementara. Akhirnya setelah berkeliling hampi 10 menit mereka pun menemukan sebuah rumah berlantai tiga dengan gerbang setinggi 2,5 meter dan juga depan rumah tersebut terdapat lapangan yang cukup luas yang bisa digunakan sebagai parkir mobil-mobil.
Tim Maz Hatters turun pertama untuk memeriksa keadaan rumah terlebih dahulu, sementara yang lain tetap berada di mobil. Tidak ada baku tembak yang terjadi sepertinya rumah tersebut kosong.
"Rumah ini aman kita bisa berdiam di sini, tim yang berada di SUV tetap jaga para penduduk sipil. Sisanya yang berada di mobil empat dan lima bantu kami menyiapkan rumah ini." Al mendengar perintah dari ayahnya dan bersiap-siap untuk memasang lampu-lampu uv di rumah itu dan juga membereskan tempat itu.
"Jul hei, bangun kita udah sampai ayok bantu beberes sekarang," Al mengusap-ngusap kepala Julia dengan lembut agar ia bangun, akhirnya sang putri tidur pun terbangun. Al menyodorkan air putih botol untuk diminum oleh Julia. Nampaknya ia sudah mulai berani mengeluarkan sisi perhatiannya kepada Julia agar sang wanita peka terhadapnya.
"Oke, hayu Al kita bantu yang lain juga." Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, Al kembali melihat senyum Julia yang membuat ia jatuh cinta kepadanya. Al membalas senyuman tersebut dan mengusap kepala Julia.
"Ya, hayu kita sama-samamembantu mereka," Keduanya pun keluar dan pergi menolong teman-temannya untukmempersiapkan rumah itu.
YOU ARE READING
DEAD WORLD
Science FictionKenapa ada beberapa orang yang ingin adanya keberadaan zombie di dunia ini? Apakah mereka siap jika terjadi kiamat zombie tersebut? Atau emang ada orang atau kelompok yang menciptakan kiamat zombie tersebut? Entahlah terlalu banyak teori konspirasi...