Numb

5 0 0
                                    

Setelah latihan penuh selama dua hari secara terus menerus, para pendatang baru yaitu Al, Julia, Wulan, dan juga Ryan dipanggil menuju ruangan bertuliskan "Headquarter" atau bisa di sebut juga, ruangan paling utama di gedung ini.

"Baiklah mari kita mulai rencana pengambilan supply ini." Semua tampak serius dan mendengarkan secara seksama penjelasan dari Jake.

"Pertama sudah pasti kita akan akan keluar dari gedung ini. Menurut informasi dari pos kita diluar, ada empat titik jatuhnya supply yang kita incar tersebut. Yaitu pertama di daerah perumahan, Jalan Layang, Lapangan, dan juga di atas gedung ini," Jake menandai tempat jatuhnya supply menggunakan spidol merah.

"Maka dari itu kita akan membagi jadi dua kelompok, yaitu tim Alpha yang beranggotakan Wulan, Ryan, dan Julia. Kalian bertiga akan menunggu dan menjadi pengambil supply di titik Charlie dan Delta ini." Mereka bertiga mengangguk.

"Lalu tim Beta, yang beranggotakan Tia, Dimitri dan John kalian akan ke titik Echo dan November ini. Sementara kalian para The Wink Angel. Seperti biasa tugas kalian adalah melindungi para Runner."

"Aku sudah menentukan beberapa pos yang bisa di gunakan kalian untuk mengamati pergerakan musuh dan zombie. Al kau akan berada di pos 1 ini. Carilah rumah yang memiliki tanda silang berwarna merah di daerah sini, itu akan menjadi pos penjagaanmu dan kau akan ditemani oleh instruktur mu yaitu Joshua." Joshua langsung memberi jempol dan senyum kepada Al dan diterima balik olehnya.

"Oh iya Riley kau akan ikut bersama tim Alpha, dan sisanya berarti menunggu supply turun di titik Echo dan November ini. Jika ada sesuatu segera mundur dan lari ke pos pertahanan yang dekat dengan kalian, kita berangkat pada saat pukul 8 pagi. Semoga tuhan menyertai kita semua. BUBAR!"

"Apa kau siap dengan segala resikonya nanti Jul?" Al mulai perbincangan setelah melihat wajah Julia yang sedikit tegang.

"Ntahlah aku merasa kalau diriku ini belum siap."

"Ayolah jangan berkata begitu, aku sebagai sniper akan tetap melindungimu. Dan kau harus ingat tujuan dari misi ini apa.." Al mengganungkan kalimat terakhirnya.

"Menolong Gerry dan orang orang di sini."

"Ya kau benar maka dari itu," Al memegang kepala Julia dan Mengelusnya.

"Bersemangatlah! aku akan tetap berada di sisi mu tenang saja." Senyum Al yang begitu tulus dan manis berhasil membuat Julia bersemangat kembali.

"Berjanjilah?"

"Ya aku berjanji." Cakap Al kali ini dengan mantap.

~~~~~

Malam tiba, tepat pukul 21.00 WIB Al tengah sibuk mempersiapkan senjatanya, dan mempacking makanan, minuman, magasin, dan juga senjata daruratnya yaitu golok yang sudah di sarungi.

Di kamar Julia, ia sedang berdoa, mengharapkan lancarnya misi pentingnya besok dan berharap semua kembali dengan selamat.

Wulan pun sama dengan Julia ia berdoa sambil menggegam kedua tangannya.

Sementara Ryan. Ia tidur. Sangat lelap. Sampai mendengkur.

Semuanya tampak berkutat dengan urusan masing-masing, semua mempersiapkan fisik dan mental mereka untuk menyelamatkan teman mereka yaitu Gerry, Ngomong-ngomong soal Gerry, ia tahu akan misi besok. Di ruang isolasi nya yang berbentuk kotak dengan jeruji yang mengelilingi setiap pintu masuk, ia hanya bisa duduk di Kasur nya dan berdoa akan keselamatan teman-temannya besok.

Tiba-tiba saja ia merasa sakit yang sangat hebat di bagian kepala, penglihatannya berubah menjadi hijau dan seketika ia kembali normal seperti semula namun kali ini ia melihat darah keluar dari hidungnya dan ia pun jatuh tergelepak di lantai sambil merintih kesakitan meminta tolong.

Samar-samar ia melihat dokter dan segera menghampirinya, dokter tersebut melihat mata Gerry dan ia tampak terkejut.

"PINDAHKAN ANAK INI SEGERA! KITA AKAN KEHILANGAN DIA!"

Keesokan paginya 06.30 WIB Bogor, Jawa Barat. Semua orang kembali berkumpul dia ruangan HQ untuk pembahasan terakhir mereka.

"Kita memiliki kabar buruk, pos pertahanan kita di Jalan Sudirman, telah di hancurkan. Beberapa orang yang selamat bilang bahwa mereka di serang oleh jenis zombie baru. Secara bentuk, zombie ini sangat kuat, ia bisa bertahan dari rentetan peluru. Tapi yang paling khas dari zombie ini adalah cara jalannya seperti primata." Al dan Joshua langsung saling berpandangan satu sama lain.

"Ya jalannya sama sekali persis, dengan tangan yang panjang dan bagian badan atas yang sangat penuh dengan otot. Aku peringatkan kalian utuk tidak melawan zombie jenis ini, ia bisa melempar mobil juga dan mencakar dengan kukunya yang seperti beruang."

"Kami menamakan zombie itu 'TANK' Karena daya tahannya yang kuat dan kekuatannya yang sebanding dengan tank, maka kami menamakannya itu. Dan tambahan, kita belom tau apakah ini zombie berjenis nokturnal atau bukan, kalian harus berhati-hati." Kalimat terakhir dari Jake membuat semua terpaku diam tegang takut dan juga ngeri akan zombie baru tersebut.

Sekarang nampaknya malah Al yang begitu ketakutan, ia duduk bersender ke tembok sembari memeluk tas sniperya dengan memasang wajah dengan tatapan penuh horror.

"Kenapa Al?" Julia tampaknya ia datang di waktu yang pas.

"A-aku tak tahu harus berbuat apa jika bertemu mahluk tersebut, aku pernah menembaknya dengan peluru 50 kaliber di bagian kepala, tapi dia tidak kenapa-napa. Dia zombie yang sangat kuat kau tau!" Al meninggikan nadanya rupanya ia sangat ketakutan. Secara tiba-tiba Julia memeluk Al dan badan gemetarannya terhenti seketika.

"Aku tau kau mengkhawtirkan aku dan yang lainnya, bahkan kau khawtir akan dirimu sendiri kan? Jangan berfikir negatif, tetaplah positif kalau kita tidak bertemu dengannya oke? Ayo kau harus tegar dan menjadi malaikat penyelamat di tim kami. Segera beri tahu keadaannya jika memang membahayakan oke?" Al langsung membalas pelukan Julia dan mengangguk saja.

"WOI MALAH NGE BUCIN BUKANNYA SIAP-SIAP YA?" Celetuka Wulan yang membuat semua Runner melihat asal dari sumber suara tersebut.

"Ehh anjir malah romantis-romantisan ya kalian, ayolah dasar anak muda." Ryan mengejek mereka berdua.

Semua pun ikut mengejek dan menggoda kedua pasangan yang belum memliki status ini. Julia hanya bisa menduduk malu sambil melontarkan kata-kata pembelaan diri. Sementara Al ia malah berlari kesana kemari sambil memaki semua orang yang meneriaki mereka berdua.

Sungguh pasangan yangsangat cocok sekali.

To be continued....

~Alxers

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now