THIS IS IT

8 0 0
                                    

Mulut terbuka sangat lebar, mata melotot. Tidak percaya dengan sesuatu yang baru saja ia lihat di depan matanya.

"Bagaimana? Kami sudah men-upgrade full mobil mu ini." Ryan masih saja tidak bisa berucap. Satu cubitan mendarat di pantatnya baru ia bisa bicara.

"Oh ini terlewat dari sempurna. INI LUAR BIASA! OH MOBILKU!!" Pria tua itu meloncat kegirangan dan langsung masuk ke bagian kursi pengemudi dan langsung menyalakn mesin mobil tersebut.

"Dari mesinnya kami menambahkan tenaga agar bisa lebih kuat mmenghadapi beberapa medan yang tidak memungkinkan. Serta itu kami juga mengganti suspensinya menjadi jenis offroad. Dan yang paling memukau, kami juga menambahkan senapan mesin di atas mobil, serta lampu UV di sekitaran body mobil ini. Ya dan tentu saja beberapa Armor yang memang sengaja dibuat bercucuk agar tidak ada zombie yang bisa menyentuhnya." Sang montir memberi tahu beberapa fitur baru yang di berikannya di mobil KOMODO tersebut.

"Suaranya sangat senyap apakah kau..."

"Yap aku juga menambahkan perdeam mesin agar tidak teralalu menarik perhatian." Sungguh orang yang sangat jenius.

"Terima kasih..."

"Rendi, nama saya Rendi," Mereka pun bersalaman dan Ryan melanjutkan kalimatnya.

"Terima kasih Rendi, kau montir terhebat yang pernah ku temui, akan ku gunakan KOMODO ini sebaik mungkin."

"Ay ay Pak, semoga misi anda berjalan dengan lancar dan semua pulang dengan selamat." Mobil pun keluar dari garasi dan Ryan memberikan acungan jempol lewat jendela.

Dua mobil sudah terlihatberada di luar gedung, beberapa orang tengah waspada bila ada zombie yang mendekat ke arah mereka.

"Sesuai rencana kita menurunkan tim sniper terlebih dahulu di tempat yang sudah di tentukan lalu menunggu di beberapa pos yang dekat dengan jatuhnya supply tersebut. Sniper harap berhati-hati karena kalian hanya akan melalui proses menunggu itu sendirian. BAIK SEMUANYA NAIK!"

Sebanyak tiga belas orang menaiki kendaraannya masing-masing. Di mobil yang di kendarai Ryan, terdapat enam orang penumpang, Riley duduk di kursi penumpang depan, sementara itu sisanya yaitu Al, Julia, Wula, Joshua, dan seseorang yang ikut di tim Alpha adalah Fajar, ia adalah pemandu dari Sniper Riley. Ia adalah orang Jawa.

"Baiklah semuanya kita akan berangkat." Klakson dari mobil Ryan di bunyikan tiga kali sebagai tanda di mulainya misi yang sangat berbahaya ini.

Jake mengamati dari dalam dan berdoa di dalam hati tentang keselamatan mereka.

"Semoga semua bisa pulang dengan selamat."

~~~~~

Jam menunjukan pukul setengah 9, masih belom ada derung peswat. Sementara itu Tim Alpha sudah sampai di tempat pemberhentian untuk para sniper.

"Hei Al, berhati-hatilah di sana, jika ada sesuatu hubungi kami lewat radio okey?" Julia tampak khawatir dengan kepergian Al.

"Pasti kok, aku akan baik-baik saja dengan Joshua ini, kami akan baik-baik saja."

"Ya aku harap begitu."

"Baiklah ayok Al, kita keluar!" Teriak Fajar yang sudah berada di luar mobil sedang menunggunya.

"Aku datang! berhati-hatilah kalian semua." Al meloncat keluar dari mobil begitu juga Joshua. Mobil pun langsung berbalik arah dan menuju Pos yang berada di Jalan. Soekarno-Hatta.

"Baiklah kita di sini memiliki arah yang sama, menurut Jake pos kita itu memiliki jarak 50M dari posisi pos kita masing-masing." Cakap Riley yang membuka buku note kecil di saku bajunya.

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now