Downfall

3 0 0
                                    

Sesuai dengan rencana, Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, Kelompok Alpha yang berisikan sang kapten dan juga Al. Kelompok Beta, Julia dan Wulan. Dan yang terakhir Kelompok Charlie yang beranggotakan Carl, Emma, Ryan, dan Brody. Pada awalnya Ryan protes tentang pembagian kelompok tersebut. Karena ia memiliki rasa malu berbicara terhadap bule, apalagi jika bule itu seorang cewek seperti Emma. Namun, pada akhirnya ia pun setuju.

Kelompok Alpha dan Beta akan masuk ke dalam gedung untuk memeriksa keadaan gedung. Karena keadaan sangat sepi dan banyak mayat yang berserekan di mana-mana. Sedangkan untuk kelompok Charlie. Mereka akan memeriksa gedung ruang isolasi, yang di mana Gerry diisolasi di sana.

Al, Sang Kapten, Julia, dan Wulan sudah berada di depan pintu masuk, mereka semua kebingungan kenapa ada banyak sekali mayat berserakan di sini. Ayah Al pun masuk terlebih dahulu dan melihat lebih banyak mayat di mana-mana. Mereka pun memisahkan diri untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi.

"Kemungkinan mereka semua yang mati di sini di sebabkan oleh sesuatu. Lihat ada bekas cakaran di leher mereka semua." Asep menunjukkan sebuah luka cakaran yang begitu dalam dengan senter.

"Apa ini ulah zombie?" Tebak Wulan.

"Nggak ini mungkin jenis mutan baru, Zombie mutan yang kita tau adalah volatile. Mana mungkin mereka bisa menembus gerbang lampu UV tersebut. Jadi kemungkinan ini zombie jenis baru." Jelas Al yang terus memerhatikan keadaan sekitar sambil terus mengecek setiap ruangan.

"Baiklah kalau begitu, Julia dan Wulan kalian telusuri apa yang terjadi sebenarnya di lantai satu dan juga Basement, Al kau ikut ayah untuk memeriksa lantai 14, 15, 16 dan juga rooftop."

"Hei lihat, barikade yang di pasang di tangga itu rusak." Teriak Julia sambil menunjuk ke arah barikade rusak yang seharusnya sebagai penghalang naik ke lantai berikutnya.

"Oke sebaiknya kalian berhati-hati kemungkinan masih ada zombie yang berkeliaran di sini. Kita akan berkumpul kembali saat semua area sudah dicek." Asep dan Al berlari menuju lift untuk menghindari kontak langsun dengan zombie. Baru saja Al melangkah beberapa senti, Julia menarik tangannya.

"Berhati-hatilah!" Julia tidak berani menantap wajah Al, jadi dia menunduk dan melihat ke kiri.

"Tenang saja, aku pasti akan kembali." Al memegang lengan Julia dan melepaskannya, setelah itu ia pun hilang dan suara lift naik pun terdengar.

Wulan yang sedari tadi memperhatikan duo sejoli itu mendekati pasangan wanitanya.

"Tak perlu risau, ia pasti kembali. Lagian dia kan dengan ayahnya."

"Ya kau benar, semoga saja semua berjalan dengan lancar."

~~~~~

DING!!!

Asep dan Al sudah sampai di lantai 14. Keadaannya tak jauh berbeda dengan apa yang ada di lantai 1, mayat bergelimpangan di mana-mana. Asep maju terlebih dahulu disusul oleh Al di belakang. Mereka sedang berada dalam mode waspada.

"Al ada yang ingin ayah tanyakan padamu." Al tiba-tiba terkejut dengan perkataan ayahnya itu.

"Apakah Julia itu, pacarmu?" Al sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya tanyakan. Tapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi malunya.

"Eh nggak kok dia bukan pacarku-" Al tertunduk dan mengecilkan suaranya. "-Belum menjadi pacar."

"Lah kenapa masih belum?" Sang ayah agak kecewa dengan sikap anaknya yang tidak jantan.

"Ntahlah, banyak momen yang seharusnya bisa aku pakai untuk menyatakan cinta. Tapi tiap ingin berkata, lidah ini terasa kaku. Hati ini berdegup dengan kencang saat pandangan mata kami saling melihat satu sama la-"

DEAD WORLDWhere stories live. Discover now