•••Sakit itu tidak terlihat, namun membekas.
•••
"WAAA!!"
Jungkook terbangun dengan keterkejutan dengan nafas yang terengah-engah, mencoba untuk menenangkan jantungnya yang sakit seketika.
"Ssshhh..." Ringis Jungkook pelan, ia memegang dada kirinya dan meremat pelan baju tidurnya.
Jungkook masih dalam fase kebingungan, karena ini sudah memasuki minggu ke delapan tepatnya sejak ia merasakan nyeri yang hebat di dada kirinya.
"Kumohon jangan sakit lagi..." Lirihku pelan, mungkin rasa sakit itu mulai memudar saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.11 pagi. Walaupun, rasa nyeri itu masih sedikit terasa. Jungkook masih bisa menahan rasa sakit itu.
Jungkook bangun dengan perlahan dari ranjang kesayangannya, ia berjalan pelan dan sedikit tertatih menuju kamar mandi.
"Semoga hari ini cuman kali ini saja, rasa nyeri di dada ini muncul."
Bahkan salah satu keluarganya saja sudah jarang mengetuk pintu kamarnya, Jungkook terkadang merasa sedih saat ia terabaikan begitu saja. Ia tau bahwa rasa iri atau cemburu bisa membutakan hati. Jadi ia mengambil tindakan sabar. Lain waktu pasti ada saatnya.
Setelah itu Jungkook terlihat mengelus pelan dada kanannya, lalu setelah itu dengan langkah cepat memasuki kamar mandi.
---
Jungkook terlihat menatap cermin yang memperlihatkan bayang-bayang dirinya, sungguh malang melihat wajah pucat itu terus sebagai bayang-bayang jati dirinya.
Pakaian seragam lengkap sudah terpakai di badan miliknya, ia terdiam beberapa saat. Ia bingung, setelah ia turun apa yang harus ia katakan kepada kakak-kakaknya dan kedua orang tuanya, jika saja mereka menanyakan soal wajah pucat pasi ini.
Awalnya wajah itu terlihat kosong melompong, dan tak berjiwa. Namun, menit selanjutnya wajah masam dan dingin miliknya tergantikan dengan cepat oleh senyuman yang cukup lebar saat menatap cermin itu, sepertinya topeng hari ini adalah topeng kebahagiaan lagi.
"Semangat, Jungkook-ssi!" Gumamnya menyemangati dirinya sendiri.
•••
Tap tap tap!
Jungkook menuruni tangga dengan cepat, membuat ia seolah-olah terburu-buru.Jungkook hanya bisa menatap ke arah ruang makan itu, tak ada niatan untuk mendekat ataupun menyapa. Ia hanya menampilkan senyuman lebar miliknya, seperti biasa.
Ruang makan itu di penuhi oleh tawa, dan candaan. Hanya untuk Kim Hyunbin, karena Kim Hyunbin, Oleh Kim Hyunbin. Semua kasih sayang itu menjadi miliknya.
Di keluarga ini terdiri atas 9 orang penghuni, dulunya. Sekarang bertambah menjadi 10 orang karena kedatangan seorang Kim Hyunbin.
Sebenarnya Jungkook pribadi tidak membenci seorang Kim Hyunbin, namun ia cukup dibuat iri oleh semua perhatian keluarganya kepada kakak tirinya itu.
Ia yang menyandang gelar 'kandung' merasa tersisihkan dari silsilah keluarga, gelar 'tiri' mulai merajalela layaknya cahaya yang terbuka lebar. Sekarang Jungkook merasa ia seperti senja, hanya sebentar dan sesaat keberadaanya di akui.
Saat kakinya ingin melangkah maju kembali, panggilan yang tidak ingin ia harapkan akhirnya terdengar begitu menjadi euforia bagi dirinya, ia terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me The Same Love | •JJK•
Fanficᴍᴇɴɢɪɴɢɪɴᴋᴀɴ ꜱᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴀɴɢɴʏᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴏʟᴇʜ, ʏᴀ? ꜱᴇᴅɪᴋɪᴛ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ 100% ɪᴛᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴜ ꜱᴇᴛɪᴅᴀᴋɴʏᴀ 1% ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴍᴜᴀ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ɴʏᴀ? ᴀᴋᴜ ᴍᴇʀᴀꜱᴀ ᴛᴇʀꜱɪɴɢᴋɪʀᴋᴀɴ ʟᴀʏᴀᴋɴʏᴀ ᴅᴇʙᴜ ʜᴀʟᴜꜱ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ɴᴀᴍᴘᴀᴋ, ʟᴇʙɪʜ...