•••
Hampir tercium bangkainya, sepertinya...
•••
Jungkook menggeliat di kasur miliknya karena merasa tidak enak dengan tubuhnya sendiri, ia malah sering terbangun ketika detak jantungnya mulai tidak stabil, dan semakin hari semakin memburuk.
Hari ini adalah hari Sabtu, Jungkook akan lebih memilih menetap di tempat tidurnya, tentunya mengistirahatkan tubuhnya yang terlalu lelah karena olimpiade kemarin tepatnya hari Jum'at.
Suara batuk itu selalu menggema di kamar Jungkook, entah kapan akan berhenti. Rasanya leher Jungkook seperti di cekik.
"Uhuk! Uhuk!" Jungkook batuk untuk yang kesekian kalinya.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu itu terdengar cepat.Nasib sial sepertinya lebih memilih Jungkook hari ini, sebuah ketukan pintu menyadarkan Jungkook untuk berhenti terbatuk-batuk.
Jungkook bangkit dari tempat tidurnya dengan lunglai, ia membuka pintu itu dengan perlahan.
Jungkook mendapati kakak keempatnya yang berdiri di depan pintu, Jungkook bingung sebenarnya ada apa beberapa hari ini?
"Ada apa, kak?" Tanya Jungkook pelan, namun pandangannya ke arah lain.
"Kakak dari tadi mendengar suara batuk, apa kau sakit Jung?" Namjoon balik bertanya.
Jungkook terdiam, ia membeku. "Bodohnya, kau Jungkook! Bisa-bisanya kau lupa kalau kak Namjoon akan berada di studio pada hari sabtu dan batuk terus-menerus." Batinku kesal.
"Ahh, itu tadi aku cuman keselek liur sendiri, iya kak hanya keselek liur... Hehe," kekeh Jungkook, berharap Namjoon akan mempercayainya. Sayangnya itu tidak semulus yang Jungkook perkirakan.
Namjoon menggeleng pelan, "Tidak, Jung... Kakak tau. Kau pasti sakit, kan? Kakak bukan hanya mendengarmu batuk satu atau dua kali aja, ini sudah yang kesekian kalinya." Aku membeku mendengar penuturan miliknya.
Aku menggeleng pelan, "kak, kalau aku udah bilang nggak. Ya, nggak!" Kesalku, lalu menutup pintu dan menguncinya.
Namjoon terdiam, ia tida bisa berkata apapun ia bingung dengan tingkah laku adiknya.
"Jungkook, buka pintunya! Tidak sopan menutup pintu seperti ini!" Decak Namjoon, menggedor pintu Jungkook cukup keras.
Jungkook menutup telinganya, sakit di dadanya semakin bertambah. Sekarang semakin sakit, Jungkook berusaha bangun dan berjalan dengan lunglai ke arah nakas meja. Untungnya obat penahan rasa sakit itu masih terlampau banyak, Jungkook langsung menelan 4 pil sekaligus. Sungguh sakit ini benar-benar luar biasa sakit dari pada serangan kemarin malam.
"Haish, lemah sekali kau Jungkook..." Gumamku merasa iba pada diri sendiri.
Yoongi yang baru saja dari dapur, dan lekas ke lantai dua untuk berniat melanjutkan pekerjaannya. Namun, ia menemukan Namjoon yang tengah menggedor pintu milik Jungkook.
Yoongi buru-buru mendekati Namjoon, "Hey, hey! Jangan di gedor terlalu kuat, bisa rusak pintunya. Nanti kakak lagi yang di suruh buat benerin," panik Yoongi menahan tangan Namjoon.
Namjoon yang melihat Yoongi langsung, menghempas pelan tangan miliknya.
"Jadi ada apa ini, Namjoon?" Tanya Yoongi menginterogasi Namjoon.
Namjoon langsung menatap Yoongi, "Jungkook sepertinya dia sakit, karena dari tadi aku mendengarnya batuk-batuk... Tapi pas aku tanya ke dianya, dia malah bilang dia cuman keselek air liur. Aneh kan? Terus aku bilang lagi ke Jungkooknya, kak... Kalau aku dengar dia batuk bukan cuman satu atau dua kali, tapi sudah yang kesekian kalinya. Terus dianya ngambek, kan aneh tuh... Udah gitu banting pintu pula," Jelas Namjoon seperti nge-rap namun sedikit ngedumel diakhir kalimat, membuat Yoongi hanya bisa melirik pintu bernuansa coklat Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me The Same Love | •JJK•
Fanfictionᴍᴇɴɢɪɴɢɪɴᴋᴀɴ ꜱᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴀɴɢɴʏᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴏʟᴇʜ, ʏᴀ? ꜱᴇᴅɪᴋɪᴛ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ 100% ɪᴛᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴜ ꜱᴇᴛɪᴅᴀᴋɴʏᴀ 1% ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴍᴜᴀ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ɴʏᴀ? ᴀᴋᴜ ᴍᴇʀᴀꜱᴀ ᴛᴇʀꜱɪɴɢᴋɪʀᴋᴀɴ ʟᴀʏᴀᴋɴʏᴀ ᴅᴇʙᴜ ʜᴀʟᴜꜱ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ɴᴀᴍᴘᴀᴋ, ʟᴇʙɪʜ...