03 : Pahit

6.6K 628 58
                                    


Jungkook kesakitan, rasanya ia ingin berteriak sekarang juga. Namun, jeritan milik kakaknya tiba-tiba saja terdengar dari lantai bawah membuat seluruh keluarga Kim teralih kepada Hyunbin.

Sebenarnya aku tidak membenci kedatangan Hyunbin, namun rasa iri dan dengki yang menguasai diriku menutupi hatiku yang lunak dan rendah hati terhadap semua orang di keluarga.

Sejak Hyunbin datang, awalnya kami seperti keluarga yang tidak bermasalah. Namun, saat sakit miliknya kambuh terus-menerus membuatku semakin kesal dengannya.

Walaupun rasa kesal itu tidak diperbolehkan untuk ada dan bertahan membenak, namun Jungkook terus merasakan hal itu.

"Ssshh..." Ringis Jungkook berdesis tipis, bahkan sampai tidak terdengar.

Ia terlihat buru-buru mencari obat penahan rasa sakit, mengobrak-abrik laci yang ada di nakas.

Saat menemukan botol obat berwarna merah itu, ia langsung membukanya dan langsung menelan 3 buah pil sekaligus. Bahkan menelan obat itu tanpa adanya perantara air putih sama sekali.

Tok tok!

Saat jantung miliknya sudah mulai membaik, sebuah ketukan pintu membuat Jungkook sangat terkejut karena kamar miliknya ini jauh dari kediaman semua keluarganya, atau bisa di bilang ada di lantai dua.

Sampai menimbulkan efek kejut dan rasa nyeri di bagian dada kirinya.

"Masuk saja," ucap Jungkook, yang langsung membenarkan posisinya.

Cklek'

Jungkook terdiam melihat kakaknya itu, ini pertama kalinya kakak keduanya itu memasuki kamar berdiameter 10x10 ini.

Yoongi menatap ke arah Jungkook, lalu menelisik ke arah sekitar. "Kau belum makan malam," ucapnya datar namun dapat membuat Jungkook tersenyum lebar.

"Ahh, aku tidak lapar kak," sayangnya senyuman lebar itu tidak bisa menutup kepucatan yang sudah tertempel di wajah Jungkook.

Yoongi duduk di kasur Jungkook, "kau baik-baik saja, Jung?" Tanya Yoongi khawatir, namun terdengar begitu pelan.

Jungkook tersenyum tipis, "aku baik,"

"Tapi kau terlihat tidak baik-baik saja, Jung... Kau sangatlah pucat," ucap Yoongi jujur.

"Mungkin kelelahan aja, kak... Tumben sekali kakak kesini, jadi ada apa?" Tanya Jungkook.

Yoongi terdiam, matanya terus menelisik ke setiap sudut ruangan. Ruangan bernuansa elegan dengan corak kayu itu membuat Yoongi terpana, mungkin juga karena ia pertama kalinya menginjakkan kakinya di kamar Jungkook.

Namun tidak berlangsung lama, pandangan Yoongi teralih di sebuah box besar berwarna coklat. Rasa penasaran menghampiri Kim Yoongi, "apa ini, Jung?" Yoongi berdiri dan mendekati kotak itu.

Jungkook yang melihat hal itu, langsung mencegah Yoongi. "Ahh, itu hanya barang-barang yang tidak penting... Hehe," gugup Jungkook.

"Kalau begitu simpan saja di gudang, Jung... Sini biar kakak yang bawa ke gudang..." Jungkook menggeleng cepat.

"Tidak, kak... Nanti saja," tolakku halus.

Yoongi mengernyit kebingungan, tumben sekali Jungkook terlihat begitu mandiri. Mata Yoongi sedikit menyipit ketika kotak coklat itu menampilkan celah kecil di atasnya, dan itu sukses menarik perhatian Yoongi ketika mata miliknya menangkap warna emas.

"Kak?" Yoongi tersentak kaget.

"Ahh, ya?"

"Kakak tidak pernah ke kamarku, dan sekarang sangatlah langka melihat kak Yoongi berdiri disini, jadi sebenarnya ada apa?" Tanya Jungkook, disertai kekehan pelan yang membuat Yoongi tak enak hati.

Just Give Me The Same Love | •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang