I'M BACK!!
Sksksksk, tolong komen bar-barnya juseyo~•••
"Apa maksud kalian? Kakak tidak di pihak siapapun! Kakak akan memilih yang benar, disini Jungkook lah yang korban... Kakak paham akan hal itu," bela Jin pada diri sendiri.
Mereka semua menatap Jin dengan tatapan menginterogasi, membuat dirinya tak enak hati.
"Tapi kenapa kau setega itu menerima tawaran Jungkook, kak...?!" Kesal Jimin angkat bicara.
Jin terdiam, bisa di bilang terkejut untuk penuturan yang layak sebagai tamparan keras ke wajahnya, ia begitu lelah dengan semua yang terjadi, "kalian tidak akan mengerti..."
"Kalau begitu buat kami mengerti, kak!"
Jin masih mencoba mengatur nafas miliknya yanga masih tersendat-sendat, ia mengusak kasar surai kepalanya. "Coba bayangkan. Jika kalian di posisi kakak. Kakak seorang dokter, dan seorang dokter tidak boleh memilih !!" Ujarnya begitu frustasi.
Mereka terdiam, namun tidak tertegun. Perkataan Jin ada benarnya, namun mereka semua membisu seolah-olah bibir mereka terikat oleh selotip.
"Tapi kak, kau hampir membuat adik kandung mu sendiri kehilangan nyawa di dalam sana," Yoongi menunjuk-nunjuk dada Jin, lalu menunjuk ke arah pintu ICU. Ekspresi Yoongi tak terduga-duga, ia begitu marah sekalipun sudah mendengar penjelasan panjang lebar milik sang kakak.
Jin terdiam, ia berkali-kali mengusak kasar rambutnya serta helaan nafas keluar tak henti-hentinya. Bisa dikatakan ia cukup lelah menyandang gelar dokter, namun kedua orangtuanya yang menekan dirinya menjadi seorang dokter adalah hal yang sangatlah biasa.
"Baik. Baik. Kali ini salah kakak, jadi maafkan kakak." tuturnya menunduk, Taehyung yang melihat hal itu langsung memeluknya.
"Tidak apa-apa, kak... tidak apa-apa," Kecemasan miliknya saat melihat wajah pucat pasi kakaknya begitu hebat.
Jimin mengangguk pelan, "Ya, tidak apa-apa... Kakak sudah melakukan yang terbaik," jelas Jimin singkat.
Namjoon tersenyum tipis melihat hal itu, adik-adiknya sudah mengerti akan hal yang tak seharusnya diberi penjelasan.
Sedangkan Hoseok, tangannya mengepal perasaan kacau masih menggebu-gebu di dadanya.
Bagaimana ia tidak kesal? Adik bungsunya itu hampir mati mengenaskan di dalam sana hanya karena si anak tiri, dan kelalaian kakaknya itu dalam penanganan.Serta kedua orangtuanya yang bermuka tebal. Apakah masih bisa dianggap sebagai orangtua? Entahlah, tapi mari kita tidak durhaka kepada mereka.
Jin tersenyum tipis, ia menggumamkan kata-kata maaf. Walaupun harga dirinya ambruk seketika, karena kelima adik-adiknya melihat jati dirinya yang tak seharusnya mereka lihat.
---
Lain hal di tempat satunya, Yuna yang masih dalam dekapan Suujin masih terisak pelan.
"Tidak, tidak... Jungkook anak kita, maafkan aku, maaf," gumam Suujin membisik ke daun telinga Yuna dengan pelan.
Yuna terdiam, ia tetap tidak percaya. "Tidak, kau berbohong. Jungkook anak haram kalian!!" Tuduhnya.
Suujin tidak bisa berkata-kata, yang sebenarnya terjadi adalah,
Flashback ON.
"Maaf tuan, sesuai yang saya perhatikan sejauh ini sepertinya kesehatan mental nyonya Kim benar-benar goyah, tuan... Sejak dia melahirkan Jungkook, semakin lama mentalnya terganggu." Diagnosa dokter dengan nada serius miliknya, membuat Suujin mengepalkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me The Same Love | •JJK•
Fanficᴍᴇɴɢɪɴɢɪɴᴋᴀɴ ꜱᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴀɴɢɴʏᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴏʟᴇʜ, ʏᴀ? ꜱᴇᴅɪᴋɪᴛ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ 100% ɪᴛᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴜ ꜱᴇᴛɪᴅᴀᴋɴʏᴀ 1% ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴍᴜᴀ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ɴʏᴀ? ᴀᴋᴜ ᴍᴇʀᴀꜱᴀ ᴛᴇʀꜱɪɴɢᴋɪʀᴋᴀɴ ʟᴀʏᴀᴋɴʏᴀ ᴅᴇʙᴜ ʜᴀʟᴜꜱ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ɴᴀᴍᴘᴀᴋ, ʟᴇʙɪʜ...