26 : Pertemanan

5.9K 627 109
                                    

TAPI BOONGG!! CIAHAHA...
😂😂😂

Komen dan Votenya gan... Jangan malas ah! Tinggal pencet aja kok.

•••

Hyunbin melambai ke arah Taehyung dan Jimin, karena mereka akan berpisah untuk ke kelas mereka masing-masing.

Jaewook memang bisa di katakan salah satu teman Jungkook yang akrab sekali, bahkan kakak-kakaknya pun akrab dengannya. Sedangkan, Wooshin hanya akan mengiyakan perkataan atau tindakan Jaewook yang baginya benar, dan tidak menyetujui jika tindakan temannya itu salah.

Taehyung hanya tersenyum tipis, Jimin menatap datar ke arah Hyunbin.

"Jim, kau tidak perlu terlalu terbuka seperti itu..." Gerutu Taehyung, Jimin hanya bisa mengangguk-angguk.

"Iya, Tae... Aku paham, tapi ini umum dan terbuka. Dia bertindak seperti itu, jika gak kita ladenin apa kata murid-murid yang lain? Miris banget nasib kita, kan?" Taehyung berdecak mendengar hal itu.

"Apa yang harus kita lakukan, Jim? Kalau dia kambuh atau kenapa-napa aku gak mau berhadapan dengannya atau menemaninya. Ayah dan Ibu sepertinya sudah mulai kehilangan sedikit dari akal sehat mereka," kesal Taehyung mengomel-ngomel sendiri.

Jimin menyikut Taehyung cukup kuat, "Hush! Seaneh-anehnya pola pikir mereka itu, tetap aja mereka orangtua kita Tae... Mungkin menyekolahkan Hyunbin di sekolah yang sama dengan kita, dan Jungkook salah satu rencana ibu, atau mungkin Hyunbin?" Taehyung hanya menatap jengah.

Taehyung berdecak sebal, mengapa kedua orangtuanya itu saling mengkhianati satu sama lain, seperti itu? Tega sekali mereka, apa mereka tidak memikirkan anak-anaknya?

---

"Kak Hyunbin, kami berdua ke kamar mandi dulu yaa..." Ucap Wooshin yang langsung menarik kerah baju Jaewook tak berbelas kasihan.

Jaewook yang di tarik pun awalnya sedikit memberontak karena tak mengerti maksud dari tarikan ganas itu, "Apa-apaan ini, Woo?! Kau menarik kerah ku, rasanya aku hampir mati muda nih!" Geram Jaewook yang langsung menyentak tangan Wooshin yang awalnya berada di kerah miliknya.

Wooshin menatap datar ke arah temannya itu, "Jae, aku tau kau tidak sebodoh itu..." Jaewook terdiam sejenak.

Jaewook tersenyum lebar, "Ya, Woo... Aku tidak sebodoh itu untuk tertipu daya oleh sikapnya itu, cih menggelikan sekali bertemu secara langsung..." Gerutu Jaewook kesal.

Wooshin memegang pundak Jaewook, "Kuingatkan sekali lagi, Jae. Jangan sampai kau terhasut oleh omongan-omongan miliknya, dan nyinyiran orang seperti dia." Jelas Wooshin, setelah itu Jaewook melepas pelan tangan Wooshin yang ada di bahunya.

"Hey, Wooshin-ah... Aku bisa melihat wajah-wajah yang tulus, dan yang tidak tulus. Kau tau itu, kan?" Bisik Jaewook membuat suasa menjadi mencekam.

Wooshin tersenyum dingin, "Haha, wajahmu saat tersenyum seperti itu benar-benar mengerikan Jae..."

"Kalau sudah masalah Jungkook, aku tidak bisa memaafkan siapapun yang menyakitinya, Woo..."

Wooshin mengangguk pelan, "Ya, aku setuju padamu Jaewook..."

Flashback On.

Jaewook tengah menikmati isapan rokok yang membuatnya semakin lama menjadi candu itu, ia menyandang gelar anak nakal sejak SMP. Walaupun ia baru kelas satu SMA, namun ia sudah mencicipi kegelapan di tengah malam.

Saat itu Jaewook hanya sendirian di atap sekolah, "Ck, hidupku selalu seperti ini... Sampah memang," monolog Jaewook sendiri.

Jungkook yang saat itu juga sedang membolos kelas, melihat Jaewook sendirian.

Just Give Me The Same Love | •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang