19 : Tidak percaya

6.2K 651 117
                                    

Komen dan Votenya gaess:))
Jangan lupa ngegasnya yaa! Nana tunggu...

•••

Mereka terdiam melihat ke arah kedua orangtuanya itu, sebenarnya ada apa dengan mereka? Mengapa sikap mereka begitu berlebihan kepada Hyunbin?

Siapa disini yang anak kandung dan yang anak angkat sih, sebenar-benar nya?

"Jungkook kau masih belum pulih, di luar dingin... Kau bisa tambah sakit jika menyapu halaman malam-malam begini," tukas Jin tidak terima.

Suujin menarik lengan Jungkook dengan cepat, "cukup! Kalian jangan coba-coba untuk menghalangi Jungkook menuntaskan tugasnya," bentak Suujin kepada anak-anaknya yang lain.

Mereka terkejut, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ini sudah diluar ekspektasi mereka, ini sudah berlebihan, ini tidak bisa dibiarkan...

Hyunbin tersenyum tipis, namun ia sedikit merasa bersalah karena melakukan hal diluar nalar.

Maaf, Jung...

"Kak, jangan khawatir. Pokoknya aku akan baik-baik saja!" Senyuman Jungkook mengembang dan terlihat terpaksa.

Kakak-kakaknya menatap ke arah Jungkook dengan tatapan mengatakan untuk tidak. Mereka menatap Jungkook dengan lamat dan kekesalan di hati mereka membuncah.

Paman Sam mengikuti Jungkook dari belakang, di saku celana miliknya ia simpan beberapa obat Jungkook. Hanya sebagai jaga-jaga saja jika terjadi hal yang tidak diinginkan lagi.

"Jung, pakai jaket ini yaa? Bibi tidak ingin kau demam lagi seperti tempo hari," bibi Wenn memakaikan jaket yang cukup tebal.

"Paman, sama bibi-bibi terlalu berlebihan..." Gumam Jungkook pelan, mata miliknya begitu sendu dan terlihat kosong.

Bibi Glienn yang berada di samping bibi Wenn ikut menyeloteh, "Jungkook kau itu tuan muda kecil kami, sudah seharusnya kami menjaga, merawat, dan menyayangimu..." Dukung bibi Wenn, tangan kanannya terulur mengelus pucuk kepala Jungkook.

Jungkook kaget untuk sesaat, detik selanjutnya Jungkook tersenyum tipis. Tidak ada paksaan sama sekali.

Kakak-kakaknya itu tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, adik bungsunya itu tersenyum? Mata milik adik bungsu mereka itu sedikit terlihat berbinar, tidak kosong seperti tadi.

---

Jungkook menyapu dengan telaten, tangan kirinya memegang buku pelajaran. Cukup ringan dan tidak terlalu tebal.

"Ck! Kau belajar lagi, Jung?" Desis paman Sam terdengar sangatlah kesal.

Jungkook menoleh ke arah paman Sam, yang tengah menatapnya dengan nyalang. "Aduh, paman! Umur paman baru mau 30, seharusnya paman tahu apa artinya menikmati masa muda itu..." Bangga Jungkook pada dirinya.

Paman Sam menggeleng pelan, ia tidak sanggup dengan kepolosan tuan mudanya ini. "Jungkook, yang namanya menikmati itu bukan belajar terus seperti ini, dimana-mana kalau menikmati masa muda itu bermain dengan teman-teman di luar sana..." Jelas paman seolah-olah hidupnya sudah lebih dari 100 tahun.

Jungkook menatap datar ke arah paman Sam, decakan malas dan bodo amat. "Aih, paman kau membuatku tersinggung. Hehe, aku kan gak punya teman jadi, yaa gtu..." Gerutu Jungkook pelan di sela-sela ke-awkward an ini.

"Kau pasti akan mendapatkan teman baik, Jung..." Ucap paman Sam melow.

Jungkook terkekeh pelan. "Ya, paman. Aku akan selalu menantikan datangnya hari itu." Jawab Jungkook semangat.

Just Give Me The Same Love | •JJK•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang