---"Jungkook dia... Dia sekarang benar-benar membutuhkan pendonor secepatnya." Saat dokter Han melontarkan kalimat itu, mereka lemas kembali. Tentu saja mereka benar-benar kaget, dan tidak menyangka. Mereka kira semalam dan keajaiban ini tidak ada sangkut pautnya.
Mendapatkan pendonor itu benar-benar butuh waktu yang cukup lama, tidak mungkin bisa secepatnya.
Jungkook tersenyum lemah, tak di pungkiri rasa sakit di tubuhnya. "Ahhh... Sepertinya aku tidak membutuhkan pendonor, kak..." Tutur Jungkook pelan.
Mereka semua menoleh dan tidak percaya dengan apa yang adik mereka itu sedang bicarakan, senyuman lemah yang terpatri di bibir kecil milik Jungkook membuat mereka sakit hati. Mereka sudah membuat adiknya itu menderita karena terlalu terpaku pada sang adik haram.
"Jung! Apa-apaan?! Nggak, nggak, nggak... Kau tidak boleh menyerah! Jangan ngomong yang tidak-tidak, Kim Jungkook. Kakak tidak suka." Cerocos Jin tak karuan, ia memegang erat tangan Jungkook dengan pupil matanya yang bergetar.
Yoongi menatap sinis, "Jung, kalau mau mati langkahin dulu mayat kakak, baru kau boleh mati," kesal Yoongi memandang dengan tatapan kesal miliknya.
Mereka semua tidak habis pikir dengan apa yang terucap dari bibir kecil milik Jungkook, dia hanya berumur 15 tahun dan sudah membicarakan pasal sebuah keputusasaan, tidak hal itu tidak boleh terjadi.
Jimin menatap sendu kearah adiknya itu, ia tidak menyangka kata-kata itu keluar dari adik manisnya itu. Kaget adalah perasaannya saat ini.
Jungkook terkekeh lemah, "A-Aku hanya bercanda, kak..." Kekehnya pelan.
Sang kakak keempat yang mendengar hal itu seketika melontarkan, "Jung, It's not funny! Jangan berbicara yang nggak-nggak," tukas Namjoon naik darah.
Jungkook melirik ke arah Namjoon, "Hahahaha, aku bercanda kak...." Tutur Jungkook tersenyum lebar.
Taehyung maupun Jimin mendengkus saat mendengar tuturan itu, "Dihh, bercanda pantatmu Jung. Nyawa di becandain, malaikat maut lewat mampus kau." Kesal Jimin menyinyir hebat Yoongi yang berada di samping Jimin maupun yang lainnya saat mendengar itu langsung menatap Jimin dengan tatapan kesal.
"Jim, kau juga bercandanya yang benar..." Taehyung menggeleng-geleng pelan, sebenarnya perkataan yang Jimin ucapkan itu ada benarnya juga tapi kalau misalnya dia ada pihak Jimin, dan menertawai ucapan Jimin layaknya candaan semata yang ada dia juga ikutan tertampar wajah dingin kakak-kakaknya itu.
Hoseok tersenyum sinis, "Jadi bagaimana yaa~ Keadaan anak haram itu, aku penasaran apakah dia sudah meninggal atau mungkin masih berkeliaran?" Tukas Hoseok bertanya sendiri namun terdengar begitu pedas nan jujur.
Jungkook yang mendengar itu terkejut dengan perkataan salah satu kakaknya itu, dengan tubuh miliknya yang masih terbilang cukup lemah ia berusaha bertanya. "Apa maksudmu, kak Hoseok?" Tanya Jungkook penasaran, tidak dipungkiri bahwa perasaan yang begitu terkejut tentu saja tertusuk di dada miliknya.
"Anak haram? Siapa yang anak haram?" Tanya Jungkook lagi, jujur saja ia begitu bingung saat ini.
Mereka semua terdiam mendengar pernyataan Hoseok yang jujur itu, yah Hoseok si ember. Mulut miliknya terkadang terlalu luwes layaknya papan pipih yang meluncur. Hoseok menutup mulutnya dengan cepat, kedua pupil Hoseok bergetar hebat dan ia menatap ke arah kakak-kakaknyamaupun adik-adiknya.
Saat Hoseok tak sengaja berpapasan dengan keduapasang bola mata milik Yoongi, Hoseok berpikir ia mungkin tidak bisa melihat hari esok. Yoongi sudah tersenyum begitu manis kepada Hoseok, "Wahh apa maksudmu, Kim Hoseok?" senyum Yoongi bertanya dengan nada dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me The Same Love | •JJK•
Fanfictionᴍᴇɴɢɪɴɢɪɴᴋᴀɴ ꜱᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴀɴɢɴʏᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴏʟᴇʜ, ʏᴀ? ꜱᴇᴅɪᴋɪᴛ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ 100% ɪᴛᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴜ ꜱᴇᴛɪᴅᴀᴋɴʏᴀ 1% ᴅᴀʀɪ ꜱᴇᴍᴜᴀ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ɴʏᴀ? ᴀᴋᴜ ᴍᴇʀᴀꜱᴀ ᴛᴇʀꜱɪɴɢᴋɪʀᴋᴀɴ ʟᴀʏᴀᴋɴʏᴀ ᴅᴇʙᴜ ʜᴀʟᴜꜱ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ɴᴀᴍᴘᴀᴋ, ʟᴇʙɪʜ...