Jangan nangis!

18.3K 683 90
                                    

Tes,, tes,,, masih ada yang nunggu kann?😊

Jangan lupa pencet tombol 🌟 dan ketik comen tentang part ini😊


Sebelumnya maaf kalo part ini ga nyambung, ga dapet feel atau apapun. Aku lagi pengen Up, padahal lagi badmood JADI kalo gak dapet feel nya mohon dimaklumi:")

🕊🕊🕊

Pintu kamar inap Meisya terbuka, membuat gadis yang sedang melamun itu terduduk seketika, ia sedikit meringis "Shhh Mama abis darimana? Kok pake pakaian serba hitam? Siapa yang meninggal ma?" Tanyanya heran kala melihat kedua orang tuanya masuk dengan mengenakan pakaian serba hitam.

Reni tergagap, bingung harus mengatakan apa pada putrinya "Oh eh eum mama abis.."

"Kita abis ngelayat salah satu kolega bisnis papa sayang. Gimana keadaan kamu?"jelas Riko. Ia berjalan mendekati Meisya mengecup pucuk kepala anaknya sebentar. Meisya hanya mengangguk anggukan kepalanya paham, "Ooooo,, Alhamdulillah udah agak mendingan pa." Ucapnya.

Reni menghembuskan nafas lega, ia melepas jilbab serta kacamata yang dikenakannya lalu berjalan mendekati Meisya.

"Eh iya keadaan Sukma sama Audrey gimana pa? Mereka baik-baik aja kan??" Tanyanya membuat Reni kembali tergagap.

Gimana ini?

Reni mencoba untuk memaksakan senyumnya, menghembuskan nafas pelan, "Emm i...iya mereka ba-baik baik aja kok"

Meisya memicingkan matanya, menatap ibunya curiga "Oooh syukurlah kalo gitu. Tapi kenapa mama keliatan gugup? Kalian nggak lagi nyembunyiin sesuatu sama akukan??"

"Ya engga dong sayang. Mama kamu kan emang gitu, suka gugup kalo lagi sama papa. Biasaa mama kamu terpesona sama papa soalnya papa kan lagi pake baju item hhh"celetuk Riko. Reni yang mendengarnya hanya memutar kedua bola matanya malas sedangkan Meisya ia sudah terbahak dengan apa yang diucapkan oleh papanya.

"Dih apaan sih mas"

"Hhhhhhh dasar papaa, kasian tuh paa pipi mama udah merah kek kepiting rebus hhhh"godanya.

Reni hanya menggelengkan kepalanya, ia bersyukur setidaknya Meisya lupa dengan apa yang ia tanyakan tadi, "Hish kalian berdua yaa puas ngetawain mama? Kamu juga mas udah tuaa masih aja kepedean"celetuknya.

"Loh aku ngomong sesuai fakta loh,  kadar kegantenganku akan semakin bertambah kalo lagi pakai baju hitam kaya gini"

"Halahh ganteng dari mana coba"

Meisya kembali tertawa saat melihat kedua orang tuanya berdebat, hhh papa nya memang kepedean "Hhh tapi emang bener kok maa cowo kalo lagi pakai baju hitam kadar ketampanannya emang bertambah"celetuknya membuat Reni jengah "Halahh konspirasi dari mana coba? Cowo kalo emang ganteng mau pake baju apaa juga bakal tetep ganteng."tukasnya tajam.

"Kaya aku dong udah ganteng dari lahir"ucap Riko pede, ia senang melihat anak gadisnya tertawa lepas karena ulahnya. Disisi lain ia juga senang menggoda istrinya, kejadian seperti ini sangat jarang terjadi di keluarganya.

Maklum mereka sama sama sibuk, ia sibuk mengurus perusahan yang berada di Amerika sedangkan istrinya sibuk mengelola butik pribadi miliknya. Ia bersama Reni memang berada di satu negara yang sama, namun meski begitu waktu berkumpul mereka juga sebentar. Apalagi putri semata wayangnya berada di Indonesia sendirian, hal itu membuat mereka jarang berkumpul seperti sekarang ini.

"Huekk jijik aku mas sama kamu, udah tua jugaa"

"Loh kamu hamil lagi yang? Tokcer juga juniorku hhhh. Alhamdulillahh Meisyaa bentar lagi kamu punya adek" celetuk Riko girang, Reni melongo mendengar celetukan suaminya,"Iiiiiiih kalo ngomong yaaa ngga pernah disaring dulu"ucapnya geram. Tangan kanannya tak tinggal diam, ia mencubit pinggang suaminya dengan keras membuat sang empu menjerit kesakitan.

Ayah sahabatku (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang