Kak Audrey!!

11.4K 685 108
                                    

TYPO HARAP MAKLUM!!

Haiiiii aku balik lagii hhhh setelah beberapa lama ga up eum sekitar kalo ngga 2 ya 3 mingguan ngga up.  Maap ya gengss, aku pengen up cepet tapi drakorku meronta-ronta minta ditonton😂. Hahaha canda:v sebenernya sih cuma bingung doang makin kesini vote sama comennya agak makin berkurang. Sad banget sumpah:)

Happy reading❤
🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Eitss sebelum baca aku mau tanya boleh gaa? Cerita ini dimata kalian kaya gimana sih? Please elahh pembaca yang budimann jawab, terserah deh mau jawab yang buruk" tentnag cerita ini juga gapapaa.

Kalo kalian seneng tu rasanya aku jadi ga males buat up😂😂

🕊🕊🕊

Andre membuka pintu ruang operasi dengan tangan gemetar salah satu tangannya diletakkan tepat diatas dada untuk mengurangi rasa sesak yang dirasakannya. Saat pintu terbuka, sunyi itulah keadaan yang tepat untuk menggambarkan kondisi ruangan. Semua alat didalam ruangan itu sudah dimatikan, bahkan selang infus sudah tidak lagi melekat pada tangan Audrey. Hatinya semakin hancur tatkala melihat seluruh tubuh gafis kecilnya telah tertutup oleh kain putih. Air mata kembali menetes dari pelupuk matanya.

Andre berjalan mendekat, namun baru beberapa langkah berjalan tubuhnya merosot kelantai. Kedua kakinya seakan tak sanggup untuk menahan berat tubuhnya. Ia marah kedua tangannya memukul mukul lantai, sementara Rendy bocah itu mengikuti Andre dari belakang.

Ia berlari menghampiri brankar Audrey, air mata sudah membasahi pipinya. Ia menangis dalam diam, tangannya gemetar saat menarik kain yang menutupi wajah kakaknya. Saat kain itu berhasil merosot hingga menampilkan wajah pucat Audrey ia berjongkok dibawah brankar menyembunyikan tangisannya.

Berbeda dengan Andre saat ia melihat wajah putrinya, hatinya terasa bergejolak. Kaki yang tadinya serasa tak memiliki tulang seketika mampu membuatnya berdiri serta berjalan mendekati ranjang Audrey.

"Sayang, wake up heyy ini daddy"lirihnya seraya membelai rambut hitam Audrey.

Hening

Tubuh Audrey tak bergerak sedikitpun, diguncangnya tubuh Audrey dengan lembut. Masih tak ada jawaban, yang terdengar hanyalah suara isak tangis Rendy.

"Daddy mohon bangunnn, Audrey bangun!!" Andre terus mengguncang tubuh tak bernyawa Audrey, berharap putrinya dapat hidup kembali.

Aldan menghampiri Rendy lalu membawanya kedalam pelukannya. Ia tak tega sungguh ia juga pernah berada diposisi ini, lebih berat malah. Setelah Rendy berada dalam dekapannya, Aldan melangkah menghampiri Andre yang terus berteriak serta mengguncang tubuh Audrey dengan kasar, ia meminta Audrey untuk bangun.

Aldan menatap tubuh Audrey dengan miris, "Ndre lo harus tenang, ikhlasin Audrey dia udah tenang disana!"

Andre menghentikan guncangannya, pandangannya beralih pada Aldan serta Rendy yang menyembunyikan kepalanya diantara ceruk leher Aldan "Lo gak tau gimana perasaan gue!! Lebih baik lo pergi dari sini!!" Ucapnya nyalang.

Emosi Aldan tersulut seketika,"Gue tau gimana perasaan lo!! Gue juga pernah diposisi ini, malah lebih buruk gue!! LO baru kehilangan SATU ORANG sedangkan gue? GUE KEHILANGAN TIGA ORANG YANG GUE SAYANG DALAM WAKRU YANG BERSAMAAN. Dan lo masih nganggep kalo gue nggak tau gimana perasaan lo?! Lo harusnya pake Otak kalo lo bersikap kekanakan seperti ini kasian sama jenazah Audrey"

Andre diam, ucapan Aldan membuatnya seakan tertampar. Ya Aldan benar, apa yang dialaminya memang tidak sebanding dengan apa yang dialami oleh Aldan-adik iparnya, "Ikhlasin Audrey, Allah lebih sayang dia. Sekarang Audrey udah tenang dialam sana, lo harus yakin mungkin ini jalan yang udah Allah taldirin buat Audrey" ucap Aldan seraya menepuk bahu Andre.

Ayah sahabatku (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang