Tak terasa, sebulan berlalu sejak hari pertama tahun ajaran baru, di kelas XI MIA 4. Tempat duduknya tidak berubah, Alisha tetap di belakang, tetap sendirian. Kini, Alisha sudah mulai bisa bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun, Alisha memilih tetap di bangkunya, dia memang seperti itu.
Istirahat kedua pun tiba. Hari itu, sang guru berhalangan hadir dan memberikan tugas. Alisha sudah selesai mengerjakannya, begitu pun dengan teman-teman kelasnya.
Dia pun segera merogoh isi tasnya, mencari sesuatu yang ternyata tidak ditemukannya.
"Lah, kok gak ada? Yah, lupa bawa dong aku!"
Alisha menggerutu sendirian sambil terus memastikan keberadaan barang yang dicarinya. Lalu dia melihat ke depan lagi, Dita dan Sofia sudah berlalu ke kantin. Kemudian dia mengedarkan pandangnya kepada seisi kelas. Lalu, dia memanggil salah satu siswi yang terlihat sedang menuju ke pintu.
"Fitrah!"
Dan yang dipanggil pun menoleh, "eh, iya, Sha?"
"Kamu mau kemana?"
"Ke kantin, mau ikut?"
"Ikut dong!" seru Alisha sembari bergegas beranjak dari bangkunya, lalu dia melanjutkan, "aku lupa bawa makanan soalnya hehehe."
"Ya udah, ayo," ajak Fitrah, dan mereka berdua pun pergi ke kantin.
***
Karena Alisha jarang sekali ke kantin, dia masih tidak hafal apapun yang dijajakan di sana.
"Kamu mau beli apa?" tanya Fitrah, sambil terus berjalan lambat di tengah keramaian.
"Umm... aku gak tau, jarang ke kantin jadi gak hafal isinya, hahaha."
"Waduh, kok bisa gitu sih?"
"Ya... mau gimana lagi kan?"
"Batagor aja tuh, mau?" tawar Fitrah, dan Alisha mengiyakannya.
Mereka segera menuju tempat penjual batagor itu berada dan segera memesan, "dua, Bang! Tiga ribu aja ya."
Alisha pun mencuri pandang ke sekeliling, daripada harus memandangi proses penggorengan batagor yang dipesannya. Lalu, dia melihat empat sekawan yang duduk di meja di wilayah pedagang bakso. Dia benar-benar memandang lekat-lekat salah satunya. Lantas dia pun bertanya kepada Fitrah.
"Fit!"
"Iya?"
"Itu siapa?"
"Mana?"
"Noh, yang berempat depan tukang bakso, yang lagi ngucek mata."
Fitrah mencari yang dimaksud Alisha, dan akhirnya menemukannya, "oh, dia..."
"Iya, kamu kenal?"
"Iya, itu Damar, anak IPA 2, kenapa?"
"Oh... nggak sih aku nanya aja."
"Oh, kamu suka ya? Cie..."
Fitrah mengerti benar alas an Alisha menanyakan soal orang yang bernama Damar tersebut.
"Tapi dia udah punya pacar, Sha," lanjut Fitrah.
"Ya udah, nggak apa-apa kan aku juga cuma nanya, hehehe."
Lalu, Alisha kembali memandangi orang yang sudah dikenalnya sebagai Damar, dan muncullah sosok tidak asing tepat di depannya.
"BAKEKOK!"
"Ih! Aston! Kenapa sih lo gak bosen-bosen?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: The Memories
Tienerfictie[COMPLETED] [Buku kedua dari The Vanished Smile] Ini adalah sisi lain dari perjalanan hati Damar. Hal-hal yang sudah maupun belum diceritakan sebelumnya, dan sebagian besar berada pada sudut pandang Alisha. Kalian bisa menyebut ini prequel, sequel...