Bel istirahat kedua pun berbunyi, Alisha mengeluarkan kotak makanannya dan meletakkannya di atas meja. Eli, si anak baru itu, juga melakukan hal yang sama.
"Oh, kamu bawa bekal juga?" tanya Alisha.
"Iya, emang kenapa?"
"Nggak, kirain mau nyoba ke kantin dulu gitu."
"Ngapain? Aku di sini sampai lulus, nanti juga ke senggol itu kantin sama aku, hahaha."
Di tengah nikmatnya makan, Eli pun memulai percakapan antara keduanya.
"Lisha, kamu beneran bukan pacarnya Damar?"
"Nggak... kan aku udah bilang, El."
"Hehehe, iya, iya..."
Kemudian Alisha berkata pelan kepada dirinya sendiri, "aku cuma suka aja."
Rupanya, Eli mendengar hal itu, "oh, suka? Aku bilang dia ya nanti? Kan pulang-pergi bareng jadi aku bisa—"
"Eh, nggak, gak usah atuh..."
"Lah, kenapa?"
"Malu lah, nanti dia risih, nanti pacarnya marah..."
"Oh, Damar punya... Siapa, Sha?"
"Gak tau sih aku gak kenal."
"Udah gak apa-apa nanti aku sampaikan ke Damar, kalo benar dia punya pacar, pacarnya gak akan tau."
"Tapi tetap aja aku malu sama Damarnya."
"Santai aja, nanti nyesel loh dipendam terus..."
Alisha mulai terpengaruh, dan dia pun mengalah, "ya udah, bilangin deh, tapi bilangin jangan marah gitu."
"Gak dibilangin juga gak marah, Sha, tenang."
***
Keesokan harinya...
"Udah aku bilangin, Sha."
"Eh?! Beneran dibilangin? Dia gak marah kan?" Alisha agak khawatir, takut bila rasa yang dia pendam dianggap mengganggu Damar.
"Nggak kok, gak marah, nih..." Eli menceritakannya kepada Alisha perihal kejadian sepulang sekolah kemarin.
...
Eli pun pulang sekolah bersama Damar sebagai tetangga barunya. Tidak hanya berdua, mereka pulang-pergi bersama ketiga teman lainnya, yaitu Joni, Eko, dan Difan. Mereka berempat menyebut diri mereka sebagai Geng Jedar sejak lama. Lalu, Eli mulai menyampaikan sebuah pesan dari Alisha.
"Damar, ada yang ngefans sama kamu."
"Cie, Damar punya penggemar," Eko pun meledeknya. Diikuti 'cie' dari Joni dan Difan. Damar bersikap biasa saja.
"Siapa?"
"Kamu kenal Alisha?"
Wajah Damar sangat terkejut, begitupun yang lain sehingga membuat Eli bingung, "kenapa sih kalian?"
Geng Jedar sangat tau itu, lalu Difan memberitahu Eli, "lo belum tau ya, dia itu most wanted di sekolah, banyak penggemarnya."
Eli masih tidak percaya hal itu, "novel banget sih otak kamu, most wanted is only in... in cerita novel."
"Lah gak percaya dia, banyak yang ngefans sama dia. Tapi dia kok ngefans sama Damar?"
"Bukan ngefans juga sih," kata Eli.
Damar menghembuskan napas lega, namun Eli melanjutkan kalimatnya, "tapi suka."
Geng Jedar bertambah kaget sekaligus tercengang, "Damar disukai sama anak bule!"
"Damar disukai Madison Wolfe anjir," ekspresi Eko tak tertahankan, membuat siapapun yang melihatnya ingin memotretnya diam-diam.
...
"Madison Wolfe siapa dah?" Alisha heran ketika mendengar nama itu.
"Gak tau aku juga, katanya main film horror."
"Emang mirip ya? Muka aku kenapa sih?" kata Alisha sambil terkekeh.
Setidaknya, apa yang Alisha pendam selama ini sudah tersampainya pada sasarannya. Namun, Alisha tidak bisa bersantai-santai sebelum dirinya memiliki hati Damar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: The Memories
Fiksi Remaja[COMPLETED] [Buku kedua dari The Vanished Smile] Ini adalah sisi lain dari perjalanan hati Damar. Hal-hal yang sudah maupun belum diceritakan sebelumnya, dan sebagian besar berada pada sudut pandang Alisha. Kalian bisa menyebut ini prequel, sequel...