Cerita pun kembali memainkan waktu, kini waktu berjalan kembali kepada hadirnya gadis cantik ini.
Alisha baru saja mandi senja itu, sebelumnya dia berkumpul dengan Eli dan Geng Jedar di taman komplek. Lalu, ibunya memanggilnya, "Kak, jadi nginep di rumah Dinda?"
"Jadi, Ma," jawab Alisha sembari berjalan menuju tempat ibunya berada, di ruang keluarga. Di sana juga terdapat adik laki-lakinya yang masih berusia tujuh tahun.
"Hati-hati ya, ibu tambahin nih uangnya buat di sana. Sisihkan juga ya untuk di jalan, kalau-kalau mau isi bensin atau bannya kemps. Suka banyak orang iseng di luar sana."
"Iya, Ma, makasih ya, hehe. Aku mau siap-siap dulu di kamar."
Alisha pun berjalan menuju kamarnya. Setelah masuk, dia berniat untuk mengabari Damar. Waktu di layar ponselnya menunjukkan pukul enam lewat dua puluh tujuh menit.
Baru saja ingin mengabari, temannya yang bernama Dinda tersebut pun menghubunginya, tentu saja dengan telepon lewat WhatsApp.
"Eh, Dinda, ini aku mau jalan kok sebentar lagi."
"Tauan aja sih aku mau tanya itu, hahaha. Nyampe jam berapa?"
"Hmm.. tergantung ya, aku belum tau kondisinya kan..."
"Terus? Kamu udah hapal mapnya?"
"Udah, aku lihat-lihat dulu soalnya dari kemarin-kemarin, gak nyaman kalo ngelihat map di jalan."
"Ya udah, sampai depan gerbang kan? Biar aku ke situ, nanti kalau sekiranya udah dekat komplek, kamu bilang ya biar kamu gak nungguin nanti."
"Iya, iya, aku siap-siap dulu."
"Oke, hati-hati di jalan, Sha."
Sambungan telepon pun berakhir, lalu Alisha mengabari Damar lewat pesan yang dikirimnya.
Ntar kamu kalo mau apa-apa bilang ya, aku otw dulu, on jam 9
Begitu pesan terkirim, Alisha langsung mematikan layar ponselnya dan meletakkannya di dalam saku jaketnya. Setelah dirasa tidak ada yang akan tertinggal, Alisha pun siap berangkat. Tak lupa, dia pamit kepada ibunya.
"Ma, aku berangkat dulu ya."
"Iya, hati-hati ya, Kak. Kabarin kalo udah sampai."
"Okayyy..."
"Kamu gak sekalian ke rumah Echa sana?"
"Lah, hahaha, jauh banget, Ma, dia aja katanya liburan-liburan mau kemari cuma belum sempat mulu ampe sekarang."
"Oh, gitu..."
Mesin motornya pun menyala, Alisha perlahan berlalu meninggalkan rumahnya untuk sehari.
Dan...
Kamu pasti tau apa yang terjadi setelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: The Memories
Teen Fiction[COMPLETED] [Buku kedua dari The Vanished Smile] Ini adalah sisi lain dari perjalanan hati Damar. Hal-hal yang sudah maupun belum diceritakan sebelumnya, dan sebagian besar berada pada sudut pandang Alisha. Kalian bisa menyebut ini prequel, sequel...