Hi, New Classmate!

5 3 0
                                    

November telah hadir seiring berjalannya waktu. Pagi yang cerah di SMA Mandiri. Alisha datang lebih pagi hari ini, hanya untuk sekadar membaca novel yang tak kunjung selesai. Halaman yang sedang dibacanya masih setengah jalan lagi untuk menuju akhir cerita.

Kali ini dia benar-benar membaca novel itu. Alisha juga geram ketika menyadari novelnya belum juga habis dibaca.

Namun, pikirannya tidak bisa berfokus pada novel itu sepenuhnya. Ada saja ingatan usil yang menampilkan hal-hal seputar Damar, ataupun berbagai permasalahan internal lainnya yang terus menghantuinya selama keinginannya belum terwujud.

Tak lama kemudian, seseorang menghampirinya dan bertanya, "hai, aku duduk sini?"

Begitu Alisha menyadari adanya sosok siswi mendatanginya, dia terkejut dan menjawab sekenanya, "eh, ph, hmm... boleh sini."

'Kayaknya mainku di sekolah kurang luas, aku gak pernah lihat soalnya, hehehe,' pikiran ini terlintas di kepala Alisha.

Gadis itu pun menggantungkan tas di bangkunya, dia duduk dan mulai berbicara kepada Alisha.

"Namamu Alisha?"

"Iya, kok tau?"

"Tadi... yang mana tadi orangnya ya," gadis itu mencari seseorang, dia mengedarkan pandang kepada seisi kelas, "oh, itu tuh... dia yang ngasih tau."

Alisha pun mendongak untuk melihat siapa yang dimaksud, "oh, Halim."

"Iya."

Lalu, rasa penasaran si bintang sekolah pun muncul, "ngomong-ngomong kamu kelas mana? Kok di—"

"Aku baru, Sha," potong gadis itu sambil tertawa.

Alisha merasa aneh dengan dirinya sendiri, hari itu dirinya sangat tidak fokus, "oh, baru. Maaf, maaf, aku gak tau." Kemudian dia melanjutkan pertanyaannya, "dari SMA mana?"

"SMA Nusa 382."

"Wah jauh ya..."

"Iya emang..."

"Diantar orangtua?"

"Nggak, diantar teman-temanku tadi."

"Hmm? Teman-teman kamu pada kemari?"

"Nggak, anak XI MIA 2, salah satu dari mereka tuh tetangga sebelah aku persis. Jadi aku disuruh bareng mulu sama dia."

"Siapa?"

"Hmm... kenal Damar gak?"

Alisha tampak terkejut, rumah baru gadis ini ternyata berada persis di sebelah harapan hatinya.

"Lah dia?"

"Iya, kamu kenapa? Pacarnya ya? Duh, aku jadi gak—"

"Bukaaannn... aku cuma..."

"Beneran nih bukan pacarnya?"

"Nggak dih kamu mah..." Alisha pun tertawa.

Satu hal yang tertinggal dan Alisha kini ingat itu, "nama kamu siapa? Aku lupa."

"Oh iya, hahaha, aku Eli."

"Oh... Eli..."

Hari semakin siang dan kelas semakin ramai, Eli sudah dikenalkan oleh teman-teman di sekitar tempat duduknya, termasuk Fitrah, Dita, dan Sofia. Dan juga, pengganggu legendaris pun datang bersama teman-temannya. Namun, seperti biasa, dia akan berbelok untuk menghampiri Alisha seorang diri. Ya, itulah Aston.

"Hai, Alisha... lo... eh?" menyadari ada orang asing, Aston berpindah haluan.

Alisha pun berbicara tanpa ragu, "nih, Eli, kamu di kelas harus terbiasa sama tingkah makhluk yang satu ini." Lalu Alisha beralih berbicara pada Aston, "apa lo? Gak usah ganggu, nanti dia balik ke rumah lamanya gimana?"

"Heh, sembarangan ya lo, Sha. Oh, namanya Eli. Gue Aston."

Eli hanya tertawa melihat mereka berdua. Setelah berhenti tertawa, Eli bertanya dengan polos, "oh... kamu pacarnya Alisha?"

Sontak saja seisi kelas ramai akan pertanyaan itu, "JIAAAHHH!"

Alhasil, Aston kegirangan mendengarnya. Sementara Alisha membantahnya dengan panik, "enggak, enggak sama sekali. Aduh Eli..."

Alisha: The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang