Patiently Waiting

5 4 0
                                    

Hujan telah reda, menyisakan butiran halus yang enggan berlalu. Langit mulai cerah kembali sore itu. Angin dingin terus menusuk siapapun yang berada di luar tempat tinggalnya. Termasuk Alisha, yang tengah berjalan sendirian menuju rumahnya yang berada di sebuah komplek perumahan, dia baru saja pulang sekolah.

Setelah sampai, dia membuka pagar rumahnya, segera menuju halaman rumah yang tertutup asbes dan melepas sepatunya di teras.

Baru saja duduk, seseorang datang ke rumahnya, sepertinya orang itu berjalan di belakangnya sejak pulang sekolah.

"Alisha!"

"Eh, Luis, apaan?" Alisha mengenalnya, rumahnya tak jauh dari sana.

"PR matematika lo udah?"

"Lo... lo coba masuk dah, gak enak depan pagar, nanti dikira pengemis, hahaha. Buka aja pagarnya."

Luis pun menuruti apa yang dikatakan Alisha, dan berhenti di dekat teras.

"PR matematika udah?"

"Udah, udah dinilai malah, kenapa?"

"Gue masih gak ngerti materinya, gue pinjam aja, nanti gue pelajarin di rumah."

"Oh, tapi bukunya di dalam, lo mau nungguin?"

"Ya udah, gak apa-apa."

Alisha pun segera melepas sepatunya, dia beranjak ke dalam untuk mengambil buku tulis matematikanya.

Beberapa saat kemudian, Alisha keluar untuk memberikan bukunya, "nih, balikin besok aja di sekolah, soalnya gue besok pelajarannya."

"Iya, Sha, ingetin aja biar gue bawa."

"Iya, udah sana," dan Luis pun meninggalkan rumah Alisha.

***

Setelah berganti baju, Alisha duduk di atas ranjangnya dan bersandar pada dinding. Dia mulai mengakses Instagram, dan mengingat-ingat sesuatu.

...

"IG-nya Damar apa ya? Mau aku follow," tanya Alisha secara diam-diam kepada Fitrah setelah berada di kelas.

"Oh? Beneran suka ini mah."

"Ya...kan cuma mau follow."

"Ah, kamu suka gitu deh, ngomong aja ke aku mah, gak bakal aku sebar," Fitrah meyakinkan Alisha.

"Hmm... udah cepetan!" desak Alisha.

Fitrah menghidupkan layar ponselnya dan membuka Instagram untuk mencari nama Instagram Damar. "Sebentar," katanya.

Setelah ditemukan, Fitrah segera menunjukkan kepada Alisha, "nih."

"Hah? Hahahaha," Alisha tertawa, "ya ampun, namanya itu.."

...

Berkat ingatan itu, Alisha kembali tertawa di kamarnya sembari mencarinya. Entah mengapa dia tidak langsung mencari akunnya sedari dirinya berada di kelas.

Dia mulai mengetikkan nama akun Damar di kolom pencarian. "Cicakdugem," begitulah namanya. Alisha segera melihat-lihat isinya yang tidak begitu banyak, hanya berisi foto-foto kesehariannya di kelas, dan fotografi-fotografi sederhana tanpa caption. Tanpa basa-basi, dia pun menekan tombol biru bertuliskan 'ikuti' di akun Damar.

"Mau sampai kapanpun aku tunggu nih orang," batinnya.

Alisha: The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang