XI MIA 4 tercinta—sebenarnya tidak—hari ini begitu beruntung, karena dari empat mata pelajaran yang ada, tidak ada satupun guru yang hadir. Alisha memanfaatkan ini untuk membaca novel yang dibelinya bersama Echa dua bulan yang lalu. Novel tersebut jarang dibaca oleh Alisha sehingga masih tampaklah tebalnya halaman yang belum dibaca.
Lalu, datanglah manusia yang tidak pernah diharapkan kedatangannya oleh Alisha, kali ini dia membawa gitar.
Alisha menegurnya pelan tanpa berpaling dari novelnya, "Aston, Aston, tolong ya, gue bosan."
Dahi Aston mengerut sesaat, "eh, apaan sih, gue mau ngegitar doang di sini."
Alisha pun menghembuskan napasnya dengan sedikit kasar dan meneruskan bacaannya. Dita dan Sofia menoleh, salah satunya menegur Aston, "lo gak ada bosan-bosannya."
"Apaan sih? Gue gak ngapa-ngapain, cuma pengen gitaran."
Lalu Aston mulai memetik senarnya, memainkan sebuah lagu. Secara suara, boleh diakui kalau kemampuan bernyanyinya cukup bagus. Inilah pertama kalinya Aston berani bernyanyi dengan sungguh-sungguh di depan umum. Hampir seisi kelas menoleh karena ulahnya.
Setelah satu bab yang cukup singkat, Alisha mengakhiri bacaannya, menandainya dengan penanda yang tersedia dari novel tersebut. Dia mulai melipat tangannya di atas meja dan menyandarkan kepala di atasnya. Sesekali dia melirik kepada Aston yang tak kunjung pergi.
Ponselnya menyala berkali-kali, menampilkan sepuluh buah pesan dari Angga. Alisha terpaksa membukanya, dan ternyata isinya hanyalah huruf "P" berkali-kali setelah dia mengetikkan pesan terakhirnya yang menyatakan isi hatinya kepada Alisha.
Keputusan Alisha telah bulat. Kali ini dia akan membalasnya.
Angga, makasih loh, lo tuh baik banget...
Tapi gue gak kepikiran kalo lo bakal begini..
Gue punya rencana lain buat hati gue, gue jujur loh
Sorry...
Setelah mengirimkan pesan itu, Alisha segera menelungkupkan ponselnya di atas meja, dia tidak ingin melihat respon Angga terlalu cepat.
Alisha pun membenamkan kepalanya di meja. Sementara kelas masih dihiasi oleh lagu bawaan Aston.
Alisha pun membatin lagi, "hubungan? Aku pikir nggak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: The Memories
Novela Juvenil[COMPLETED] [Buku kedua dari The Vanished Smile] Ini adalah sisi lain dari perjalanan hati Damar. Hal-hal yang sudah maupun belum diceritakan sebelumnya, dan sebagian besar berada pada sudut pandang Alisha. Kalian bisa menyebut ini prequel, sequel...