Dua minggu berlalu sejak Alisha dikenalkan dengan seseorang, yang mengaku penggemarnya, Angga. Dua minggu itu pula mereka telah bercengkerama cukup akrab di ruang obrolan di aplikasi berwarna hijau tersebut. Walaupun begitu, masih saja terdapat nomor-nomor asing yang mengiriminya pesan, mulai dari sebatas 'hai,' hingga tiba-tiba ingin menjadikannya pacar. Memang tidak setiap hari, namun hal itu tetap membuat Alisha geram. Siapa pula yang menyebarkan nomor gadis itu sembarangan? Sampai-sampai saat ini ada puluhan nomor yang telah dimasukkan ke dalam daftar blokir.
Malam itu, Angga telah menjadi penenang bagi pikiran Alisha tentang hal-hal tersebut lantaran mereka mencoba melakukan panggilan video untuk pertama kalinya, tanpa Echa.
"Hei, lagi ngapain, Sha?"
"Gue? Lagi bernapas. Kenapa lo vc-vc gue? Hahaha."
"Gak apa-apa, sekali-kali."
"Gue ajak Echa gabung ya? Bentar..."
"Eh.. jangan, jangan, biarin aja dia."
Alisha memutar bola matanya, "halah, maunya lo itu mah, haha."
"Hahaha, kan sebagai fans," Angga memberikan tanda petik pada kata 'fans' dengan jarinya.
"Aduh, kan udah gue bilang, gue gak ada apa-apanya, ngapain nge-fans?"
"Penilaian orang kan beda, Lisha..."
Percakapan itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya Alisha mengundang Echa untuk bergabung walaupun Angga tetap tidak menginginkannya.
Panggilan pun tersambung, "wih... gak bilang-bilang nih lagi vc-an, cie..." goda Echa.
"Apaan sih, gak jelas kamu, Cha!" bantah Alisha.
Percakapan pun berlanjut.
***
Hingga hari-hari berikutnya, obrolan antara Alisha dan Angga masih belum terputus juga selama Angga masih terus memulai obrolan. Alisha selalu membalasnya dengan suka hati, tanpa terbesit di pikirannya bahwa Angga mengganggunya.
Sampai pada suatu saat, tidak ada pesan dari Angga seperti biasanya dan Alisha tidak memikirkan hal itu.
Dan Echa mengiriminya pesan yang tidak biasa.
Sha... parah nih gak peka kalo dia suka sama kamu..
Hah? Siapa...?
Siapa lagi kalo bukan angga
Aduhhh...
Sebenarnya, Alisha tidak menginginkan hal ini terjadi, dan dia pun tidak memikirkan hal ini. Lalu, pesan mengejutkan lainnya pun datang, dan itu dari Angga.
Mau jadi pacar gue gak?
Dia tidak membuka ruang obrolannya, dia hanya membacanya dari luar. Karena kalimatnya hanya seperti itu, tidak akan tertutup oleh bulatan hijau kecil di pojok kanan yang menandakan kalau pesan itu belum dibaca.
Alisha memutuskan untuk menahan pesan itu untuk beberapa hari, baik itu Echa, ataupun Angga.
Lagipula, Alisha mempunyai rencana lain untuk hatinya, jauh sebelum hari itu datang. Dari doa-doa yang dia panjatkan kepada Sang Pencipta, menjadi faktor utama bahwa dia tidak menginginkan hal ini terjadi.
"Hubungan? Aku gak tau lagi," batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: The Memories
Teen Fiction[COMPLETED] [Buku kedua dari The Vanished Smile] Ini adalah sisi lain dari perjalanan hati Damar. Hal-hal yang sudah maupun belum diceritakan sebelumnya, dan sebagian besar berada pada sudut pandang Alisha. Kalian bisa menyebut ini prequel, sequel...