5. Setengah

647 65 6
                                    

"Ya namanya juga Esther." Nindi hanya menaikan bahunya tanda tidak tahu.

***

"Namanya Esther?" tanya Yunis.

"Iya. Jangan bilang lu baru kenal dia."

"Nggak juga sih. Dulu waktu kelas 10 pernah dengar namanya beberapa kali, tapi namanya aneh di telinga gue, makanya nggak gue inget namanya."

"Aneh?" Nindi mengkerutkan dahinya. "Aneh dari mananya?"

"Dulu gue mikirin arti nama dia yang sebenarnya. Esther kan kalo dalam Bahasa Inggris artinya paskah. Tapi setelah melihat tingkah lakunya, gue sekarang yakin arti namanya yang sesungguhnya."

"Apaan emang?" tanya Nindi.

"Playboy," jawab Yunis singkat.

"Hah?"

"Kenapa?"

"Lu serius. Nggak usah sok ngerti arti nama orang deh lu. Yang ngasih namanya siapa yang tau artinya siapa."

Yunis hanya tersenyum miring mendengar perkataan Nindi. "Lu nggak mau denger penjelasan gue dulu nih?"

"Ya mau sih." Suara Nindi melembut.

"Jadi ... "

"Eh tunggu dulu Yun," potong Nindi tiba-tiba.

"Yaelah. Baru mau jelasin, ada aja yang motong," gerutu Yunis.

Sekarang mereka berada di dekat tangga. Mata Nindi menatap tajam menuju kamera cctv yang tergantung di plafon atas anak tangga.

"Lu liatin apaan Nin?"

"Kamera cctv."

Nindi menunjuk benda yang dilihatnya.

"Kenapa emangnya?" Yunis juga ikut melihat kamera cctv yang ditunjuk Nindi.

"Coba lu perhatiin baik baik deh kameranya," kata Nindi singkat.

Yunis menatap lagi kamera itu. Cukup lama mereka menengadah sampai beberapa orang yang lewat terheran heran memperhatikan mereka.

"Ada apaan sih emang?" tanya Yunis.

"Bentar bentar. Kayaknya di kelas gue ada laser kecil deh."

Nindi pun pergi ke kelasnya meninggalkan Yunani sendirian di tangga.

Yunis heran dengan sifat Nindi sekarang. Kadang suka berubah-ubah tidak menentu.

Nindi kembali sambil membawa benda mirip senter, tapi ukurannya lebih kecil lagi.

"Nih ya, kalo lensa kan biasanya dikasih cahaya pasti akan ada efek pantulannya sedikit," kata Nindi sambil menyalakan laser itu ke arah kamera.

"Tapi setengah dari lensa seperti ketutupan sesuatu. Itu menyebabkan kamera cctv hanya bisa merekam di bagian yang tidak tertutup, sama seperti kata Pakel," sambung Nindi cepat.

"Pakel?" Yunis Heran mendengar nama Pakel disebut Nindi.

"Iya. Lu belom gue kasih tau ya. Pakel bilang kalo cctv sekolah lagi rusak, terus cuma bisa nangkap setengah layar doang."

Yunis tertegun mendengar perkataan Nindi. Ternyata benar kata Latania, Pakel memberitahu Nindi soal cctv yang rusak.

"Siapa aja yang udah lu ceritain tentang ini?' Tanya Yunis langsung.

"Maksudnya?"

"Lu pernah cerita cerita nggak ke orang lain tentang cctv rusak selain ke gue?"

"Kagak. Cuma lu doang."

One Dream, One DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang