25| Sakit Hati, Sakit Raga

839 51 0
                                    

Hari ini dikampus ada pertandingan basket yang dipersembahkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa. Semua mahasiswa mahasiswi mendapat kekosongan untuk matakuliah hari ini.

"Coba aja gua ga ngampus" perkataan yang selalu Zifa lontarkan jika dikampus tidak ada pembelajaran sama sekali. Tapi tetap seru. Disini juga pak Rey ikut mengkoordinir diri sebagai pemain basket itu bareng dengan dosen-dosen muda lain

"Aduh keren banget pak Rey kalo udah gini, style menutupi usianya" Ujar Nata

"Hooh bener, serasa mahasiswa dah" sambung Ara

"Hayo zina mata hayo" Ketus Maudy

Kulitnya yang putih, badan ideal dan tatanan rambut masih tetap sempurna walau keringat menetes.

"Ckckck yaampun.." Syra saja bengong melihat pesona Pak Rey yang sedang mendribbling bola itu senyum ke arah Syra

Pertandingan selesai, Syra menunggu pak Rey dipinggir lapangan dengan sebotol air mineral yang sudah ia siapkan. Pak Rey hendak menghampirinya tapi tertahan beberapa mahasiswi baru yang juga menyodorkannya sebotol air mineral dingin. Dengan lembut pak Rey menolak dengan senyum yang mampu membuat mahasiwi tersebut tak bisa tidur malam ini, lalu berlalu pergi menuju Syra yang sudah tersenyum sedari tadi, ia dihadiahi senyuman manis dari pak Rey ini, membuat mata mahasiswi tertuju padanya.

Zifa heran melihat temannya itu. Kemarin masih sempat menanyakan perihal Davin, namun sekarang? Sepertinya dia akan lepas tangan untuk membantu mempersatukan Syra dan Davin kembali.

"Terimakasih Syra" ucap pak Rey

"Sama-sama" Syra membalas senyuman

"Ga risih apa itu keringetan semua?" Ucap Syrah sambil mengamati pak Rey dari atas ke bawah

"Oh hehe iya si risih ya nanti mau ganti baju" Kata pak Rey sembari mengibras rambunya itu

"Ini" Syrah menyodorkan sapu tangan, tunggu. Ini adalah saputangan Jibran yang pada saat itu divilla

'Sorry jib saputangan lu gua pake dulu hihi' Ucap dibenak Syra sambil senyum senyum sendiri

Mahasiswa ataupun dosen yang lain sudah balik ke aktifitasnya masing-masing, tapi tidak dengan pak Rey dan Syra. Ia membantu pak Rey mengusap rambutnya dari bahasan air. Ada beberapa juga mata yang menyaksikan hal ini, mereka hanya..

"Yaampun pak Rey rambutnya basah kece bener"

"Itu kakak presma enak banget"

"Pengen jugaa"

"Sekali lagi terimakasih Syra.. saya akan ganti baju dulu" ucapnya. Syra mengangguk tersenyum manis dihadapan dosen muda ini

____

Setelah pak Rey mengganti pakaian, dengan sergap Zifa menghampirinya.

"Hei Nazeefa" Sapa pak Rey

"Hai pak.. Udah selesai mainnya?"

"Udah baru aja. Oh ya gimana praktikum kemaren?" ujar Pak Rey yang kini tengah berjalan bersama Zifa

"Iya pak lancar semua" jawab Zifa

"Eh pak, Zifa boleh nanya sesuatu?" tanya Zifa hati-hati

"Iya kenapa?" Rey melihat Zifa lebih fokus

"Tapi diluar urusan kampus ya. kita bicara sebagai bapak yang dekat sama Syra" ucapa Zifa langsung

Rey hanya mengamati mahasiswinya ini.

"Hubungan pak sama Syra sekarang apa dan gimana?" tanya Zifa lagi

"Huh gimana apanya. kenapa gak tanya Syra langsung. Saya ga bisa kasih asumsi apapun sama orang lain. Kecuali Syra yang mulai" Jawab Pak Rey

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang