69| Happy Wedding !

558 51 9
                                    

Rumah kediaman pak Andrew nampak sudah ramai selepas jumatan ini. Semua orang terlihat nampak sibuk. Halaman rumah juga dihias stending flower dan disusun beberapa bangku yang ditutup sarung putih. Bagian gerbang juga dipasang tuwuhan dan bleketepe.

Zifa masih berada dikamar, duduk gelisah menatap diri dipantulan cermin. Bersama sahabatnya yang masih menemaninya dari pagi sampai saat ini.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau ananda Jibran Dirgantara bin Ahmad Dirga Adhiepura dengan anak kandung saya yang bernama Nazeefa Andrew dengan maskawin berupa emas 17 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Nazeefa Andrew binti Andrew Soedhirja dengan mas kawinnya tesebut, tunai."

Seketika mata Jibran berbinar dan menitikan airnya sedikit ia merasa haru dan lega.

"SAH.."

"Alhamdulillahi rabbil 'alamin."

Akad nikah dihadiri oleh keluarga besar, kerabat, serta para sahabat dari kedua mempelai. Mereka telah menyaksikan saat dimana Jibran mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan yakin. Tidak ada keraguan dan kendala dari suaranya.

Mata ayahnya pun nampak berkaca-kaca namun dia terlihat menahan sedih telah menikahkan putri satu-satunya. Namun ia sendiri malah sekarang ragu, apakah Jibran adalah pria yang tepat untuk menemani putrinya sampai akhir hayat.

Zifa meneteskan air matanya saat terdengar suara bariton tegas terdengar sampai kamarnya begitupula ucapan 'sah' yang menggema diseluruh ruangan.

"Zifa sudah sah.." Lirih Syra.

"Aw!"

"Aish.. gak percaya gue." Lirih Zifa.

Mereka berpelukkan bercengkraman bersama sebelum akhirnya Zifa turun menemui calon suaminya. Mereka juga turut meneteskan air mata haru bahagia.

Krek,

Suara pintu terbuka dan menampilkan Gavin hari ini ia nampak menawan dengan balutan beskap tanpa mengenakan blangkon sudah berdiri diambang pintu.

"Zi.. saatnya turun, orang sudah pada nungguin kamu dibawah." Katanya.

Zifa hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sebelum kakinya melangkah dari kamarnya ini, ia berupaya menghelai nafas terlebih dahulu. Rasanya berat. Jantung berdetak tak karuan.

Gavin menatapi adiknya yang sebentar lagi akan jatuh ke tangan pria lain lalu ia merangkul tangan Zifa. Karena ini sebuah permintaan Zifa "anteri gue saat akad nanti." Ucapnya waktu lalu.

"Dia yang nikah gue yang degdegan." Bisik Maudy.

"Sama wae anjir!" Jawab Natalie.

Maudy dan Syra berjalan dibelakang Gavin dan Zifa. Sedangkan Kiara dan Natalie membantu mengangkat bawahan kebayanya untuk memudahkan ia berjalan.

Mereka berjalan pelan, ketika menuruni tangga semua pandangan tertuju kepadanya.

Kini sampailah Zifa didepan ayahnya. Jibran berdiri menyambut calon istrinya dengan penuh senyuman.

Sebelum melepaskan sang adik ketangan suaminya, Gavin membisikkan sebuah pesan singkat ditelinga adiknya.

"Selamat menikah, gue ikut merasakan kebahagiaanmu. Dipersunting oleh orang yang paling lu sayangi." Ucapnya begitu saja.

Mendadak Zifa merasa haru dan sedih dengan sikap Gavin kali ini. Gavin sendiri juga tak bisa membendung air matanya. Lalu ia peluk erat adiknya.

Setelah itu lanjut penyerahan mahar dan pemasangan cincin. Taklupa, Jibran membacakan doa untuk istrinya itu dihadapan banyak hadirin. Ia menyentuh ubun ubun Zifa dan memejamkan matanya mengkhusyukan doanya.

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang