20| Crush

860 56 1
                                    

Empat Hari berlalu sejak kepergiannya, tiga hari juga Zifa hanya absen dikampus tanpa menghadiri pembelajarannya. Padahal juga kampus bakal ada acara dan membutuhkan dia, sebagai wapresma.

Kali ini Zifa kembali kekelasnya. Kebetulan sekali hari ini yang memberinya teori adalah pak Rey. Selama pembelajaran ia hanya merenung, nampak tak konsen.

"Nazeefa" panggil pak Rey

Zifa masi tampak melamun.

"Nazeefa Andrew" panggilnya sekali lagi

"Eum iya pak?"

"Coba ulangin apa yang sudah saya jelaskan terkait materi pertama. Tanpa melihat power point."

Zifa nampak gugup, teman sekelas memandanginya. Kemudian ia menggeleng lemah ke arah pak Rey.

Pak Rey hanya menghelai nafasnya. Kesal tapi ya bagaimana.

"Baiklah, materi saya cukupkan sampai disini. Silahkan meningglakan ruang kelas." Ucap Pak Rey langsung menutup pembelajarannya.

23 mahasiswa, langsung meninggalkan kelas. Zifa pun juga akan meninggalkan kelas tetapi ia menitip sebuah lembaran kepada pak Rey.

"Maaf pak, kalo misal bapak bertemu Syra, tolong berikan ini. Kalaupun dia menayakan saya, bilang aja saya lagi sakit pak." Ucapnya entah berantah berlalu begitu saja membuat Rey menggelengkan kepala.

"Zifa, lu mau kemana? Nanti jam sepuluh bakal ada seluruh BEM-KM" kata Syra kala menghampiri Zifa yang baru saja keluar dari kelasnya pagi ini

Zifa berlalu tak menghiraukan ucapan Syra. Syra hanya diam membisu. Zifa kenapa pikirnya.

•••

Zifa merasa dirinya dalam keadaan tak baik. Perasaan sedihnya menggerogoti jiwanya membuat otaknya tak mampu berpikir, ia terus menerus merasa sendiri
sampai teringat bahwa sekarang ia memiliki partner "Dara" setidaknya dia yang ada disaat yang lain menghilang. Lagi dan lagi ia bangun cukup siang. Tidak tau apa akibat dari reaksi semalam? Ia mengingat pertemuannya dengan Dara dan pula mengingat bahwa ia punya janji untuk hangout lagi bersama Dara. Zifa sama sekali tidak memikirkan tentang kampusnya.

Berbagai musik barat sudah terputar dengan volume yang sangat kencang didalam mobil ini. Mulutnya juga mengikuti alunan lirik tanpa henti.

Kini ia telah sampai Di caffebar yang dijanjikannya bersama Dara, terlihat disana ada beberapa teman Dara juga.

"Zii.. disini" sapa Dara mengangkat tangannya agar Zifa tau dimana ia harus duduk

"Hai?" sapa Zifa ramah

"Mau minum apa? " tanya temannya Dara yang bernama

"Anything" jawab Zifa santai

Minuman yang dipesan dalam berbagai variant botol pun tiba. Zifa sekarang seakan tergabung oleh geng nya si Dara. Mereka dengan puas tertawa, meminum, dan bercerita.

"Eh gue ketoilet dulu bentar ya" Zifa meninggalkan mereka

"Woe, masukin satu botol lah ketasnya siapa tau kan dirumah dia butuh ini" ujar Dara yang melakukan kejahatannya

lalu satu botol whiskey masuk kedalam tas Nazeefa.

•••

Gavin berjalan bolak balik, dengan ponsel yang terus menyala menghubungi satu nama yang dari tadi tak bisa dihubungi, Zifa.

Pikirannya ikut kacau, ia telah dikabari oleh Syra soal Zifa yang katanya sakit, dan pergi meninggalkan kampus. Gavin sudah mencarinya kemana pun, kerumah Syra, Ara, Maudy ataupun Nata. Tapi dia tidak ada disana. Alhasil ia kembali kerumah tanpa membawa Zifa.

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang