10| Wisuda

1.1K 74 1
                                    

-The day of Wisuda-

Semilir angin menyapa pada pagi ini seolah mengucapkan salam termanis membawa kebahagiaan, burung-burung berkicau ria menandakan hari telah beranjak naik.

Pagi-pagi sekali, Aldi sudah siap dengan kemeja putih celana hitamnya beserta jas yang pas cocok di badanya menambah ketampanannya 100% .

Ia harus berdiri dicermin berkali-kali meyakinkan diri sendiri bahwa dia sudah amat sempurna pada hariini setelah yakin ia segera menuju Universitasnya.

Gavin juga sudah siap dengan penampilannya ia bersiap mendapat gelar yang sudah ia perjuangkan beberapa tahun terakhir, ini hari bahagianya.

"Zi, lu jangan bareng gue, gue pergi sama Alind. Nanti lu di anter Jibran" ujar Gavin saat mereka sedang sarapan

"Iya sayang, mama sama papa pergi sendiri juga. Ini hari terakhir Kakakmu jemput Halinda buat pergi ke kampus" goda mamanya

Gavin hanya menatap sembari meminum susunya.

"Oke Gavin pergi duluuu" Gavin berdiri melempar kunci mobilnya mengambil jas yang sudah ia siapkan dan bergegas pergi

•••

Alind

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alind

Alind sudah disalon sedari tadi, ia benar-benar menyiapkan dirinya sebaik mungkin pada hari wisudanya hari ini.

"Kak, gue yang bawa mobil kekampus?" Tanya Syra yang sedang duduk menunggu kakaknya, ia juga didandanin tapi tidak begitu menonjol

"Iya, Gavin mau jemput kesini, abis itu baru ke kampus barengan" jawab Alind

"Dalam rangka naon itu Kak Gavin ngejemput lu" sinis Syra

"Urus aja urusan lu woe" jelas Alind

Tak lama berselang, l Gavin datang menjemput dengan mobil kesayangannya. Entah disengaja atau tidak, baju mereka tampak serasi kala Gavin masuk ke salon membuat semua mata tertuju padanya.

"Are u ready?" Tanya lembut Gavin yang sudah memandangi Alind dari kaca didepannya

"Im Ready Always" jawab Alind membalikan wajah

Mata Gavin berbinar, cantiknya Alind membuat matanya tenang dan hatinya nyaman. Gavin mengulurkan tangannya bermaksud menjadi pegangan putri cantik didepannya.

Syra hanya duduk diruang tunggu, memperhatikan hal yang menurutnya kelabu, abu-abu, bahkan membiru karna dia hanya menonton bukan merasakan. Ia tau benar perasaan dua insan itu. Bahagia sekali pastinya.

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang