55| Bebas, Lepas

902 55 16
                                    

Syra berjalan penuh keraguan. Ia takut hatinya akan kembali seperti dulu lagi. Padahal nyatanya sekarang sudah ada seseorang yang mengisi hatinya. Ia merasa sendirian, ntah dengan siapa harus mengatakan hal ini. Kebingungannya. Padahal nyatanya ia tidaklah sendirian, selalu ada Rey disampinya, Zifa yang selalu menemaninya, dan Davin juga kadang ada untuknya. Hanya saja Syra kurang bersyukur bahwa kehidupannya jauh lebih baik daripada kesendirian yang dialami Nazeefa..

"Syr? kamu udah ngampus lagi?" tanya mama Syra pagi ini saat melihat anaknya bergegas menuju keseharian kembali.

Ia mengangguk seolah hanya itu yang bisa dilakukannya. Dan berlalu begitu saja.

"nak? kamu ga sarapan? mama bekalin ya? yang gampang aja tunggu sebentar." mamanya bergegas mengambil kotak makanan dan mengisinya dengan buah-buahan yang tersedia.

"Syra.."

Mamanya heran dengan tingkah Syra yang seakan memikirkan sesuatu, sedang terdiam saat hendak masuk kemobilnya.

"kamu kenapa nak..?"

"mah ini tanggal berapa?"

"18 ..."

Syra tersenyum sekilas lalu berlirih

"hari ini ulang tahun Fauzan mah.."

Mamanya mengusap lengan Syra dan tersenyum.

"Beri dia ucapan yang terbaik Syr, kirimkanlah doa untuknya"

"Aku nanti mampir ke makamnya deh mah"

"Oh iya, itu juga ada bubur yang kamu pinta kemarin untuk Davin. Semoga dia suka ya"

Syra tersenyum, dan berlalu pergi dari hadapan mamanya.

•••

Nazeefa : Pagi.. apa sudah bangun.. ?

Dua belas menit kemudian ..

Jibran : Sudah..

Zifa menatap layar ponsel dengan senyumnya kala pagi ini. Kenapa dia begitu cuek sekali dalam membalas pesan dan lama juga membukanya, pikirnya.

Ada rasa malu sebenarnya saat akan mengirim pesan pada pria itu. Namun hati tak tertahankan saat hanya melihat last seen nya saja sepajang hari. Dan akhirnya perlahan ia memberanikan diri untuk mengirim pesan singkat itu, walaupun tidak berkepentingan sangat.

Pukul 7 lewat 15

Ia pun bergegas mandi dan segera turun kebawah.

"Widih.. tumben sudah mandi biasanya habis subuhan masih molor, mau kemana pagi-pagi gini?" Tanya mama tengah menyiapkan sarapan saat melihat kedatangan Zifa

"Ke Rumah Sakit!" jawab nya riang

"Kerumah sakit ya.. kalau gitu bawa itu sarapan untuk Jibran, sudah mama siapkan"

"Pagi sekali? Apa boleh masuk?" Tanya papa

"Iya bilang aja ada keperluan mendesak gitu.." Zifa pun meneguk segelas susu

"Papa mau ke markas, mau sekalian ikut ga?"

"Bawa mobil aja deh"

"Mobil kamu dibawa Jibran"

"Lho?"

"Iya papa yang suruh. Daripada dia bawa mobil dinas"

"Yauda deh iya Zi ikut papa.."

•••

Syra POV

Aku tiba di makam pahlawan, mengunjungi sahabat sekaligus saudara bagiku. Menatap nisan itu seakan masih tak percaya jika Fauzan telah pergi untuk selama-lamanya.
Atmosfer terasa masih sangat bersedih. Aku tersimpuh sambil berdoa kepadanya dengan derai airmata yang terus mengalir, semoga kelak bisa ku tatap lagi mata tajammu komplit dengan bulu matamu yang sedikit melentik dan berikan aku senyum hangatmu kembali yang bisa meluluhkan hati siapapun ketika melihatmu tersenyum riang.

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang