44| Yang ditakutkan kini terjadi

887 52 0
                                    

Seperti hari biasanya, Jibran selalu terlihat begitu manis walau sifat dinginnya lebih dominan.

"Wohammm"

Dia menguap dipagi ini mengucek matanya, kebetulan ia mendapatkan piket malam. Jadi tinggal di rumah dinasnya sendiri.

Membuka mata, seraya menghadap pada tembok. Disudut sudah terletak buket boneka beruang mini berseragam militer yang kemarin ia dapatkan dari ... dari siapa ? ia pun tak tau akan menyebut wanita itu siapanya.

Lelaki ini selalu tersenyum pada boneka itu setiap kali membuka matanya. Layaknya acuan sebagai penyemangatnya tiap pagi.

Seperti biasa, aktivitas sehari hari tak lepas dari profesinya. Sehabis piket malam, siangnya ia harus melatih para prajurit atau kalau tidak menggantikan posisi pak Andrew menjalankan tugasnya. Jibran melangkahkan kakinya bersiap untuk mandi dan setelah itu menjalankan kewajibanya sebagai pengabdi negara, melindungi negara, berkorban untuk negara dan semua semata mata untuk negara.

"Karena negara sudah memfasilitasiku sejak aku lahir, dan ketika aku sudah tumbuh memiliki mental lahir batin maka sebaliknya, aku akan menjadi fasilitas untuk negaraku"

Itulah alasannya..

•••

Disudut kota terdapat taman nan indah rupawan yang selalu terjaga baik dengan masyarakat sekitar ataupun pemerintah.

Taman ini selalu hidup dikala malam tiba, tak hanya malam minggu. Malam malam biasanya juga ramai berdatangan orang. Tak sedikit pula orang berdagang makanan disini menambah kenikmatan memandangi sudut kota, dengan lampu indah banyak warna bersambung setiap ruas kota. Namun jika siang, taman ini nampaknya sepi pengunjung mungkin karena kebanyakan orang beraktivitas lainnya.

Hari ini sepulang dari kampusanya, Davin mengajak Syrah berduduk duduk santai di taman itu, entah apa yang akan ia katakan. Syra tau, Davin orang yang tidak bisa diam di satu tempat. Seperti saat saat mereka masih bersama dulu, yang selalu berjalan kesana kemari menikmati waktu berduaan menjadikan setiap sudut kota menjadi kisah mereka semua.

Ia menunggu Davin yang masih berada didalam mobil, mungkin mengambil sesuatu yang tertinggal. di bawah rindangan pohon yang sudah terdapat dua tempat duduk berhadapan, itu sebuah semen yang dibangun layaknya bangku kayu, terdapat juga meja yang ditengahnya tertancap payung menjulang ke atas guna meneduhkan dari teriknya sinar matahari. Udara disini pun masih terjaga keasliannya walaupun di sudut kota.

Tak berselang lama, makhluk yang ditunggu tunggu pun akhirnya tiba.

Davin pun lantas duduk pada bangku yang menghadap langsung ke wajah Syrah yang masih mengotak ngatik ponselnya.

"Syr.." panggil Davin

"Hm? Kenapa?" Kata Syrah tersadar dan langsung memasukan ponsel dalam shoulder bag nya

"Lagi sibuk ya sama hapenya?" Tanya Davin

"Ouh gak kokk. Ada apa? Ngapain lu ngajak gue kesini"

"Gue mau bicara, sedikit hal" kata Davin agak gerogi

"Berkaitan dengan gue?" Tanya Syra mengamati keseriusan wajah Davin

"Iya.."

"Yaudah cerita. Gue dengerin" Syra memasang postur seolah siap mendengarkan dan langsung menatap tepat pada mata Davin

"Hmm.. lu deket lagi ya sama pria itu?" Tanya Davin

Jujur Syra kaget akan pertanyaan yang terlontar dari Davin kali ini entah apa maksudnya "Pria? Emm.. Rey maksudnya?"

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang