49| Menjadi pelangi diawan kelabu

804 52 7
                                    

Menjalankan aktivitas seperti biasa, tak ada yang berubah. Namun ada seseorang yang menurutnya berubah

Kembali saat dikampus Syra hanya disibukan dengan persiapannya dengan tesis, ia terus menerus menyibukkan dirinya sendiri

beberapa kali hampir berpapasan dengan Zifa tapi ia memilih menghindar, awalnya Zifa tak menyadari tingkah temannya

sampai lama kelamaan Zifa mulai sadar, bahwa ada yang aneh dibalik semua ini

"Syra kenapa sih, kesambet setan apaan dia dikorea sampe jadi gitu" keluh Zifa pada Ody dikantin kampus

"Lu ga dapet oleh oleh dari dia?" tanya Ody

Zifa menggeleng

"gue dapet beberapa mask dari dia"

Zifa mulai berpikir bahwa ada yang gak beres dari Syra belakangan ini yang selalu menghindar darinya. Memangnya ada salah apa? Kenapa terus menghindar seakan melihat setan?

Syra kembali memikirkan hal apa yang harus dia lakukan kini, ia ga bisa terus menerus menghindari Zifa sahabatnya sendiri, tapi disatu sisi ada rasa muak saat melihat muka Zifa dihadapannya. Seakan karena perasaan Davin yang tiba-tiba muncul untuk wanita itu membuat Syra jadi ga nyaman untuk berdekatan lagi dengan Zifa, bahkan Jibran. Namun Ia telah berusaha mencoba bahagia dengan caranya sendiri.

Saat Syra tengah pulang dari kampusnya sore ini. Ia mampir ke apotik untuk membeli beberapa obat-obatan yang telah abis, Ia berpapasan dengan Davin.

selayak orang tak saling mengenal padahal mata mereka berpapasan, hanya saling melewati satu sama lain. Syra melihat jelas Davin membeli beberapa obat penambah darah dan nutrisi perempuan saat sedang menstruasi.

Syra tersenyum dalam hati, mengingat dulu ia juga diperhatikan sedemikian rupa.

"maaf mba cari obat apa" suara apoteker menyadarkan nya dari masa lalu yang pernah terjadi itu

"minta ini semua ya" Syra memberi list nama-nama obat yang sudah Ia catet sebelumnya

Davin berhenti melangkah menarik nafas panjang, hatinya juga pedih saat harus begini dengan orang yang pernah mengisi relung hatinya, ia menoleh untuk beberapa saat memandang Syra dari tubuh belakangnya. lalu kembali berjalan meninggalkan.

Syra yang menunggu apoteker mempersiapkan obat juga menoleh kan kepalanya kearah Davin
sayangnya waktu yang kurang tepat menyatukan mata itu kembali, Syra hanya melihat punggung Davin yang berjalan menjauh.

Syra melajukan mobilnya perlahan, mencoba menahan kesedihan yang mendalam di hatinya

"Hei,"

Syra menoleh kearah sumber suara tak menyangka bahwa yang menyambut nya adalah Rey, Ia menundukan kepalanya saat turun dari mobil sampai Ia tak melihat motor Rey terparkir dihalaman rumahnya

"Kamu? ngapain? Mama mana?" tanya Syra

"Mama kamu di Dapur syr, dari apotik?" tanya Rey

Syra tampak murung "aku ketemu Davin tadi"
ucap Syra sambil duduk disofa juga menghela nafas panjangnya

Memang tipikal Syra, terbuka dengan orang yang sudah ia percayai dan kini orang itu adalah Rey

"oh" hanya itu jawaban Rey

Syra menoleh "aku ga nyangka aja, ternyata begini akhirnya"

Rey berdiri "keluar yok" ajaknya "Aku udah minta Izin Mama mu, kalo kamu mau, kita jalan jalan" Rey kini tersenyum

senyum itu selalu menjadi penyemangat di setiap gundah gulana Syra "Boleh..." Syra bergumam
"Ayo" Rey meraih tangan Syra dan mengajaknya keluar, dan Syra membalas dengan memegang nya lebih erat

REBORN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang