47

11.7K 1.8K 279
                                    

Kabar pertengkaran antara Nayla-Freya vs Trian-Rania dan kawan-kawannya menyebar seantero kampus. Nayla mati-matian meyakinkan dirinya didepan cermin pagi tadi saat ia bersiap untuk berangkat ke kampus bahwa semua akan baik-baik saja. Ia bahkan berusaha positive thinking dengan berpikir bahwa tidak akan ada yang memperdulikan insiden kemarin tapi hal itu justru membuat dirinya tidak menyadari bahwa ia sudah 30 menit berdiam diri dan melamun. Ryan membuka kamar kakaknya tanpa mengetuk pintu. Ia berdecak saat melihat Nayla menggunakan baju hitam putih dan menggenggam topi.

"lo mau ke pemakaman apa gimana?" Ryan bertanya kesal "ganti baju. pake baju bagus. like you always do"

"ini juga bagus" Nayla berkata sambil mengenakan topinya

"you won the war yesterday. Do not let your enemies think that you lost"

"did I win?" Nayla bertanya tanpa memandang Ryan. Ia bersiap mengambil outer berwarna ungu muda, dan mengambil tas miliknya "I didn't win the war, Ry. never been" ucap Nayla sambil berjalan melewati Ryan.

Nayla sedang berjalan menuruni tangga saat dilihatnya pintu ruang utama terbuka. Memperlihatkan Kaysan yang tergesa masuk. Kaysan melihat Nayla menuruni tangga dan menuju pintu garasi samping. Nayla menyadari bahwa Kaysan sedang menahan emosinya sekarang.

"ngomong apa aja manusia brengsek itu ke lo?" Kaysan bertanya dengan intonasi rendah. Menatap Nayla tajam.

Kaysan semalam tidak pulang. Ia lembur membuat laporan KKN di kost temannya. Nayla tidak tau siapa yang menceritakan kejadian ini pada Kaysan tapi prasangka Nayla lebih mengarah pada Video pertengkaran yang mungkin sudah tersebar luas.

"nanti aja ngebahasnya. gue mau ngampus" Nayla menjawab sambil duduk berlutut memakai sepatu converse nya.

"kenapa nggak cerita?" Kaysan makin terdengar kesal

"mau cerita. tapi nggak sekarang"

"kapan? nunggu sampe gue tau dari orang-orang dulu?!"

Nayla menghela nafasnya berat "ini masih pagi. please. gue udah cukup pusing. jangan lo tambahin"

Gantian Kaysan yang menghembuskan nafasnya frustasi "yaudah nggak usah ngampus dulu!"

"gila lo. masalah gini doang gue bolos?!" Nayla akhirnya balik berteriak

"tck! serah lo!" Kaysan melempar jaket miliknya asal ke sofa ruang keluarga dan meninggalkan Nayla dan Ryan.



Tidak ada yang bersuara selama di mobil. Nayla memilih memejamkan matanya dan Ryan memilih membiarkan kakaknya dengan dunianya sendiri. Telepon Nayla bergetar. ada banyak pesan yang menanyakan kabar tentang pertengkaran dirinya. Nayla tidak membuka satupun pesan. Ia tidak membuka satupun sosial medianya. Ia tau bahwa terlalu banyak informasi justru membuatnya makin kacau.

Hal yang Nayla khawatirkan sebenarnya banyak. Ayahnya saat ini masih menjabat sebagai wakil dekan 1. Sedikit banyak, rekan kerjanya akan mempertanyakan video yang beredar. Ditambah lagi drama jurusannya yang mungkin akan terganggu. Nayla tidak merasa senang dengan "fame". apapun bentuknya.

"ayah mungkin udah tau video gue ya?" Nayla bertanya, masih dengan mata yang terpejam "ayah bakalan malu nggak ya?"

"malu kenapa?"

"anak perempuannya viral karena berantem"

Ryan berdecak "lo nggak berantem"

"tetep aja"



Sesampainya mereka di parkiran FIB, Freya sudah menunggu dibangku bawah pohon. Gadis itu tersenyum dan menuju mobil CRV putih milih Ryan dan membuka pintu penumpang.

The ShefareldhineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang