Disinilah aku sekarang, tepat di hadapan Tuan Min Yoongi yang terhormat. Teramat sangat ku hormati sampai-sampai aku ingin mencekik lehernya agar wajahnya bisa semakin putih pucat seperti mayat
Tujuanku kemari bukan untuk uang, sementara waktu. Memang, aku biasanya datang ke ruangannya untuk masalah uang tapi kali ini bisa dibilang berbeda. Dengan dia yang sedari tadi belum juga mengizinkanku untuk berbicara, menyampaikan alasan mengapa aku kemari membuatku ingin marah saja.
Dia malah sibuk membolak-balik lembaran kertas yang entah apa isinya.
"Ah, aku lupa kalau ada kau disini, Berxia Rim." Ujarnya sesaat setelah mengangkat kepalanya menghadapku.
Gampang sekali dia berkata seperti itu. Seolah aku tidak masalah telah menunggunya disini selama sepuluh menit hanya sampai dia mengizinkan aku untuk berbicara.
"Ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya dan aku pun sigap menganggukkan kepalaku. Tentu saja aku kemari setiap butuh bantuan.
Raut wajah Tuan Min mencerminkan ia tidak heran, ia bahkan mengangkat satu sudut bibirnya ke atas, menimbulkan sebuah seringaian.
"Kau butuh uang lagi?" Sudah ku duga ia akan berpikir seperti itu. Aku tidak marah, memang faktanya aku sering kali meminta bantuan uang padanya. Kali ini aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban awal.
"Ini soal pekerjaanku, Tuan Min. Bolehkah aku meminta satu hal?" Jujur saja aku tidak yakin dengan permintaan konyolku ini, terlebih lagi sosok yang ku ajak bernegosiasi adalah bos super menyebalkan.
Ia mengangkat satu alisnya, menungguku melanjutkan ucapanku.
"Bisakah aku tidak dipesan lagi oleh Tuan Jeon? Bisakah aku-"
Suara keras yang berasal dari mejanya dikarenakan dokumen-dokumen yang Tuan Min pegang tadi dilemparkan kasar ke atas mejanya sendiri. Nafasku tercekat, aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu sampai-sampai aku pun harus menghentikan kalimatku yang belum sepenuhnya mengandung semua yang ku inginkan.
"Kau bilang apa tadi?" Matanya menajam menatapku, seolah aku baru saja berbuat kesalahan yang fatal, seolah aku baru saja melakukan hal yang melanggar aturan.
"So-soal aku tidak ingin lagi dipesan oleh Tuan Jeon. Dengar bos, aku memiliki alasan kuat, dia sering melanggar-"
"Kau tidak akan bisa meminta permintaan semacam itu, Kim Yerim!" Tuan Min memperbaiki jas-nya dan berdiri mendorong kursi empuknya menjauh ke belakang.
Aku merasa kecewa, mengapa ia tidak mau mewujudukan keinginanku ini? Seingatku aku sudah beberapa kali meminta hal yang sama saat beberapa pelanggan memang bersikap buruk padaku hingga Tuan Min bisa menggaris bawahi para pelanggan itu agar tidak bisa memesanku lagi, lalu ada apa sekarang? Kenapa ia tidak mau melindungiku lagi?
Aku tahu dia memang jahat, bukan dalam konteks kriminal maksudku. Dia memang senang membuatku merasa terpuruk, membuatku selalu kesulitan, tapi setauku dia juga selalu melindungiku dan pekerja lainnya yang memang memiliki hak-haknya dalam bekerja, sama halnya seperti hak yang aku miliki.
Sedari awal aku sudah tidak yakin, terlebih lagi karena orang yang bersangkutan adalah Tuan Jeon, atau Jeon Jungkook, atau siapalah nama lain lelaki itu. Aku merasa ada hubungan dekat antara dia dan Tuan Min sampai-sampai ia begitu di hormati, dan seperti sekarang buktinya aku bahkan tidak dibiarkan berhenti menerima pelanggan bernama Jeon Jungkook ini.
"Tuan, tolonglah. Aku tidak nyaman bertemu dengannya, tolong bantu aku. Lagi pula masih banyak pelayan lain yang bisa kau berikan untuknya, jangan aku, Tuan Min." Aku mengejarnya ke arah pintu keluar kantornya. Memohon lagi agar ia mengasihaniku, setidaknya agar dia luluh dan mau membantuku.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] BERXIA
FanfictionGadis bermarga Kim itu adalah seorang Berxia. Bagi para wanita, mungkin pekerjaan semacam ini mudah. Tapi baginya tidak. Singkat saja, dia hanya ingin segera berhenti dari pekerjaan ini. [JUNGRI] [Started : 29/08/19]