24. Hari Ini Akan Tiba

17K 2.1K 567
                                    

Bacanya jangan di skip-skip, ini bukan insta story hehehehehe.

•••••

"Sudah?"

Jeon Seungjae menganggukkan kepalanya setelah kembali dari kamar mandi, sehabis menggosok gigi dan mencuci kakinya.

"Cepat tidur, ya. Televisinya akan mati satu jam lagi, jangan sampai kau telat tidur." Kim Yerim perlahan menutup pintu kamar bocah itu.

Kebiasaannya adalah menonton sebelum tidur, agar lebih cepat mengantuk. Dan Kim Yerim selalu mengaktifkan timer televisi tersebut karena ia takut ia juga ikut tertidur dan lupa mematikan televisi di kamar Seungjae.

Langkahnya perlahan masuk ke kamarnya dengan Jeon Jungkook, lelaki itu sepertinya sudah siap tidur. Ya walau masih juga sibuk memainkan ponselnya di atas kasur.

"Kau bilang akan tidur cepat malam ini, hm?"

Jeon Jungkook mengangguk.

"Sedikit lagi, aku harus mengalahkan Taehyung di game sialan ini." Ah, Kim Yerim sekarang mengerti mengapa ada bunyi berisik dari ponsel lelaki itu.

Kim Yerim memilih untuk menyiapkan jas kerja lelaki itu yang akan dikenakan besok. Lelaki itu sering terlambat bangun, dan akan sulit jika sampai itu terjadi lagi besok, bisa-bisa ia sampai siang hari di kantor.

"Jas yang kau pakai besok sudah ada disini, ya. Jangan kacaukan isi lemari lagi." Ujar wanita itu sembari menggantungkan pakaian Jeon Jungkook di sebelah lemari.

Jeon Jungkook hanya membalas dengan gumaman kecil, masih sibuk dengan ponselnya.

"Ingat ya, laci paling bawah ini tempat kaos kaki. Di atasnya tempat dalamanmu, di atasnya semua pakaian santaimu dan dasimu ada di kanan lemari jasmu. Belajarlah mengingat, Jeon. Jangan sampai kau menghancurkan isi lemari lagi." Kim Yerim masih tidak bosan menceramahi lelaki itu walau lelaki itu sepertinya tidak peduli.

"Iya, iya, aku mengerti. Tidurlah, jangan mengomel lagi."

Kim Yerim berdecak sebal, namun setelahnya ia tetap mengikuti perkataan lelaki itu. Ia mendekati ranjang dan naik ke atasnya.

"Kalau kau masih tetap main dengan ponselmu, aku akan tidur dengan Seungjae saja." Wanita itu mengambil satu bantal dan berpura-pura akan beranjak dari sana.

Hasilnya, Jeon Jungkook mengeram kesal dan mematikan ponselnya sekaligus meratapi kekalahannya terhadap Kim Taehyung. Tapi apa boleh buat, dari pada ia harus tidur sendirian lebih baik ia kalah bermain game.

Kim Yerim terkekeh melihatnya, menjatuhkan tubuhnya pada ranjang dan menarik selimut setinggi dadanya. Setelah itu merasakan lengan melingkar pada tubuhnya. Matanya dipejamkan, bibirnya tersenyum kecil, Kim Yerim merasa sudah cukup bahagia sekarang.

"Aku sangat mencintaimu." Kim Yerim merasakan hembusan nafas hangat pada telinganya setelah kalimat itu ia dengar.

Beberapa menit berlalu, puluhan menit berlalu sampai Jeon Jungkook sudah terlelap dalam tidurnya, akhirnya wanita itu meneteskan air matanya yang sudah berusaha ia tahan. Tangannya menggenggam erat tangan Jeon Jungkook, rasanya ingin memeluk lelaki itu.

Perlahan ia melepas lengan yang melingkari tubuhnya, ia duduk di depan meja riasnya. Menarik laci sebelah kanan dan mengeluarkan sebuah note book miliknya.

Ia membuka lembaran terakhir, yang terselip sebuah kertas terlampir berisi goresan tinta pulpennya. Sebuah surat yang ia buat sebelumnya, namun ia rasa ia tidak bisa memberikan itu pada Jeon Jungkook.

Tangannya merobek kertas tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang tidak bisa terbaca lagi, membuangnya pada tong sampah di sisi kaki meja riasnya.

[3] BERXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang