Miss me?
Maaf lama banget bikin kalian nunggu. Seperti yang kalian tau, aku suka update tergantung mood, dan parahnya belakangan ini lagi sedih terus-terus-terus-terusss pokoknya.
Karena kalian selalu nanya2in kapan update dan aku merasa teraentuh, aku tetep lanjutin cerita ini kok(:
Aku juga lebih suka sama komenan banyak, hehehe, komen ya.
•••
Kalau Kim Yerim ingat-ingat lagi, dia adalah salah satu Berxia favorit disini. Club Zero One yang ramai pengunjung setiap malamnya, bukan hanya lelaki yang gemar kemari, wanita pun banyak yang mengunjungi tempat ini. Oke, pokok permasalahannya bukan itu.
Yang Kim Yerim bingungkan adalah kenapa belakangan ini ia sepi pengunjung. Dia yang biasanya paling sibuk dikalangan Berxia dengan banyaknya jumlah pelanggan itu malah berubah menjadi si Berxia yang hanya duduk merenung tanpa adanya panggilan pekerjaan. Dan jika ia ingat-ingat lagi, hanya satu orang yang datang memesannya. Sosok itu adalah si Jeon Jungkook, lelaki beristri dan memiliki satu orang anak.
Sampai ia berpikir untuk bertanya kepada Bae Irene atau bahkan Min Yoongi, apakah dirinya masih dibutuhkan di Club ini atau tidak, mengingat betapa tidak menguntungkannya dia bagi Club itu akhir-akhir ini. Tapi Kim Yerim rasa ia akan urungkan keinginannya untuk bertanya perihal yang satu ini.
Jelas, harusnya ia merasa senang. Pekerjaannya jadi tidak melelahkan tapi uang tetap masuk ke rekeningnya seperti biasanya.
"Belakangan ini, kau sepi pelanggan ya, Berxia Rim." Gadis Kim yang hendak mengambil air dalam mesin pendingin didapur para pekerja pun mengurungkan niatannya.
Matanya menoleh, menemukan sosok yang tidak terlalu dikenalnya. Kim Yerim bahkan tahu bahwa ternyata berita soal dirinya yang sepi pelanggan pelanggan itu menyebar sampai ke kalangan pekerja tingkat dua dan satu sekaligus.
Namun ketimbang menanggapi ucapan sang senior, Kim Yerim memilih untuk diam dan memutar badannya.
"Maaf, aku permisi dulu." Sesungguhnya itu tidak penting kan untuk mereka, tapi pada kenyataannya memang Kim Yerim merupakan bahan kebencian dikalangan pekerja ditingkatnya dan ditingkat dua serta satu.
"Sadar diri saja, Nona. Kau sudah tidak menjadi 'Si Favorit' lagi. Jadi berhentilah bersikap sombong pada seniormu." Si Senior yang Kim Yerim kenal sebagai Sana itu kembali berujar, bahkan mampu membuat Kim Yerim berhenti kala hendak mencapai pintu.
Gadis Kim itu lagi, memutar badannya. Ingin sekali bertanya apa sebenarnya salahnya sampai-sampai Sana dan hampir seluruh senior di pelayanan tingkat dua begitu tidak menyukainya. Padahal, kenal saja tidak begitu. Tahu saja sekedar nama.
"Aku tidak pernah menjadi favorit disini. Hanya kebetulan saja sebelumnya banyak yang datang." Gadis Kim itu sama sekali tidak pernah berpikir bahwa ia adalah si favorit yang dibicarakan seisi Club. Walau Bae Irene sendiri pernah mengatakan hal itu padanya, tapi ia tidak merasa senang ataupun bangga.
Nyatanya, karena hal itu para seniornya yang bekerja di tingkat dua dan satu, para wanita yang siap melayani nafsu para lelaki yang datang itu malah membenci kehadiran Kim Yerim.
Kata mereka Kim Yerim tidak pantas mendapat begitu banyak perhatian. Dia tidak pantas menjadi kesukaan para pelanggan karena gadis Kim itu tidak melakukan banyak hal untuk melayani pelanggan-pelanggan itu. Rasanya seperti mereka yang bekerja keras untuk menggoda, tapi Kim Yerim yang mendapat begitu banyak atensi dari para lelaki. Singat saja, iri hati.
"Baguslah kalau kau berpikir seperti itu. Kau memang tidak pantas atas label itu, ingat ya." Rambutnya dikibaskan dengan angkuh, melangkahkan kakinya yang ditumpu oleh heels tinggi, melewati Kim Yerim yang hanya mematung diposisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] BERXIA
FanfictionGadis bermarga Kim itu adalah seorang Berxia. Bagi para wanita, mungkin pekerjaan semacam ini mudah. Tapi baginya tidak. Singkat saja, dia hanya ingin segera berhenti dari pekerjaan ini. [JUNGRI] [Started : 29/08/19]