01. Dia Datang

33.6K 2.5K 255
                                    

Hari ini tepat hari ke 30 aku bekerja di tempat ini, tempat yang benar-benar ingin aku tinggalkan secepatnya. Aku bukannya ingin berlaga suci, tapi aku benar-benar tidak menginginkan bekerja disini seutuhnya kalau bukan karena butuh uang dalam jumlah banyak.

Alasan aku butuh uang adalah karena kedua orang tuaku yang telah meninggal ternyata memiliki begitu banyak hutang semasa hidup mereka, aku tahu, tapi tidak menyangka bahwa jumlahnya melampaui ekspetasiku. Tidak heran juga, ayahku adalah peminum yang berat, walaupun ia tetap bekerja tapi itu sama sekali tidak membantunya melunasi hutang.

Aku tidak ingin membenci mereka karena itu. Mungkin ini semua memang sudah harus terjadi padaku, mau bagaimana lagi?

Yah, setidaknya aku harus bekerja disini sampai 2 bulan kedepan sesuai kontrak yang ku tanda tangani, dan terimakasih, aku tidak berminat untuk memperpanjang kontrak nantinya.

Aku saat ini sedang berada di ruangan dimana para pelayan level 3 atau Berxia sepertiku duduk menunggu datangnya pelanggan yang akan memesan kami. Astaga, benci sekali aku mendengar kalimat-kalimat itu sesungguhnya.

Terkadang ada saat-saat dimana aku berharap agar pelangganku sedikit, atau setidaknya lelaki yang memesanku adalah lelaki baik-baik, maksudku dia harus taat pada pertaturan terhadap Berxia sepertiku. Tugasku adalah menemani mereka minum, tidak boleh menyentuh apalagi memaksa. Tapi sayangnya beberapa pelanggan masih saja tidak mengerti dengan peraturan itu dan aku sendiri yang harus mengingatkan lagi setiap kali mendapat pelanggan semacam itu.

"Hei," Seseorang menepuk pundakku seraya menyapa, duduk di sampingku dengan senyum lebarnya yang begitu cerah.

Dia Sooyoung, bisa di bilang adalah seniorku disini. Dari yang dia katakan, dia sudah bekerja disini selama satu tahun dan berada di pelayanan level tiga, sama sepertiku.

"Tumben kau masih disini, biasanya sudah ramai yang memesan." Katanya sambil tertawa kecil.

Sooyoung itu seksi, postur badannya jauh lebih bagus dari pada aku. Dia juga salah satu favorit disini, jelas, buktinya dia sudah dipertahankan sampai satu tahun lamanya oleh Tuan Min bahkan setelah Sooyoung beberapa kali pernah meminta berhenti bekerja.

"Baguslah, aku malas bertemu dengan para pria hidung belang." Jawabku sambil menyandarkan punggung pada sofa.

"Jangan mengeluh, lumayan uangnya sangat banyak. Jalani saja sedikit lagi, Yerim." Ujarnya sambil mengusap pundakku. Sooyoung tahu betul bahwa aku sangat ingin segera berhenti bekerja disini, itulah mengapa ia selalu menyemangatiku.

Aku sudah lelah, setiap malam harus berada di tempat ini lengkap dengan pakaian ketat dan rambut yang tergerai bebas menunggu datangnya para pelanggan yang siap memesanku, lalu aku menemani mereka sampai mereka mabuk dan terkulai lemas sebelum aku tinggalkan.

"Kau memang tidak bosan apa? Tidak ingin berhenti dari sini?" Aku melempar pertanyaan padanya, ingin tahu isi pikirannya.

"Kau tahu aku sangat ingin berhenti, tapi Tuan Min masih mempertahankanku dan menaikan bayaranku. Jadi, mungkin akan ku pertahankan pekerjaan ini sedikit lama lagi." Aku mengangguk saja, memang benar, Tuan Min sangat pandai mempertahankan para pelayan favorit disini. Dia sangat bisa membuat pelayan yang ingin resign memutuskan untuk membatalkan keinginannya.

Pintu ruangan di sudut kanan terbuka, menampilkan Nyonya Bae disana. Aku dan Sooyoung tahu betul apa yang akan terjadi jika wanita itu sudah datang ke ruangan kami.

Dengan wajah dinginnya, Nyonya Bae memainkan ponselnya sesaat dan aku maupun Sooyoung masih terdiam menunggu Nyonya Bae untuk buka suara.

"Yerim, B VIP 1 sekarang. Tamu penting kita, jangan bicara macam-macam. Paham?" Sesuai dugaanku, dia datang untuk memanggil, memberitahu bahwa sudah ada yang memesan.

[3] BERXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang