18. Terdalam

25.6K 2.4K 486
                                    

Ini panjang banget sepanjang jalan kenangan.

950 likes buat chapter ini dan aku bakal LANGSUNG update chapter selanjutnya. (Minimal besok, kalau bisa sampe target)

Hope you like it<3

•••••

Sesuai janji yang dibuat semalam, Jeon Jungkook akan menjemput Kim Yerim tepat pukul satu siang dikediaman gadis itu. Bohong kalau gadis itu mengaku tidak bersemangat, nyatanya hasrat untuk menemui Jeon Jungkook sangatlah tinggi, lebih dari yang ia harapkan.

Dia berdandan natural, namun memakan waktu hampir satu jam. Gadis itu ingin mengatakan bahwa ia tidak melakukannya untuk memukau Jeon Jungkook, tapi nyatanya memang itulah alasannya. Walau kasual, ia ingin terlihat cantik.

Menatap pantulan dirinya dicermin, ia mengulas senyum lebar. Jemarinya menyentuh kalung yang melingkar di lehernya, masih heran dengan siapa yang memberikan kalung semahal ini cuma-cuma. Kalau keluarga, dia sudah benar-benar tidak punya, jadi untuk opsi yang satu itu sudah pasti tidak masuk daftar orang yang memungkinkan memberinya perhiasan ini.

Walau kadang ia berpikir bahwa Bae Irene dan Min Yoongi yang memberikannya sebagai pertanda maaf, tapi rasanya uang sebesar lima puluh juta sudah sangat berarti baginya, untuk apa membelikan perhiasan semahal ini untuknya?

Dan kalau ia terka-terka bahwa sosok lain yang memungkinkan memberinya kalung adalah Jeon Jungkook, rasanya aneh. Kim Yerim ingat dulu Jeon Jungkook pernah memuji kalungnya, tapi tidak mengutarakan soal ia membelikan itu untuk Kim Yerim. Jadi, dia tidak mau salah memperkirakan.

Mematahkan lamunannya dan tersenyum lebar, Kim Yerim sedikit berlari kearah pintu apartemennya, siap bertemu dengan sosok yang ia nantikan sejak tadi.

•••

Porsche Panamera berwarna putih itu melaju menjauhi pusat kota, terik matahari masih ikut menemani kedua insan yang ada didalamnya. Ini tidak seperti yang Yerim bayangkan, dipikirnya ia akan dibawa pergi suatu tempat yang ada di sekitar kota, tapi melihat arah tujuan mobil ini akhirnya gadis itu mulai memutar otak memikirkan kemana kiranya ka akan dibawa.

Menoleh kekirinya, Yerim bisa melihat bagaimana tampannya lelaki yang belakangan ini mengisi harinya. Kemeja putihnya masih ia kenakan, khas lelaki kantoran. Ia tidak terlihat tua, jujur saja. Semakin hari, rasanya Yerim semakin sadar bahwa Jeon Jungkook terlihat tidak setua usianya.

Perbedaan usia sembilan tahun memang terdengar sangat jauh, tapi Yerim rasa lelaki seperti Jeon Jungkook lah yang ia butuhkan. Usianya sangat matang dan mampu memberi Kim Yerim segala jaminan jika bersamanya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kencang, mengusir jauh-jauh pikiran aneh yang baru saja ia karang dikepalanya. Mengundang atensi Jeon Jungkook yang mengerutkan keningnya, menatap aneh gadis disisi kanannya.

"Apa terjadi sesuatu?" Dengan cepat lagi Kim Yerim menggeleng, memutus tatapan matanya dengan Jeon Jungkook karena merasa malu.

Jeon Jungkook kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan, sebentar lagi mereka akan tiba pada tujuan.

Lelaki itu tidak mempedulikan deringan ponselnya yang ia letakkan disisi jok nya, Kim Yerim bisa melihat dengan jelas bahwa ada panggilan masuk.

"Jungkook, ponselmu." Yerim mengingatkan, pasalnya ia yakin lelaki itu mendengar jelas deringan ponselnya.

"Biarkan saja." Merasa heran dan penasaran, Kim Yerim memiringkan tubuhnya, mencuri pandang pada ponsel itu lebih dekat.

Minra

[3] BERXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang