16. Permasalahan Janji

25.9K 2.3K 382
                                    

How was your day, sweeties?


•••••


Kim Yerim menghirup aroma matahari pagi, ia tidak yakin menyebutnya pagi atau siang, atau bahkan pagi menjelang siang. Pukul setengah sebelas, setidaknya itu yang ia tahu. Beberapa menit yang lalu ia menumpangi sebuah taksi yang kebetulan lewat didekat bangunan apartemennya, syukurlah sehingga ia tidak perlu jauh-jauh lagi mencari taksi.

Setelah membayar argo taksi, ia bisa kembali menatap langsung langit yang semakin terik oleh cahaya matahari. Berjalan sedikit cepat dengan kaki kecilnya menuju sebuah bangunan dengan nuansa ceria, sangat warna-warni dan menyegarkan mata, well, walau tidak semua orang senang dengan nuansa seperti itu tapi tentu saja Yerim berbeda. Dia suka hal secam ini, cerah dan berwarna, benar-benar mengekspresikan perasaan penuh gembira.

Ia sudah berdiri tepat didepan pintu masuk sebuah Play Group.

Dirinya juga terkejut bisa berada ditempat semacam ini, tidak pernah terbesit sekalipun dalam benaknya untuk datang kemari, setidaknya sebelum dirinya berumah tangga dan memiliki anak tentunya.

“Permisi.” Kim Yerim semakin masuk kedalam, memperhatikan sekitarnya yang ramai oleh anak-anak kecil dan orang tua mereka.

Wanita yang berada didekatnya langsung menoleh, tersenyum hangat menyambut kedatangannya.

“Selamat datang, Nyonya. Apa yang bisa kami bantu?” Tanyanya, diam-diam memperhatikan Kim Yerim sembari menerka-nerka siapakah kiranya perempuan itu.

Kim Yerim berusaha menghilangkan kegugupannya sebelum berbicara, ia tersenyum sebelum bibirnya terbuka.

“Aku kemari untuk menjemput Seungjae, Jeon Seungjae.” Baru saja ia selesai bicara, bocah kecil yang ia sebutkan itu sudah berlari dari arah belakang wanita didepan Yerim sembari berteriak kesenangan dan mampu membuat wanita yang Yerim yakini adalah guru Seungjae langsung memutar tubuhnya.

“Tante Yerim!” Seungjae memeluk Yerim yang hanya sanggup ia gapai sebatas paha atasnya saja, itupun karena gadis itu cukup pendek. Kim Yerim tertawa kecil, tidak mampu menahan rasa gemasnya terhadap si kecil Jeon itu.

“Ah, kalau begitu anda pasti Nyonya Yerim, ya?” Kim Yerim mengangguk senang, setidaknya yang ia takutkan sedari tadi tidak terjadi ; disangka seorang penculik anak lebih tepatnya.

“Benar, Ayahnya tidak bisa datang kemari. Jadi, aku membantunya.” Mendengar itu, wanita yang menyandang status sebagai guru Seungjae pun mengangguk paham.

“Aku mengerti. Kalau begitu, Seungjae ayo ambil tas mu.” Wanita itu mengusap kepala Seungjae dengan penuh sayang, pun akhirnya si kecil itu berlari masuk kedalam kelasnya.

Play Group ini tampak bukan sekolah bermain biasa. Bangunannya walau terlihat warna-warni, namun Yerim bisa dengan yakin mengatan bahwa seisi bangunan itu benar-benar mahal. Seperti meja-meja kecil itu, terlihat bukan terbuat dari objek murahan. Juga orang tua anak-anak yang datang kemari, mereka sangat berkelas. Mulai dari tas mewah, sepatu mengkilap, perhiasan, sampai mobil-mobil buatan luar negeri yang yang terparkir didepan gedung,  harganya sudah pasti mahal, pikir Yerim.

Tidak heran, sih. Mana mungkin Jeon Jungkook menyekolahkan buah hatinya ditempat yang tidak berkelas, sangat bukan Jeon Jungkook sekali. Walau tidak begitu tahu menahu tentang hidup pribadi Jeon Jungkook, tapi sejauh ini yang bisa Kim Yerim simpulkan adalah Jeon Jungkook itu sosok ayah yang sangat menyayangi anaknya, walau sedikit terlalu tegas, tapi matanya memancarkan rasa sayang yang begitu besar.

“Kau baru pertama kemari, bukan? Aku guru Seungjae. Kang Seulgi.” Wanita yang sedari tadi tidak Kim Yerim ketahui namanya akhirnya memperkenalkan diri, mengulurkan tangan kanan dengan ramah.

[3] BERXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang