15. Malam Di Penginapan

31.9K 2.1K 250
                                    

kookiemim.ig on instagram♡

Makasih ya buat semua supportnya sampe sekarang(":

BTW chapter ini full tentang gimana Yerim dan Jungkook kepenginapan punya Namjoon ya(:

Dan ada NC nya ya(:

•••

Yerim.

Perjalanan menuju suatu tempat yang tidak ku ketahui.

Malam itu, tepat setelah aku hampir habis dilecehkan salah satu pelangganku. Jeon Jungkook membawaku pergi dari Club miliknya itu, jauh dari jalanan ramai perkotaan, aku pun tidak tahu pasti kemana sesungguhnya tujuannya. Aku hanya bisa bersandar pada punggung jok mobilnya sembari memperhatikan jalanan asing yang kami lewati.

Ini terasa agak jauh, atau mungkin tidak juga. Hanya saja aku belum pernah melewati jalanan ini, aku bukan anak perempuan yang sering bepergian jauh, disanalah kekuranganku. Ditambah lagi, aku sangat payah dalam urusan mengingat rute jalanan yang pertama kali aku lewati. Membuang jauh-jauh semua pikiran tidak bergunaku, aku mulai menoleh kesisi Jeon Jungkook yang masih memfokuskan pandangannya kejalanan didepan kami.

Dia terlihat tenang, rahangnya yang tajam dan tegas menggambarkan sosok yang keras jika kulihat.

"Tuan Jeon, sebenarnya-" Aku bahkan tidak sempat menyelesaikan ucapanku, tapi yang kuajak bicara sudah terlebih dulu memotongnya.

"Namaku Jeon Jungkook, kalau kau lupa." Aku memang agak sulit kalau harus memanggilnya dengan namanya, tanpa embel-embel 'Tuan'.

"Jungkook, kita akan kemana?" Aku memberanikan diri untuk tetap menatapnya, walaupun aku tahu masih ada sirat kemarahan pada wajahnya.

Dia memarahiku sejak tadi, sepanjang perjalanan menuju mobilnya. Aku tahu aku salah dalam hal ini, memaksakan sesuatu yang sudah tidak seharusnya kulakukan hanya karena aku marah sebab dia tidak menemuiku cukup lama.

Lihat, aku sudah gila kan? Aku marah karena dia tidak menemuiku. Sekali lagi kuulangi, aku marah dan memaksa untuk bekerja karena Jeon Jungkook tidak menemuiku beberapa hari lamanya. Aku pasti sudah gila.

"Setelah semua kesalahanmu tadi, apa sekarang aku punya alasan untuk menjawab pertanyaanmu?" Dia bersuara, datar dan tenang, tidak menatapku sama sekali.

Aku mengalihkan pandanganku, sudah kuduga dia masih begitu marah padaku. Aku memejamkan mataku menahan rasa sesak pada hatiku, batinku berteriak untuk tidak menangis didepannya. Aku memainkan jemariku, tidak ada hal yang bisa kulakukan selain diam. Ponselku tertinggal, bersama dengan tas dan barang-barang lainnya. Jeon Jungkook tidak mengizinkanku untuk kembali kedalam Club barang semenit saja.

Waktu berlalu hingga akhirnya mobil yang kutumpangi tiba disebuah halaman luas, pepohonan mengelilingi kami, sepertinya diluar akan terasa sangat dingin, bisa kulihat dari daun-daun yang bergoyang cukup kuat diluaran sana.

Setelah Jeon Jungkook keluar, aku hendak membuka pintu disebelahku. Namun pintu itu tidak bisa dibuka, akhirnya aku sadar bahwa itu sudah di child lock.

Menunggu sampai Jeon Jungkook membukakan pintuku dan keluar dari mobil mewahnya yang jika aku tebak adalah mobil baru.

Tubuhku langsung bergetar merasakan desiran angin malam yang teramat menusuk, tapi tidak lama setelahnya, sebuah mantel berbulu menyelimuti tubuhku, melindungi dari terpaan angin. Aku mendongak, mendapatinya memperbaiki posisi mantel yang diberikan padaku agar tidak jatuh.

"Terimakasih, Jeon." Gumamku, aku ragu apakah ia bisa mendengarnya atau tidak.

"Yerim, berjanjilah untuk tidak mengulangi perbuatanmu tadi. Berjanjilah untuk tidak menentang perkataanku, aku tahu bahwa kau sudah tahu akulah yang membuatmu tidak bisa dipekerjakan lagi pada laki-laki lain, tapi kau malah menentangku." Aku tidak pernah menyangka bahwa ia akan mengatakan hal semacam ini padaku, panjang dan begitu tegas.

[3] BERXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang