19th- ( Never )

334 42 32
                                    

Krystal membuka kulkas di dapur rumah Jiyeon untuk mengambil minum air dingin. Dirinya tahu jika Bobby mengikutinya ke dalam dapur, tapi dirinya sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Soo Jung-ah." panggil Bobby dengan lembut, namun ada kesan nyentrik dalam suaranya.

"Eumt, wae?" tanya Krystal dengan datar seraya menyesal segelas penuh air dingin.

"Gomawo karena kau masih peduli soal Yura." ujar Bobby dengan tulus. Krystal memandang Bobby dengan intens lalu menyunggingkan senyum tipis.

"Kau pikir aku peduli padanya??" tanya Krystal dengan suara yang sedikit meremehkan. Bobby mengangguk mantap, karena memang itulah yang dia rasakan. Jika sahabat nya ini masih cukup peduli dengan Yura, kekasihnya.

"Anniya, aku tidak peduli padanya. Sesuai permintaannya." ujar Krystal dengan santai seraya menaruh gelas kosong di atas nakas.

"Soo Jung-ah, kau tidak perlu mengelak." ujar Bobby.

"Anniya. Aku sama sekali tidak berniat untuk mengelak. Aku memutuskan untuk tidak peduli padanya sesuai keinginannya. Jadi jangan berpikir aku peduli dengannya." ujar Krystal dengan sangat santai namun menatap tajam pada sosok Bobby.

"Soo Jung-ah.."

"Geumanhae Kim Jiwon. Aku menepati ucapanku pada kekasihmu. Jadi berhentilah berterima kasih padaku." ujar Krystal memotong ucapan Bobby seraya berlenggang menjauhi Bobby menuju kolam menyusul temannya yang lain.

Bobby memandang punggung Krystal dengan tatapan sendu. Hingga sebuah senyum lega terukir di wajah tampannya.

" Gomawo Soo Jung-ah." lirihnya pelan namun penuh makna.

Yura memandang Krystal yang telah kembali dari dapur diikuti Bobby yang terus memamerkan senyum kelincinya.

"Cha mokja." ujar Hanbin mengulurkan sebuah daging panggang kepada Krystal dengan lembut. Awalnya Krystal menatap Hanbin bingung, namun namja tampan itu terus mengulurkan potongan daging panggang itu.

"Cih." gumam Krystal pelan seraya menerima suapan dari Hanbin. Jiyeon dan yang lain hanya memandang kedua sahabat mereka dengan heran, Jiyeon bahkan saling melempar pandangan kepada Bora dan Jinhwan.

"Wae kalian memandang kami seperti itu?" tanya Krystal dengan datar seraya mempersiapkan piring untuk daging yang sudah matang.

"Ah Soo Jung-ah, kau dan Hanbin sudah?" tanya Jiyeon menggantung. Krystal menghela nafas pelan lalu menoleh menatap Hanbin.

"Katakan pada mereka." ujar Krystal pada Hanbin dengan datar.

"Aigo, kau malu eoh." goda Hanbin mengusap puncak kepala Krystal namun langsung mendapat tatapan tajam dari Krystal.

"Baiklah. Aku dan Soo Jung memutuskan untuk lebih dekat satu sama lain. Aku sudah mengungkapkan perasaanku padanya." jelas Hanbin dengan santai pada Jiyeon, Jinhwan langsung menoleh memandang Hanbin, pun dengan Donghyuk dan Yura.

"Jinjja??" tanya Bora penuh antusias, Hanbin mengangguk mantap lalu kembali menyuapi Krystal dengan sepotong daging panggang.

"Woah, dunia benar-benar sempit." gumam Bobby dengan tawa kelincinya yang sontak membuat Yura tertegun.

"Jinjja? Hanbin benar-benar sudah mengakui perasaannya pada Soo Jung?" batin Jinhwan memandang Hanbin dalam diam. Hanbin kembali menyuapi Krystal daging panggang saat gadis cantik itu menaruh daging yang sudah matang di piring yang dia pegang.

"Woah, Kau cukup berani Kim Hanbin." ujar Jiyeon dengan nada menggoda.

"Aku memang terlahir menjadi pemberani Park Jiyeon." balas Hanbin dengan bangga. Sementara Krystal sama sekali tidak berminat untuk membalas ucapan Hanbin.

Bad IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang