15th - (Don't You Dare!)

354 39 11
                                    

"Aku akan memberimu imbalan yang lebih banyak jika kau berhasil menjalankan tugas dariku ini. Bagaimana?" tanya Jeon Mi pada seorang namja dengan sebuah tatto tengkorak kecil di tangan kanannya. Namja itu menyeringai setelah mendengar penawaran dari Jeon Mi.

" Aku minta imbalan 3x lipat. Dan apa kau yakin jika Young Do pasti melindungiku juga?" tanya namja itu memastikan. Jeon Mi mengangguk mantap seraya menyeringai samar.

"Baiklah. Imbalan 3x lipat dan perlindungan dari Young Do oppa. Kau akan dapatkan itu jika berhasil melukai gadis itu." ucap Jeon Mi dengan jahat.

"Deal. Ah, tidak masalah jika aku bermain dengan gadis itu?" tanya namja itu lagi.

"That is your business. I don't care. Yang penting tugas dariku kau selesaikan." ucap Jeon Mi melemparkan amplop coklat pada namja itu lalu pergi meninggalkan namja itu.

"Wow... Menggiurkan." ucap namja itu dengan senyum puasnya setelah melihat uang yang cukup banyak di dalam amplop itu.

"Let's the show begin."  batin Jeon Mi menyeringai licik saat meninggalkan namja tadi.

#####15th#####

Liburan ke Bali telah selesai, baik Krystal, Bobby maupun Yura sama sekali tidak berniat untuk membahas lebih jauh tentang kejadian di Bali.

Yura yang memang tidak berani membahas hal itu lagi, baik kepada Bobby maupun yang lain. Dirinya kini bahkan harus menerima perlakuan yang sedikit keras dari Hanbin, bahkan Jiyeon pun kini sering berucap tajam padanya.

Bobby, dia bingung bagaimana harus menyampaikan isi hatinya. Tentu saja dia tidak mau sahabat dan kekasihnya memulai perang dingin seperti ini. Tapi dirinya sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Menyadarkan Yura tentang pandangan nya yang cukup keliru tidaklah mudah, tabir yang diciptakan oleh kekasihnya sudah terlalu rumit. Sementara Bobby masih terlalu segan meminta Krystal memaklumi ucapan dan sikap Yura. Karena memang dia tahu, Krystal tidak akan memaklumi hal itu. Dia tahu jika Yura salah.

Sedangkan Krystal, dia bahkan sudah membiasakan diri untuk tidak menganggap kehadiran Yura. Dia benar-benar membuktikan ucapannya. Dia tetap bersahabat baik dengan Bobby, tidak ada yang berubah.

Bora dan yang lain sudah berada di kantin untuk makan siang. Seperti biasa, Yura duduk di samping Bobby. Meski Bora masih cukup akrab dan ramah pada Yura, namun hal itu tidak membuatnya berani duduk di dekat Bora yang sering kali berada di samping Jiyeon.

Hanbin duduk di samping Jinhwan seraya menaruh kaleng minumannya, serta piring makan siangnya di meja, dia menunggu Krystal.

"Hahaha.. Ya!! Kacamata. Cepat kau bersihkan sepatuku." ucap seorang namja dengan arogan pada seorang namja lain yang memakai kacamata. Si pemuda kacamata itu tentu saja sedang menjadi sasaran pembullyan lantaran penampilannya yang dianggap kuno dan tidak trendy sama sekali.

Hanbin melihat dengan seksama, matanya nyalang tidak seperti biasanya.

Pemuda berkacamata itu gemetaran karena dijadikan olok-olok di tengah keramaian kantin. Krystal datang seraya membawa kotak makan yang tadi sudah disiapkan oleh Yeon. Krystal melihat teman  namja yang arogan tadi memaksa si pemuda berkacamata untuk berjongkok, namun si pemuda sedikit melawan.

"Woah, kau melawanku?" ujar si pemuda arogan menarik kerah baju si pemuda kacamata.

"Cepat kau bersihkan sepatunya, atau kau mau berhenti kuliah di universitas ini?" ancam temannya yang lain. Krystal meletakkan bekal kotak makan siangnya di meja di sampingnya. Dari tempatnya duduk, Hanbin melihat Krystal yang berniat untuk ikut campur masalah ini langsung mencampur nasinya dengan lauk sayur mayurnya dan berdiri dari kursinya. Dan tentu saja membuat Jinhwan, Bobby dan Donghyuk saling memandang karena bingung.

Bad IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang