Drrt drrt
Jisoo terlonjak kecil, menoleh kearah nakas di sampingnya. Meraih ponsel bermerk Iphone, tertera nama Sehun di sana. Ia menekan tombol dial, menempelkan ponsel di samping telinga.
"Apa?"
"Ini udah jam enam lewat lima belas menit, kapan kamu mau bangun?"
Mata Jisoo membulat, nyawa gadis itu langsung berkumpul sempurna. Ia menoleh kearah jam dinding yang membuat matanya kian makin membulat penuh.
"Anjing!" umpatnya.
"Sabella, language." peringat Sehun.
"Iya maap. Kamu udah dimana?" tanya Jisoo.
"Di depan pintu kamar kamu, buka sekarang."
Nafas Jisoo tercekat, gadis itu berlari kearah meja rias. Menyisir rambut awut-awutannya dengan jari, mendekatkan wajah memperhatikan apakah ada sisa belek dan iler yang tertinggal.
"Lama. Abis ngapain?" tanya Sehun heran ketika Jisoo sudah membukakan pintu kamarnya.
Jisoo tak membalas, ia menarik lengan Sehun. Menyeretnya masuk ke dalam kamar.
"Kenapa bisa kesiangan?" tanya Sehun lagi.
"Begadang." jawab Jisoo seadanya. Sibuk mencari handuk miliknya.
"Makanya kalau hari sekolah jangan nonton drama korea mulu bocah." sehun menyentil pelan kening Jisoo.
"Aw! Kasar banget sama pacarnya." ringis Jisoo mengusap dahinya yang memerah.
"Udah sana mandi, aku mau nyusun buku kamu." Sehun meraih tas merah maroon milik Jisoo. Berdecak kecil melihat tumpukan robekan kertas dan bungkus jajan yang sudah gepeng tertimpa buku.
"Hehehe baik banget sih pacar aku, jadi makin sayang." cengir Jisoo.
Cup
Kecupan manis dari bibir ber-iler milik Jisoo mendarat di pipi Sehun.
"Buat kamu Prince terbaaiiiik nya Jisoo Sabella."
Sehun mematung diam dengan satu tangan yang memegang tali tas milik Jisoo. Ia berbalik, menatap Jisoo yang sudah berlari riang memasuki kamar mandinya. Sehun tersenyum tertahan.
"Bau Jigong!" teriak Sehun menggoda.
"BANGSAAATTTT!!!!" maki Jisoo.
"Lima menit ga selesai, pintunya aku dobrak!"
"GAUSAH MACEM MACEM YA KAMU ARKASENA!!"
Sehun terkekeh kecil. Bagaimana bisa reaksi marah seseorang bisa seimut ini. Emang cuma Jisoo, yang kalau memaki marah membuat Sehun tertawa gemas dengan bahagia.
***
"Mandi atau cuci muka doang?" tanya Sehun heran. Pasalnya kecepatan Jisoo mandi hanya kurang dari dua puluh menit. Itu pun ia sudah selesai mengenakan seluruh seragam sekolahnya.
"Aku udah secantik dan seharum ini kamu bilang aku cuma cuci muka?! Dimana letak salah aku Arka."
Oke. Jisoo ngedrama pagi-pagi buta.
"Gausah sok sinetron." Sehun meraup seluruh wajah Jisoo dengan gemas.
Jisoo berdecak. Memukul lengan Sehun karena merasa liptint orange miliknya jadi berantakan. Sehun tak perduli banyak. Merangkul gadis itu lalu menyeretnya ke ruang makan.
"Mau Bunda bawain bekal nggak dek?" tanya Bunda Jisoo ketika keduanya sampai di meja makan.
"Mau Bun." jawab Jisoo. Menarik kursi di sebelah Sehun yang sudah sibuk menggigit roti.
Jisoo menyenggol lengan Sehun jahil. Sehun berdecak saat tak berhasil menggigit roti karena Jisoo. Pemuda itu melirik tajam. Mendesis kesal menarik rambut Jisoo pelan.
Jisoo memekik tertahan. Tak terima atas perlakuan Sehun. Menarik paksa lengan Sehun, menggigit roti dalam jumlah besar. Menghabiskan separuh sisa roti.
Sehun melotot sebal. Maju mencekik leher Jisoo. Menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri. Jisoo balik melawan dengan menarik narik kasar kerah seragam Sehun hingga dua kancing teratas terlepas begitu saja.
Keduanya sudah saling mencekik dan memukul. Jisoo bahkan menggigit tangan Sehun yang mencoba mendorong kening gadis itu. Sedangkan Ayah Jisoo hanya melirik kecil. Menghela napas lelah, kemudian lanjut menyesap tipis kopi hitam sambil membaca koran.
"ASTAGAA!! ANAK PERAWAN SAMA ANAK LAJANG GA BOLEH BERANTEM PAGI PAGI!! JISU UDAH JANGAN DI GIGITIN LAGI TANGAN ARKA ITU HEH!!"
Bunda Jisoo berteriak histeris. Melerai keduanya walau sesekali terkena pukulan kecil Jisoo yang masih saja mengamuk. Sehun sendiri sudah ngos-ngosan dengan napas memburu. Merapikan kerah kemejanya, kemudian meneguk segelas air.
"JISU HEH SADAR JANGAN KERUSUPAN DI RUMAH KITA GAADA SETAN!!" teriak Bunda histeris.
"Kesurupan Bun." koreksi Ayah Jisoo.
"Ituu Mah Arka duluan nyari masalah."
"Apaan kamu duluan!"
"Heh dimana-mana tuh cewek selalu bener!"
"Emangnya kamu cewek?"
"BANG-- un tidur ku terus mandiii." Jisoo berucap melantur. Hampir kelepasan berucap kasar di depan Ayah.
"Udah udah! Abisin ini makanannya terus kalian berangkat. Udah jam tujuh!" Bunda menyuapkan keduanya sandwich dengan satu gigitan besar.
Sehun melompat berdiri. Menyalim tangan Bunda kemudian memberikan satu kecupan pagi. Lalu beralih ke Ayah. Ngacir keluar meninggalkan Jisoo yang membelalak kaget.
"BUNDA AYAH ARKA PERGI ASSALAMUALAIKUM!!" pamit pemuda itu tergesa-gesa.
Jisoo juga ikutan melompat berdiri. Mencium kedua pipi Bunda lalu Ayah. Meraih tas merah maroonnya berlari mengejar Sehun.
"BUNDA AYAH JISOO JUGA YA ASSALAMUALAIKUM!!"
"BANG DEV JISOO PERGI SEKOLAH YA BYEE!!"
Pamit Jisoo pada kedua orang tuanya dan Devan Kakak laki-lakinya yang baru saja turun dari kamar.
Jisoo meraih helm di meja teras. Kemudian menarik paksa jaket denim hitam milik Sehun sebelum pemuda itu kabur meninggalkannya. Melompat naik di boncengan, menyempatkan menabok keras bahu pemuda itu. Kemudian menggunakan helmnya.
"Enak aja kamu mau ninggalin aku!"
"Siapa suruh nyari masalah."
"Kamu yang nyekek aku duluan!"
"Roti aku kamu abisin."
"Ya biarin aku kan laper."
"Bunda masak banyak makanan. Kamu jangan kek orang susah."
Jisoo menabok bahu Sehun lagi. Hingga terdengar bunyi nyaring. Sehun meringis sakit.
"Aduh! Bar-bar banget jadi cewek."
"Kenapa emangnya hah! Ga suka iya?! Yaudah ayo putus!"
"Heh cangkem nya! Entar aku putusin nangis."
"Ck! Udah ayo berangkat nanti telaaatt!!" ujar Jisoo memeluk pinggang Sehun erat.
"Iya princess iya." jawab Sehun tertawa kecil.
Sehun memutar kunci motor. Ia menekan tombol starter, kemudian menarik gas pergi dari depan gerbang rumah Jisoo.
***
a/n:
Tolong dong di vote. Gak susah buat nekan tombol bintang di pojok kiri. Kalian bisa ngehargain aku dengan cara memberi suara.
Atau lapak ini gausah di lanjut aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASENA [✔]
RomansaPunya pacar yang gantengnya kelewatan itu gak enak, serius. Tiap jalan bareng ada aja yang ngelirik kagum, bahkan sampai ada yang rela jadi perusak hubungan saking tergilanya sama dia. Arkasena. Pangerannya sekolah yang jadi incaran wanita. "Arka! K...