"Kamu kalau mau mati, mati sendiri aja! Jangan ngajak-ngajak!"
Jisoo memukul lengan Sehun dengan helm berlogo Arsenal di tangannya. Sehun mengaduh sakit. Menoleh kesal kearah Jisoo.
"Sakit njir." ucap Sehun mengelus pelan lengan kirinya.
"Emang aku peduli. Lagian bawa motor udah kek di kejar setan!" marah Jisoo.
"Biar ga telat sayang."
"Gara-gara kamu bawanya ngebut mata aku sampe berair nih!"
"Eh? Aku kira kamu nangis."
"Nangis ngapain goblok! Aku nya gaada masalah ngapain nangis. Tolol ih untung sayang."
"Yaudah yaudah. Turun cepetan aku mau markir ini motor."
Jisoo mendelik kesal. Memukul lengan kiri Sehun dengan helm sekali lagi, kemudian memberikannya pada Sehun.
Gadis cantik itu merapikan rambutnya yang berantakan. Mengibaskan pelan rambut ke belakang. Tepat saat angin berhembus menerbangkan rambut miliknya. Membuat wajah cantik dengan rahang tegas Jisoo terpampang jelas. Siswa laki-laki 'Perfect Highscool' nampak berdecak kagum. Sampai ada yang tersandung lalu jatuh.
"Bangsat cakep amat."
"Kalau bukan karna Arka udah gue embat tuh cewek."
"Gila sih dari awal masuk dia udah jadi inceran gue."
"Andai muka gue secakep Ji Chang Wook, Arka udah gue tikung dari dulu."
"Ngapain kamu?" tanya Sehun heran saat Jisoo menutup mata sambil membiarkan rambut panjang gadis itu terbang terkena angin.
"Eh?"
Jisoo mengerjap kecil. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Gapapa. Yaudah yuk! Ke kantin aku laper." Jisoo menyeret lengan Sehun paksa. Merutuki diri sendiri tadi malah menghayati peran menjadi bintang iklan shampoo lifeboy saat angin menerpa wajahnya.
Sehun mengernyit bingung. Namun tak acuh memasukkan tangan kirinya ke saku celana. Pemuda itu membiarkan satu tangannya di dekap posesif Jisoo. Menyandang tas hitam di lengan kiri. Jaket denim hitam yg melekat di tubuh proposionalnya. Sehun melangkahkan kaki dengan wajah dingin. Memancarkan aura khas seorang Pangeran Sekolah.
"Anjir Kak Arka makin cakep!"
"Iri banget sama Kak Jisoo huhuhu!"
"Kalau muka ini bisa jual tambah gue udah ganti muka jadi Irene Redvelvet anjir!"
"Mundur aja lah Vin. Liat noh saingan lo ganteng banget kek Dewa Yunani."
Jisoo melirik kanan kiri. Gadis itu berdecak kesal. Mendongak menatap Sehun yang hanya memasang wajah angkuh tak tersentuh. Gadis itu mendesah pelan. Mengeratkan dekapan lengannya di lengan Sehun.
Keduanya jadi pusat perhatian pagi itu. Pujian sampai sindiran sinis terdengar memenuhi suasana gerbang utama PHS. Keduanya hanya melangkah tak perduli. Dengan jemari saling menggenggam erat.
***
"Pada bolos semua kali ya sampe kantin jadi sempit gini." ujar Jisoo.
Kantin penuh dengan siswa siswi yang berlomba-lomba mengantri membeli makanan. Meja bahkan hampir seluruhnya penuh. Padahal sudah waktunya jam pelajaran tapi kantin malah seramai ini.
"Kamu duduk aja biar aku yang pesen." ujar Sehun mendudukan Jisoo di salah satu kursi kantin.
"Loh aku juga mau ikut."
"Rame sayang, nanti kamu ke injek."
"Enak aja! Ga bakal itu mah aku kan tinggi."
"Tinggi apanya, kepala kamu aja cuma sampe ketek aku."
"Itu kamu nya yang ketinggian!"
"Makanya kalau kecil minum susu bukan teh sisri."
"Apa hubungannya ih, aku ga pendek cuma kurang tinggi doang!"
"Heleh beda kosa kata doang."
"Pokoknya aku ga pendek!"
"Iya iya kamu tinggi. Jadi sekarang mau pesen apa?" alih Sehun agar Jisoo tak kembali membuka sesi debat. Keduanya juga harus cepat masuk ke kelas untuk belajar.
"Batagor pe--"
"Pagi-pagi kamu mau makan begituan? Gak! Pesen yang lain."
"Yaudah indomie sa--"
"Big no! Kamu pesen nasi goreng aja sama jus jeruk. Oke. Sip"
Sehun beranjak pergi meninggalkan Jisoo yang termangu bingung. Gadis itu mengerjap-ngerjap kecil. Menatap punggung Sehun yang mengantre di depan stand nasi goreng. Lalu melangkah kembali ke arahnya dengan sepiring nasi goreng dan jus jeruk.
"Nih ini aja makan." Sehun menyodorkan sepiring nasi goreng dan jus jeruk di hadapan Jisoo yang merengut. Melipat kedua tangan di depan dada.
"Gamau."
"Makan itu aku belinya pake uang."
"Maunya batagor."
"Nanti pas istirahat. Sekarang makan ini dulu."
"Males. Ga suka."
"Makan nasi aja susah banget."
"Lagi ga mood makan nasi Arkasenaaa."
"Batagor ga sehat di makan pagi pagi Sabellaaaa. Apalagi nanti kamu makannya pake saos."
"Ya batagor ga bakal nikmat kalau ga di tambahin saos dong."
"Aku pernah tuh. Enak kok."
"Ya itu kan kamu bukan aku. Selera orang beda-beda."
Sehun menghela napas lelah. Jika Jisoo mulai bertingkah. Saatnya mengeluarkan kartu AS.
Sehun menarik kursi lebih dekat kearah Jisoo. Mendudukkan diri di sana. Menarik piring nasi goreng lebih dekat. Menyendokkan penuh. Sehun menarik wajah Jisoo mendekat. Menyuapkan paksa. Kemudian mendekatkan wajah ke arah Jisoo hingga hanya tersisa jarak 3 cm di antara keduanya.
"Kalau ga di telan aku cium kamu di sini."
"Ih ap--"
Jisoo terhenyak saat Sehun maju lebih dekat. Terdengar pekikan tertahan dari siswa siswi yang memperhatikan keduanya. Gadis itu meneguk ludah. Mulai mengunyah suapan nasi goreng Sehun.
Sehun tersenyum lebar hingga membentuk eye smile. Mengusak pelan rambut Jisoo.
"Pinter." ujarnya.
Jisoo menarik napas dalam. Menghembuskannya berat.
"MUNDUR ARKASENA MUNDUR!! ATAU GUE BAKAL MASUK ICU KEKURANGAN OKSIGEN GARA-GARA MUKA ELO YANG MIRIP DEWA YUNANI INI!! ASTAGA JANTUNG GUEEE!!." batin Jisoo berteriak memaki dalam hati.
***
a/n:
Mau nentuin vote sampe 100 aku bakal lanjut update. HA HA.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASENA [✔]
RomancePunya pacar yang gantengnya kelewatan itu gak enak, serius. Tiap jalan bareng ada aja yang ngelirik kagum, bahkan sampai ada yang rela jadi perusak hubungan saking tergilanya sama dia. Arkasena. Pangerannya sekolah yang jadi incaran wanita. "Arka! K...