"Huhuhuhuhu..... Bangsat!!"
"Udah kali Jis. Aku gak meninggal masih idup."
"Huhuhu...."
"HUHUHUHUHU..... ARKASENA SIALAN BIADAP MONYEET TANGGUNG JAWAB!!!"
Sehun terkesiap. Membekap mulut Jisoo di sampingnya yang merengek.
"Jis. Jangan bikin orang lain salah paham ngira aku perkosa kamu." ujar Sehun. Masih membekap mulut Jisoo.
Jisoo melotot. Memukul keras punggung tangan Sehun yang meringis sakit karena mengenai jarum infusnya.
"Masih mesum aja kamu! Huhuhu..."
Sehun memutar bola mata jengah. Menatap Jisoo yang lagi-lagi berlagak menangis.
"Udah elah. Maap." ujar Sehun.
"Gakk!! Aku jantungan tau liat kamu tiba-tiba kejang-kejang gitu. Hampir aja aku teriak manggil dokter."
Sehun terkekeh kecil. Mengingat kejadian tiga puluh menit yang lalu (iya Jisoo ngerengek selama hampir kurang lebih tiga puluh menit.), saat Jisoo memegang tangan Sehun sambil terisak. Mengucap kata-kata pilu dengan raut wajah sedih, sampai tak sadar jika Sehun sudah mengerjap tersadar. Saat pemuda itu baru saja ingin memanggil Jisoo yang masih saja terisak, sebuah ide tak patut di contoh muncul. Sehun menahan napas membuat pasokan oksigen di paru-paru pemuda itu jadi menipis, menimbulkan bunyi tit-tit-tit yang membuat Jisoo tersentak. Gadis itu mengerjap panik, semakin kalap saat Sehun dengan dramatisnya berlagak kesusahan bernapas sambil membuat gerakan seakan sedang di pasangkan alat kejut jantung. Jisoo seakan terkena serangan panick attack, gadis itu sudah bergerak kebingungan.
"Loh Sehun!! Kamu kenapa?!! Heh!"
"Kamu gak bisa napas?!!"
"Duh gimanaa!! Jawab elah aku nanya!!"
"Sehun jangan mati dulu kita belum nikaahh!!"
Sehun sekuat tenaga menahan tawanya. Jisoo yang sudah hampir saja terkena serangan jantung dadakan karena panik akhirnya memutuskan untuk memanggil dokter. Gadis itu berlari kearah pintu masuk, ingin segera meminta tolong pada siapapun. Padahal sudah jelas, di atas ranjang Sehun terdapat tombol emergency.
"BAHAHAHAHA!!!! GUSTI NU AGUNG." tawa Sehun menggelegar di segala penjuru ruangan.
Jisoo terlonjak dengan posisi tangan yang memegang kenop pintu. Gadis itu berbalik, melihat Sehun di sana tertawa terbehek-behek sambil memegang perut.
"Biadap." umpat Jisoo.
"Huhuhuhu.... Kalau aku kena serangan jantung gimana."
"Gak usah lebay."
Jisoo mendesis, memukul dada Sehun keras hingga terdengar bunyi nyaring.
"Anj--kalau aku mati beneran gimana." ujar Sehun meringis, memegang dada kirinya nyeri.
"Biarin. Gak peduli. Mau kamu megap-megap sekarat bodoamat."
"Yakin?"
"Paan sih! Mukanya gak usah gitu."
Sehum terkekeh, pemuda itu bangkit dari posisi terlentangnya. Satu tangan pemuda itu terulur, menarik tubuh mungil Jisoo dalam dekapannya. Memeluk gadis itu erat.
"Awas ih! Kamu bau obat." Jisoo memberontak. Memukul kecil dada bidang Sehun.
"Biarin, biar kamu mabok."
Jisoo mencibir, berhenti memukul dada bidang Sehun. Balas memeluk pemuda itu sama eratnya.
"Ceroboh." ujar Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASENA [✔]
RomansaPunya pacar yang gantengnya kelewatan itu gak enak, serius. Tiap jalan bareng ada aja yang ngelirik kagum, bahkan sampai ada yang rela jadi perusak hubungan saking tergilanya sama dia. Arkasena. Pangerannya sekolah yang jadi incaran wanita. "Arka! K...